"Aku hanya punya satu penguat sekarang, yaitu kamu."
_Hugo Damian Adhitama_
"Tapi, mungkin."
"Mungkin? Mungkin apanya?"
"Mungkin gue suka sama lo."
Glory diam, begitupun dengan Algra, Hugo yang mendengarnya dari ruang tengah pun ikut diam tak bergeming. Tidak lama kemudian Algra tertawa lagi, cowok itu bahkan memukul-mukul meja saking lucunya. Sangat puas rasanya membuat Glory terkejut dan Hugo terbakar cemburu, entah apa maksud semua itu. Algra bukan lah tipe cowok yang mudah di tebak.
"Dasar gila," gumam Glory pada Algra.
"Nggak ada yang lucu! Cepat kerjakan itu!"
Tawa Algra mereda, cowok itu menghapus air mata yang keluar saat tertawa. Di lihat dari raut wajahnya Algra terlihat sangat bahagia. Ia kembali mengerjakan tugas itu dengan serius dan Glory kembali melanjutkan coretan nya di buku cowok itu, entah apa yang dia tulis tadi ia juga terlihat sibuk dengan itu.
Suasana menjadi hening seketika. Glory kembali melirik Algra, cowok itu selalu bilang jika dirinya itu tampan, ya, Glory tidak bisa menyangkalnya. Algra memang tampan tapi sifat nya yang jahil membuat siapa saja akan naik darah. Tapi, jika Algra tengah serius seperti sekarang ini, rasanya seperti melihat orang yang berbeda, Algra yang jahil seperti pergi entah kemana dan sekarang hanya Algra dengan dirinya yang lain.
Bi Wulan masuk dengan tergopoh-gopoh ke dalam rumah itu, ia langsung menghampiri Glory.
"Bibi? Loh, kok malam-malam datang ke sini?" tanya Glory bingung, sore tadi wanita itu meminta izin untuk pulang karena pekerjaan nya sudah selesai tapi sekarang wanita itu datang kembali dengan menampakkan wajah paniknya.
Glory berdiri. "Bi, ada apa?" tanya Glory lagi.
"Den, den Hugo ke mana, Non?" Bi Wulan balik bertanya. Mendengar namanya di sebut, Hugo menghampirinya.
"Den, itu Den ..." Bi Wulan makin panik.
"Itu apa?"
"N-non Hanin, m-masuk rumah sakit," ucap Bi Wulan. Mereka terkejut, Hugo langsung bergegas pergi tanpa banyak bertanya lagi apa penyebab Hanin masuk rumah sakit.
Glory menoleh pada Algra, cowok itu menampakkan ekspresi bingung nya pada Glory.
"Apa terjadi sesuatu?" tanya Algra. Glory mengangguk pelan sebagai jawaban.
....
Glory tidak membiarkan Hugo pergi sendirian, ia segera menyusul setelah Bi Wulan memberitahukan nama rumah sakitnya. Algra tidak ingin pulang di saat seperti ini, jadi ia ikut Glory menyusul Hugo ke rumah sakit.
Setibanya di rumah sakit, Glory dan Algra berlari mencari ruang UGD. Saat tiba, ia melihat Hugo yang tengah duduk di lantai sembari bersandar pada dinding. Apa terjadi sesuatu? Hugo terlihat sangat kacau, rambutnya berantakan matanya merah, cowok itu menangis?
Glory menghentikan langkahnya dengan perasaan kalut, jujur hatinya ikut sakit melihat kondisi Hugo saat ini. Glory melangkah pelan menghampiri Hugo, menyadari ada yang datang Hugo mendongkak. Ia langsung berdiri saat melihat Glory di sana, air mata Hugo tidak bisa di tahan lagi.
"Glo," ucap Hugo pelan.
Glory berhenti tepat di hadapan Hugo. "Tante Hanin sakit apa?" tanya Glory, ia menoleh menatap ruang UGD yang masih tertutup itu.
Hugo memeluk Glory erat, cowok itu menumpahkan semua tangisnya dalam pelukan itu. Hati Glory bergetar mendengar tangisan Hugo, kali ini Hugo sangat rapuh, baru kali ini ia melihat Hugo sangat rapuh seperti ini, apa yang sebenarnya terjadi? Apa terjadi sesuatu dengan Hanin yang membuat Hugo sampai hancur seperti sekarang ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm (not) okay
Teen FictionMengubah diri itu perlu, walaupun terkesan jahat di mata orang lain