6 | JADI JODOH AKU, MAU?

725 111 451
                                    

"Semangat ku itu ada pada-mu. Jika kamu pergi, maka aku tidak punya alasan lagi untuk bertahan."

_Glory_





______

Duduk di rumah membuat Glory rasanya ingin gila. Cewek itu mencoba keluar menghirup udara segar sore hari di taman yang tidak jauh dari rumahnya. Glory sengaja mengurai rambutnya untuk menutupi pipi kanannya, tamparan Rey tadi masih meninggalkan bekas walaupun sudah Glory tutupi dengan foundation, di pipi kiri tidak terlalu nampak tapi di pipi kanan terlihat cukup membekas, setidaknya dengan mengurai rambutnya akan bisa juga menutupinya.

Dddrrrr..

Drrrttt

Dddrrrrtt..

Deringan hp Glory membuat cewek itu tersadar dari lamunannya, ia menunduk menatap hp miliknya tertera nama "Aileen besty🥰" di sana. Tidak Glory hiraukan, hp itu terus berdering hingga mati sendirinya. Tidak berselang lama hp miliknya kembali berdering, nama yang sama tertera di sana. Cewek itu akhirnya menggeser layar hp nya untuk menjawab panggilan itu.

"Kenapa?" tanya Glory.

"Lo dimana sih? Jalan yuk, gue udah ada di cafe-nya Zanna nih. Tadi gue mau manggil lo buat bareng tapi kata Bang Bara lo lagi nggak ada di rumah, emangnya lo dimana?" ucap Ail membuat Glory melihat di sekelilingnya.

"Gue lagi di taman dekat kompleks," jawab Glory.

"Ya udah lo kesini aja. Ada Aidan juga loh," ucap Ail lalu terkekeh setelahnya. Memang cewek itu sangat setuju jika Glory bersama Aidan dibandingkan bersama Hugo.

Glory tampak berfikir lagi, Ail bisa dibilang mempunyai penglihatan yang cukup jeli. Bisa saja cewek itu akan menebak apa yang terjadi dengan Glory. Glory tidak siap cerita saat ini, hatinya masih sangat sakit dengan perkataan dan perbuatan ayahnya tadi.

"Hallo, Glo... Kok lo diam aja, lo jadi datang, kan? Please, ayo dong. Emang lo nggak bosan di rumah terus?" ucap Ail menyadarkan Glory dari lamunannya.

"Iya, nanti gue datang," ucap Glory dengan berat hati.

Glory memutuskan sambungan telepon nya sepihak tanpa menunggu Ail berucap. Rasa nyeri di pipinya masih dapat ia rasakan, bukan saja di pipi tapi di bagian tubuhnya yang terkena pukulan tadi. Glory berdiri dan mulai mencari taksi di jalan dekat taman.

Hanya butuh lima menit Glory sudah sampai, dapat ia lihat cafe milik Zanna ada di seberang jalan sana. Pengunjungnya cukup rame padahal cafe itu baru buka dua Minggu yang lalu. Cewek itu berdiri di tepi jalan sembari menoleh ke kiri dan ke kanan untuk menyebrang, namun satu objek berhasil di tangkap mata cewek itu.

"Kak Hugo?" ucap Glory sembari melihat pemilik mobil yang parkir di halaman rumah sakit jiwa turun dari mobil miliknya, dia adalah Hugo, tidak mungkin cewek itu salah lihat. Glory sangat mengenal bentuk tubuh, tinggi, serta setelah yang biasa Hugo pakai.

Glory membawa kakinya menunju rumah sakit jiwa yang letaknya tidak jauh dari cafe milik Zanna.

Dddrrrrtt

Dddrrrrtt

Bukan waktu yang tepat untuk menjawab panggilan dari Ail saat ini, cewek itu sangat penasaran apa yang dilakukan Hugo di rumah sakit jiwa. Glory sengaja memberikan mode senyap pada hp nya lalu ia kembali mengikuti Hugo yang sudah masuk ke dalam rumah sakit.

"Loh, itu bukannya baju yang di beli Kak Hugo semalam?" ucap Glory saat melihat Hugo menenteng tas belanjaan semalam.

Glory terus mengikuti Hugo dengan penuh penasaran. "Masa iya sih pacar Kak Hugo orang gila, yang benar aja." Glory terus berbicara membuat suster dan orang-orang yang berlalu lalang melihatnya.

I'm (not) okayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang