45. A Thousand Winds

3.1K 224 172
                                    

Liam tertawa pelan melihat bagaimana Niall yang cemberut, barusan Niall menanyakan tentang masa kecil Liam yang ingin ia ketahui. Dan Liam justru mengatakan bahwa ia hanya memiliki teman seekor hiu. Niall mengerang kesal karena jawaban main-main Liam.

"Sungguh, aku benar memiliki hiu." Ujar Liam disertai kekehannya. Setelah beberapa saat ia pun kembali berujar lebih tenang. "Bohong, aku pikir teman pertamaku dulu adikku sendiri. Kemudian Rui."

"Kalian benar berteman dulu?" Niall masih tak percaya bahwa mantan kekasihnya adalah teman masa kecil kekasihnya sendiri.

Pertanyaan Niall dijawab anggukan oleh Liam. "Iya, sebelum aku mulai tak suka berteman dengannya karena ada yang aneh padanya." Liam tak akan menyebutkan kedekatan Rui dengan Hami lah yang menjadi salah satu alasan ia dan Rui tak menjadi dekat.

"Mengenai Rui, ia sudah meminta maaf padamu dengan benar kan?" Liam memainkan jarinya di sisi wajah Niall, membelai pipinya kemudian mengusap kepalanya.

"Aku memaafkannya, Liam. Aku dan ia harus memiliki penyelesaian, aku dan Rui perlu itu untuk bisa menemukan bahagia lain tanpa mengikut sertakan apa yang pernah terjadi dulu." Jawab Niall.

"Jadi kau sekarang tak apa jika aku membahas bahwa, Rui sejak kecil selalu menjadikan Hami sebagai sosok yang ia ikuti kemauannya?" Tanya Liam.

Niall mengangguk tak keberatan. "Tidak apa, aku juga sekarang mendapat Liam yang tak pernah memprotes apapun saat aku tak ingin mengikuti kemauannya." Mengingat Rui, membuat Niall kembali ingat sentuhan itu.

Dan yang ia pikirkan adalah, mungkin Liam marah karena ia pernah hampir disentuh Rui saat itu. Padahal hubungan ia dan Liam pun tak pernah sejauh itu.

"Liam, maaf aku tak pernah memberimu lebih." Ujar Niall pelan.

"Aku tak meminta kau memberiku lebih dari apa yang bisa kau berikan." Jawab Liam tanpa pikir panjang.

"Apa yang kau pikirkan tentang aku dan Rui saat itu, Liam?" Niall penasaran dengan apa yang ada dalam kepala Liam tentangnya.

Mendengar hal itu, Liam menatap kekasihnya tepat di matanya. Mrnyampaikan keraguannya untuk menjawab pertanyaan itu, tapi Niall memang ingin mendengar jawaban Liam.

"Kau ketakutan." Jawab Liam.

Niall mengangguk, itu benar. Dan ia sadar bahwa ia tak pernah mengatakan tentang alasan apa ia sesulit itu dalam menerima sentuhan. "Aku sebelumnya belum pernah mengatakan ini, dan kau juga tak pernah menanyakannya. Alasan aku ketakutan."

"Kau mau memberitauku?" Tanya Liam hati-hati, seolah takut apa yang akan ia ucapkan bisa membuat Niall tak suka atau tersinggung.

"Aku tidak tau apa yang harus aku beritau, karena aku hanya-takut." Aku Niall, ia tak bohong tentang hal itu bahwa ia rasa ketakutannya hanya ada begitu saja pada dirinya.

Niall tak pernah merasakan sentuhan lain sebelumnya, kekasihnya sebelum Liam hanya Rui dan dulu Rui jelas tak peduli atas keberadaannya. Bahkan ia baru sadar bahwa ia memiliki ketakutan itu setelah ia berada di paris, dan hampir mengacaukan pesta Mara karena tangis ketakutannya.

Saat Mara bertanya padanya keesokan harinya tentang apa saja yang diperbuat salah satu teman Mara semalam, Niall bahkan tergagap dengan tubuh yang kembali bergetar mengingat kejadiannya. Sejak saat itulah Niall tau ada yang aneh dalam tubuhnya.

Tapi saat ia mulai menjalin hubungan dengan Liam , Niall sempat berpikir ia akan bisa menerima sentuhan Liam. Karena jelas-jelas Liam itu siapa untuknya, berbeda dengan kasus teman Mara saat itu yang sebenarnya adalah orang asing.

Namun salah, Niall tetap kesulitan mengendalikan gemuruh tak nyaman setiap jemari Liam menyentuh tubuhnya lebih jauh. Padahal seharusnya ia percaya pada Liam, tapi tubuhnya tetap tak semudah itu menerima sentuhan Liam.

A Thousand Winds ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang