Wajah Niall memerah, melihat Liam yang baru datang setelah menyelesaikan kelasnya. Tampilan Liam kali ini dengan rambut bagian depan yang diangkatangkat hingga menampilkan dahinya, Niall jarang melihat tampilan kekasihnya seperti itu. Liam lebih sering menurunkan rambutnya, menutup dahinya. Tapi Niall ingat jelas pertemuan pertamanya dengan Liam dulu, Liam dengan tatanan rambut seperti itu— rambut yang terangkat menampilkan seluruh wajah tampan Liam.
Begitu sampai di hadapan Niall, Liam menyisir rambutnya dengan jemari membuat rambut bagian depannya kembali menutupi dahinya.
"Tadi kau terlambat?" Niall menanyakan itu sembari membantu Liam merapihkan rambutnya.
Niall tadi sempat melihat Liam yang terburu-buru memasuki kelasnya, Niall mengira Liam terlambat datang dan hampir ketinggalan kelasnya.
"Nyaris terlambat, tapi tidak." Jawab Liam.
Selesai merapihkan rambut Liam, Niall bertanya lagi. "Tadi memangnya dari mana dulu?" Karena ia rasanya tak pernah mendengar Liam terlambat, ia selalu tepat waktu.
"Zach mengacau, Damien dan yang lainnya menghubungiku." Liam menghela napasnya mengingat masalah salah satu temannya itu.
Niall mengerutkan dahinya. "Pagi-pagi sudah mengacau?"
"Menurut Damien, malam sebelumnya Zach tidur dengan seseorang dan paginya wanita itu memarahi Zach setelah sadar semuanya." Liam menjelaskan secara singkat.
"Itulah kenapa aku tak membolehkanmu banyak minum, Liam." Niall mengatakannya dengan suara yang lebih pelan.
Liam mengangguk, mengusap kepala Niall. "Iya, papa dan baba juga sering memberitauku itu."
"Jadi kalau aku minum, aku mungkin dalam situasi yang lebih kacau. Karena selain baba dan papa, aku juga akan membuatmu kecewa." Liam mengulas senyum untuk Niall.
Niall mengangguk kemudian membalas senyum Liam.
"Kau sudah makan siang?" Liam merangkul bahu Niall, mereka berjalan bersisian.
"Sudah, Liam tadi kau sempat sarapan tidak?"
Liam menggelengkan kepalanya, ia bahkan belum menghubungi babanya sama sekali hari ini. "Belum, aku juga belum membaca pesan baba semalam." Tangannya yang satu meraih ponselnya, membaca lagi pesan babanya semalam dan baru bisa membalasnya.
Niall melirik Liam. "Kau ingin makanan berat? Aku akan menemanimu."
"Bagaimana kalau pergi ke cafe saja? Aku ingin sandwich." Liam mengajak Niall pergi ke cafe yang ada dekat dengan gedung apartemen Niall, agar nanti kekasihnya tak terlalu jauh untuk pulang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Niall menunduk mengecek celananya, saat menemukan noda dari cream kue yang tadi ia makan mengotorinya. Ia pun memutuskan membersihkan dulu itu, sementara Liam yang berjalan beberapa langkah lebih dulu dari Niall kini menoleh menatap kekasihnya.