Fragile Winds

1.7K 153 91
                                    

"Niall, kau akan pergi dengan Liam?" Tanya papi saat melihat anaknya turun dengan pakaian yang sudah rapih.

Tapi anaknya itu justru menggelengkan kepalanya. "Liam baru baikan dengan Hami, sudah lama mereka tak pergi bersama." Kemarin pun Niall mendengar cerita dari Liam kalau adik kakak itu untuk petama kalinya lagi pergi keluar bersama.

Mengenai Liam yang memutuskan untuk memaafkan Hami, Niall tak tau pasti sejak kapan Liam telah kembali luluh oleh adiknya itu. Yang Niall tau hanya saat mereka sampai di bandara, Liam berkata ia akan menemui Hami.

Lagi pula Niall pikir Liam memang tak akan bisa marah begitu lama pada Hami, mengingat bagaimana hubungan erat keduanya sejak dulu.

"Liam juga sedang mengkhawatirkan baba yang terlihat tak baik." Selain mengatakan padanya bahwa ia baru bisa pergi lagi dengan Hami, Liam juga memberitaunya bahwa baba terlihat dalam kondisi yang tak biasanya. Jadi Liam akan tinggal juga di rumah mengawasi babanya.

"Jadi kau akan pegi sendiri?" Papi masih mempertanyakan itu.

Niall masih menggelengkan kepalanya. "Aku akan pergi dengan papi."

Papi mengerutkan dahinya. "Kita tidak ada janji, Niall."

"Tidak apa, aku sedang ingin makan diluar dengan papi. Liam sering bilang itu namanya kencan." Niall tersenyum saat mengatakannya. "Hari ini aku ingin dengan papi, besok dengan ayah dan papi." Ia terkikik geli.

Sebenarnya, papi kadang sulit mengiyakan ajakan anaknya untuk pergi keluar berdua. Ia selalu mengkhawatirkan Niall, tapi dominannya pun sering memperingatkannya juga untuk tak pergi sendiri— itulah kenapa papi mensyukuri kehadiran Hami yang selalu mau menemaninya pergi.

Papi selalu merasakan berat dalam hatinya saat kembali mengulang kalimat itu dalam benaknya. Bahwa, ia hanya akan pergi berdua dengan Niall.

Tapi ia juga tak bisa menolak ajakan anaknya disaat sebelumnya begitu banyak waktu dimana dirinya tak bisa menemani Niall, tak menjadi temannya saat Niall ingin pergi. Ditambah ia juga pikir Niall pasti tengah menginginkan sesuatu untuk makan siangnya, sementara papi tak begitu pandai membuat hidangan. Kalau mereka akan makan bersama, papi banyak dibantu ayah untuk menentukan menu dan mencari tau resep ini-itunya.

Meski dulu ia pernah bekerja di restoran teman ayah Niall, ia tak begitu banyak mempelajari cara memasak berbagai menu. Papi juga lebih sering diajak makan diluar oleh dominannya, karena saat waktu makan di rumah ia pernah begitu menghindari ayah Niall. Jadi dominannya mengambil langkah untuk selalu mengajaknya makan diluar agar mereka bisa berbicara.

Dulu papi dan ayah, sudah tinggal serumah jauh sebelum mereka menikah. Banyak hal terjadi, lalu ada waktu dimana ayah begitu marah pada papi sampai mengungkit pekerjaan hina papi dulu sampai membuatnya sakit hati dan memutuskan untuk menjaga jarak. Bahkan papi yang sudah memiliki rasa saat itu berusaha keras menghilangkannya, karena telah disadarkan oleh ucapan ayah bahwa ia berada di tempat yang berbeda dengannya.

"Niall, memangnya sedang ingin makan apa?" Tanya papi.

"Nanti saja kita bicarakan itu, papi siap-siap dulu saja ya? Aku akan menghubungi ayah dulu, kalau ingin menyusul boleh." Cengirnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
A Thousand Winds ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang