Liam cukup sering mengunjungi perpustakaan, saat merasa bahwa kamarnya akan terasa membosankan untuknya belajar Liam akan memilih perpustakaan untuk ia menyelesaikan atau mengulang apa yang telah ia pelajari setiap harinya.
Teman-temannya tak begitu menyukai perpustakaan, Zach terlalu abai tentang kuliahnya, sementara Damien tak terlalu suka di dalam ruangan. Jadi Liam lebih sering ke perpustakaan sendiri, dan itu bukan sebuah masalah untuknya.
Ditambah akhir-akhir ini ia selalu menebak-nebak sendiri apakah Niall akan ada di perpustakaan atau tidak, jika ia menemukannya maka ia akan menatapnya sampai sosok itu menyadari keberadaannya dan Liam akan tersenyum juga menyapanya tanpa suara. Dan saat Niall tak juga ia temukan keberadaannya maka Liam akan berharap untuk bertemu dengannya dimana saja.
Tapi hari ini ternyata sosok itu ada, duduk sendirian dengan hanya menatap laptopnya. Tapi beberapa buku ada di sekitarnya, Liam pikir sudah sejak tadi Niall ada disana sementara Liam baru beberapa menit duduk di salah satu kursi hingga teringat untuk segera mencari seseorang. Dan begitu menemukannya dalam pandangannya, Liam bangkit dari tempat duduknya. Meraih tas juga laptopnya Liam memutuskan untuk menghampiri Niall.
Liam mendekat tanpa ingin membuat Niall terkejut, dan Niall sepertinya langsung menyadari langkahnya yang mendekat kini menoleh padanya.
"Aku duduk disini, boleh?"
Halis Niall naik sekejap, tapi kemudian ia langsung mengangguk. "Boleh."
"Tidak dengan Mara?" Tanya Liam setelah membenahi lagi posisi duduknya.
Niall menoleh padanya untuk menjawab hal itu. "Tidak, aku belum bertemu dengannya hari ini."
"Kalau kau sendirian seperti ini aku boleh menghampirimu lagi?"
"Hh?" Niall sedikit terkejut juga bingung, tapi tak ada salahnya juga justru Niall senang karena ia tak akan sendirian. "Boleh, Liam."
"Terimakasih." Liam tak menyembunyikan rasa senangnya. Lalu ia mengeluarkan sesuatu dari tasnya, kemudian menggesernya ke sebelah tangan Niall yang ada di atas meja. Itu cemilan berbentuk croissant kecil yang sengaja ia bawa
"Ini, aku membawanya untukmu." Ujar Liam, ia melihat Niall yang terlihat ragu menerimanya.
"Selagi kau bertanggung jawab atas sampahnya, kau akan aman."
Niall terkekeh melihat kilat jenaka pada mata Liam. Ia kemudian membukanya dan tersenyum lebar. "Little croissant."
"Its cute right?" Bisik Liam dengan senyumnya juga.
Dan Niall mengangguk. "Ya."
Liam pikir dalam setiap pertemuannya dengan Niall ia pasti di hadapkan pada situasi canggung lagi yang dibuat Niall, tapi tak sulit juga untuk membuat Niall berbicara lebih nyaman lagi dengannya. Sepertinya Niall ini memang hanya pemalu, bukan sosok dingin dan pelit berbicara.
Keberadaan mereka di perpustakaan adalah sama-sama untuk belajar tapi mereka juga tak sehening itu, Liam akan melempar pertanyaan ringan dan Niall akan menjawabnya. Atau Liam akan membuka pembicaraan kecil dan benar-benar melenyapkan suasana canggung itu hingga tak bersisa. Liam pandai dalam hal itu.
"Kau jauh lebih lama disini dari padaku, kau pasti lapar." Komentar Liam saat keduanya turun dari perpustakaan.
Niall terkekeh pelan dengan tebakan Liam.
"Mau pergi denganku tidak?"
Mendengar tawaran yang diajukan Liam, Niall tertarik menerimanya tapi. "Kau tidak ada rencana pergi dengan teman-temanmu, Liam?"