Bab 26 : Pahala yang Tak Terbatas.

348K 15.9K 613
                                    

"Tuh bocah kemana lagi, dah! Sebentar ada, sebentar ngilang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tuh bocah kemana lagi, dah! Sebentar ada, sebentar ngilang. Dia beruntung karena ustadzah belum pada sadar," ujar Adel yang tengah bersiap untuk berangkat madin.

Malam ini, Ayra menjadi perbincangan hangat di antara ketiga temannya di asrama.

"Jangan-jangan Ayra kabur lagi?" balas Farah, menebak-nebak.

"Nggak mungkinlah. Dia pasti pilih-pilih waktu kalau kabur, apalagi dia masih tergolong santri baru."

Suara Maya terdengar menimpali. "Atau mungkin ada di ndalem?"

Adel dan Farah, keduanya menatap Maya bersamaan. "Bisa jadi."

Sementara itu di kamar Rayyan, Ayra tengah meminta izin pada lelaki itu untuk membiarkan ia kembali ke asrama.

"Mas aku izin ke asrama, ya?" Ayra menghampiri Rayyan yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Mau berangkat madin?" balas Rayyan seraya menyugar rambutnya yang basah karena air wudhu. Sedetik berikutnya ia menuju ke nakas untuk mengambil peci dan mengenakannya.

Ayra terus mengikuti Rayyan dari belakang. "Iya, tapi aku mau tidur di asrama juga."

"Kamu masih hutang hukuman, Sayang." Rayyan menoleh, mereka saling beradu tatap.

"Ish! Kok, Mas masih ingat, sih?!" kesal Ayra, padahal ia berniat ke asrama agar Rayyan melupakan soal hukumannya.

Rayyan terkekeh melihat wajah gadis itu yang menahan kesal.
"Mas nggak bakal lupa kalau soal itu."

"Udah jadi suami tapi tetap aja nyebelin," lirih Ayra.

"Mas dengar, Ay."

Ayra terkesiap begitu pendengaran lelaki itu sangat tajam. "Aku nggak ngomong apa-apa, kok, Mas. Hehe!" balas Ayra diakhiri kekehan kecil di akhir kalimat.

"Jadi, hukuman aku apa?" sambung Ayra.

"Sebentar, Mas mau ambil sesuatu dulu." Rayyan membuka nakas untuk mengambil sebuah tasbih dan kertas kecil di sana.

"Kamu cukup berdiri di depan masjid dengan membaca ini." Rayyan lebih dulu memberikan kertas tersebut pada sang istri.

Ayra menerima itu dan membukanya perlahan. Sebuah kertas dengan tulisan arab yang ia sendiri tidak mengerti apa maknanya.

 Sebuah kertas dengan tulisan arab yang ia sendiri tidak mengerti apa maknanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KIBLAT CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang