Tepat pukul sepuluh malam, Rayyan dan Ayra kembali tiba di rumah setelah beberapa menit perjalanan. Sepasang suami istri itu disambut oleh Haikal yang tengah menikmati secangkir kopi di teras rumah.
Ayra tersenyum menanggapi sambutan dari sang ayah, berbeda dengan Rayyan yang tampak mengernyitkan dahinya ketika melihat tatapan Haikal yang tidak seperti biasanya.
"Assalamualaikum," salam Rayyan dan Ayra bersamaan, tak lupa menyalami Haikal dengan takzim.
"Wa'alaikumussalam warahmatullah." Haikal menjeda ucapannya. "Kayaknya putri Ayah happy banget malam ini, gimana jalan-jalannya? Seru?" tanya Haikal, tatapannya jatuh pada sang putri yang terlihat sangat bahagia.
Ayra mengangguk antusias.
"Seru, dong, apalagi ditemenin sama suami yang lagi cembulu," balas Ayra seraya melirik Rayyan.Haikal terkekeh.
"Itu artinya Rayyan tulus sayang dan cinta sama kamu, Nak.""Hem, Ayra sangat bersyukur untuk itu," balas Ayra, sebelah tangannya masih erat menggenggam jari jemari Rayyan.
Haikal tersenyum menanggapi itu.
"Ya, udah, kamu masuk dulu, gih. Pasti capek, kan, habis jalan-jalan?""Mas Ray nggak disuruh masuk juga, Yah?" Ayra menatap sang ayah, bertanya-tanya.
"Mungkin ada yang mau Ayah bicarakan sama Mas, Ay. Kamu duluan aja ke kamar, nanti Mas nyusul."
"Betul apa kata suami kamu, ada yang mau Ayah bicarakan dulu sama Rayyan, ini urusan laki-laki." Haikal menimpali.
"Kalau gitu Ayra masuk dulu, Assalamualaikum."
"Wa'alaikumussalam warahmatullah."
Melihat pintu yang kembali tertutup, kini Haikal menatap Rayyan seolah menuntut penjelasan.
"Ray, sepertinya kamu tahu apa yang akan Ayah tanyakan sama kamu."
Rayyan tak menjawab. Namun, tatapan matanya tertuju pada selembar kertas yang berada di atas meja, tepat di samping secangkir kopi.
"Ayah dapat dari mana?"
"Kenapa kamu buang?" Bukannya menjawab pertanyaan Rayyan, Haikal justru kembali bertanya.
"Ray minta maaf, Yah. Ada alasan sendiri kenapa Ray melakukan itu." Jeda tiga detik, "Apa Bunda juga tahu?"
Haikal menghela napas berat, suaranya seakan tercekat di tenggorokan.
"Bunda belum tahu.""Apa Ayah bisa bantu Rayyan buat menyembunyikan ini dari semua orang?"
"Kasih Ayah satu alasan, kenapa kamu ingin Ayah menyembunyikan ini semua dari orang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KIBLAT CINTA
General FictionBagaimana jika gadis bar-bar yang tak tau aturan dinikahkan diam-diam oleh keluarganya? ... Cerita ini berlatar belakang tentang persahabatan dan percintaan. Mengisahkan tentang Ayrania yang menempuh pendidikan di sebuah pesantren karena paksaan dar...