Bab 49 : Humaira, Habibati, atau Al-Mahbubah?

241K 13.1K 612
                                    

Di pesantren, abah dan umma terus melafalkan doa untuk kesembuhan Rayyan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di pesantren, abah dan umma terus melafalkan doa untuk kesembuhan Rayyan. Ada sorot kerinduan yang tampak di balik sikap tenang. Meski keadaan pesantren berjalan dengan baik seperti biasanya, tetap tidak bisa menghilangkan bayangan Rayyan yang selalu hadir dan tanpa mereka tahu, bahwa saat ini putra yang sedang dibicarakan telah sadar dari masa koma.

"Gimana keadaan Rayyan saat ini, Bah?" tanya Umma.

Sebagai seorang ibu, tentu segala doa telah melangit di setiap waktu untuk anaknya.

"Kita doakan yang terbaik untuk Rayyan." Abah hanya menjawab demikian. Meski tak dapat dipungkiri bahwa hatinya sangat merindukan sosok sang putra.

Umma menghela napas seiring pandangan mata yang berkaca-kaca. "Umma kangen sama Ray, Bah."

Sedang, Kafka yang tidak sengaja mendengar percakapan itu menghentikan langkahnya di sisi pintu ruang keluarga. Mengedarkan pandangan, tatapan Kafka tertuju pada foto kebersamaannya dengan Rayyan yang menempel di sudut dinding. Selama kakaknya koma, Kafka yang menggantikan seluruh tugas lelaki itu di pesantren, ia berubah menjadi sosok yang lebih dewasa karena tugas yang ia emban bukanlah main-main. Setelah Rayyan sadar dari masa koma, ia yakin lelaki itu akan berasa bangga padanya karena ia telah menjalankan amanatnya dengan sungguh-sungguh.

"Mas Ray harus kuat, banyak yang menunggu Mas di sini," lirih Kafka sebelum akhirnya berlalu dari sana tanpa siapapun yang melihat keberadaannya.

***

Meski saat ini berada di rumah sakit, Ayra tetap menyetorkan hafalannya pada Rayyan seusai maghrib.

Namun, baru saja Ayra akan memulainya dengan basmalah, ia urungkan begitu mendengar perintah suaminya yang sangat tiba-tiba.

"Tasmi' juz sembilan belas, Ay. Mas mau dengar."

Tasmi' : Secara etimologi, Tasmi' berasal dari kata bahasa Arab, yaitu استمع yang artinya mendengarkan.

Sedangkan Secara terminologi, tasmi' berarti memperdengarkan beberapa ayat Al-Qur'an kepada pendengar. Secara umum, istilah tasmi' ini dipahami sebagai "melantunkan al-Qur'an yang dihafal tanpa melihat mushaf kepada pendengar (bisa ke ustadz atau teman).

Kalau di pesantren saya, tasmi' Al-Qur'an berarti melantunkan Al-Qur'an minimal 1 juz kepada beberapa pendengar sekali duduk (tidak terputus).

Ayra menanggapi itu dengan anggukan kepala. Memulai basmalah, bacaan tersebut mengalir dengan lancar dan tanpa terputus. Rayyan tersenyum, ia terus memperhatikan Ayra yang tengah duduk di hadapannya dengan melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an yang terdengar sangat merdu. Sesekali memejamkan matanya sejenak, Rayyan menyadari jika musibah yang ia alami juga memberikan banyak pelajaran untuk dirinya dan Ayra. Terbukti sang istri mampu menghafal dengan waktu yang terbilang cukup singkat untuk ukuran seorang gadis yang bisa dibilang baru saja terjun ke pesantren.

KIBLAT CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang