Bab 11 : Gara-gara Ayah.

341K 17.5K 301
                                    

"Lo ngapain ngikutin gue terus?" Ayra kesal melihat Adel yang terus mengikutinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo ngapain ngikutin gue terus?" Ayra kesal melihat Adel yang terus mengikutinya.

"Lo lupa? Lo hutang penjelasan sama gue." Adel kembali mengingatkan.

"Tapi gue nggak merasa punya hutang tuh."

"Eh, Saipul. Lo kira gue nggak tau hm?" Adel menarik turunkan alisnya. Tanpa Ayra sadari, Adel telah memperhatikan gerak-gerik gadis itu sedari Ayra meninggalkan teman-temannya di masjid tempo lalu.

"Sok tau banget lo." Ayra berusaha mengelak.

"Gue perhatiin lo jadi pendiem setelah kemarin lo lihat Ning Aiza sama Gus Rayyan. So? Lo masih mau ngelak?"

"A-apan sih, nggak jelas banget lo," balas Ayra terbata, ia berusaha menghindar dari semua pertanyaan Adel.

"Kenapa lo gagap gitu?" Adel tertawa. "Haha! Jadi bener, kan, lo demen sama Gus Rayyan? Lo cemburu?"

Adel kembali tertawa lepas begitu tak mendapat jawaban dari Ayra. Sedang, Ayra yang merasa malu pun segera membungkam mulut Adel dengan tangannya. "Bisa diem nggak lo?"

Adel berontak, ia berusaha melepas tangan Ayra dengan berdecak kesal. "Lepasin! Sesak napas gue."

Merasa kasihan, mau tak mau Ayra menjauhkan tangannya kembali.

"Jadi, gimana?" tanya Adel lagi tak kenal menyerah, ia menelisik muka Ayra yang sudah merona. Bisa ia pastikan bahwa tebakannya tidak salah.

"Gimana apanya? Minggir! Gue mau lewat." Ayra menjauhkan wajah Adel dengan sebelah tangannya sebelum akhirnya melangkah pergi meninggalkan Adel yang kembali memekik.

"Woi, Ra, jawab dulu!"

***

"Maksud kamu apa posting foto mantan kamu?!" ujar seseorang pada kekasihnya dengan penuh penekanan.

"Cuma posting, kan? Masalahnya apa sama lo?" jawab Kaisar enteng.

Kedua orang itu adalah Kaisar dan Maurin— pacar Kaisar— selingkuhannya dulu ketika bersama Ayra.

"Lo? Oh oke, gue ngerti sekarang." Maurin tertawa miris. "Jadi selama ini lo masih ngarepin mantan lo itu?"

"Sorry."

Plak! Sebuah tamparan berhasil mendarat di pipi Kaisar.

"Lo?" tunjuk Maurin pada Kaisar. "Egois!"

"Tapi gue sadar, kok, sampai kapanpun gue nggak akan pernah bisa gantiin posisi cinta pertama lo, karena dari awal gue ini cuma selingkuhan," ujarnya  pelan. Setelahnya ia tertawa hambar. "Ah, bodoh banget gue selama ini."

Kaisar masih terdiam, meski merasa perih akan tamparan tersebut ia tidak ada niat untuk membalasnya. Karena mau bagaimanapun dirinya memang egois.

KIBLAT CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang