Jakarta, 23:49 WIB.
"Siapa lawan gue kali ini?" tanya Devan pada kedua temannya, Andre dan Bima.
"Kaisar." Singkat, padat, dan jelas—Andre.
"Cih!" umpat Devan. "Masih berani ternyata muncul di hadapan gue."
"Coba lo lihat." Bima mengkode lewat tatapan matanya pada Kaisar yang menuju ke tempat mereka berada.
"Di mana Ayra? Gue mau ngomong sama dia," ujar Kaisar yang kini berada di depan Devan.
"Lo ngomong sama gue?" sinis Devan.
Kaisar berdecak kesal.
"Gue lagi nggak mau ribut, mendingan lo kasih tau di mana Ayra? Gue mau minta maaf sama dia."Ayra telah menjalin hubungan dengan Kaisar selama satu tahun tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya, tentu karena Ayah dan bundanya melarang keras hal tersebut.
Berharap akan mendapat restu dari orang tuanya justru hubungannya lebih dulu berakhir mengenaskan. Ya, dirinya memergoki kekasihnya itu berselingkuh dengan wanita lain. Entahlah, mungkin dirinya kualat karena tidak pernah mendengarkan nasehat yang orang tuanya berikan.
Mendengar itu, Devan yang sudah menganggap Ayra sebagai adiknya sendiri jelas tidak terima. Di hari itu juga Kaisar mendapat sasaran amukan dari Devan karena telah menyakiti perasaan sang adik. Dan sekarang dengan beraninya dia muncul di hadapan Devan setelah sekian lamanya menghilang.
"Setelah lo selingkuhin dia, baru kali ini lo datang minta maaf?" Devan terkekeh kecil. "Bahkan kalau lo minta maaf dari dulu sekalipun, Ayra nggak bakalan sudi maafin cowok brengsek kayak lo."
***
"Ada apa sih, kok, tumben rame?" tanya Ayra yang baru keluar masjid dengan melihat banyaknya orang di depan ndalem.
"Ada kunjungan pesantren At-Taqwa, Ra, pesantren temannya abah," balas Farah, Ayra hanya ber-oh ria.
"MaasyaAllah, Ning Aiza cantik banget," celetuk Maya membuat atensi semua santri melihat ke arah ndalem, termasuk Ayra.
"Cocok banget sama Gus Rayyan, udah cantik, sholehah lagi," lanjut Maya.
"Bukannya mereka emang di jodohkan, ya? Kan, dulu sempat ada gosip tuh," timpal Adel seraya melirik Ayra.
Ayra melihat ndalem dari kejauhan, hatinya terasa panas ketika melihat posisi Rayyan berada di samping Aiza meskipun ada jarak di antara keduanya.
"Gue pergi dulu," ucap Ayra tiba-tiba, ia berlalu begitu saja tanpa mempedulikan pekikan dari semua temannya.
"Kenapa tiba-tiba sesak gini, sih." Ayra menepuk dadanya pelan, merasa sesak tiada obat.
"Padahal gue bukan siapa-siapanya, tapi kali ini justru lebih sakit daripada diselingkuhin."
Ayra menghirup udara dalam-dalam, langkahnya gontai menuju ke asrama putri.
"Salah gue juga, harusnya gue nggak berharap lebih, karena yang hadir belum tentu takdir."
KAMU SEDANG MEMBACA
KIBLAT CINTA
General FictionBagaimana jika gadis bar-bar yang tak tau aturan dinikahkan diam-diam oleh keluarganya? ... Cerita ini berlatar belakang tentang persahabatan dan percintaan. Mengisahkan tentang Ayrania yang menempuh pendidikan di sebuah pesantren karena paksaan dar...