Bruk!
"Awh," ringis Aiza saat Rayyan mendorong tubuhnya dengan paksa yang membuatnya jatuh di lantai.
"Mas." Kafka menggeleng tak percaya dengan apa yang ia lihat di depannya saat ini. Berniat menemani Ayra, ia justru diberi kejutan oleh kakaknya sendiri. Bukankah tadi Rayyan hanya sendiri? Tapi kenapa sekarang? Ah, sepertinya ia tidak mampu berkata-kata lagi.
"Ka, kamu salah paham, biar nanti Mas jelaskan." Rayyan melewati Kafka kemudian berlari mengejar Ayra yang sudah entah ke mana.
"Antum mau ke mana?" ujar Kafka melihat Aiza yang sepertinya akan mengejar Rayyan.
"Minggir, saya mau—"
"Mau apa? Mau ngejar kakak saya? Anti siapa?!" balas Kafka dengan menekan kata-katanya.
"Sama siapa kamu ke sini tadi?" Bukannya menjawab, Aiza justru kembali bertanya.
"Bukan urusan anti," tegas Kafka. "Berhenti ganggu kakak saya, mengerti? Masa lalu itu selamanya tidak akan pernah terulang kembali." Kafka berlalu dari sana dengan membanting pintu cukup keras.
"Argh! Gagal lagi," kesal Aiza seraya mengepalkan kedua tangannya.
Beberapa jam sebelumnya.
"Permisi, ada paket atas nama Aiza Zahrani, Pak," ucap kurir paket pada satpam depan gerbang pesantren.
"Saya sendiri," ujar Aiza yang datang tiba-tiba dari arah belakang, membuat satpam dan kurir tersebut menatapnya.
"Ini, Mbak, paketnya." Kurir menyerahkan paket milik Aiza setelah memproses data.
"Terima kasih." Aiza berlalu dari sana tanpa permisi.
Malam harinya saat melihat lampu ruangan Rayyan yang masih menyala membuat Aiza melancarkan aksi yang telah direncakanan. Sebenarnya ia bukan sedang mempelajari materi untuk bahan mengajar besok, melainkan ini memang bagian dari rencananya, yaitu memantau pergerakan Rayyan.
Aiza sudah tidak ada hubungan lagi dengan pria yang dicintainya dulu. Pria yang dengan janji akan menikahinya, justru pergi meninggalkan tanpa jejak. Dan itulah yang memutuskan untuknya mengabdi di pesantren ini dengan alasan untuk mengambil posisinya kembali seperti dulu yaitu menjadi istri Rayyan.
Penyesalan ia rasakan saat melihat Rayyan menjadi lebih berwibawa dan menawan. Ia menganggap keputusannya dulu adalah suatu kesalahan yang sangat fatal.
Dengan cara baik-baik sudah ia lakukan dan itu tidak membuahkan hasil, maka dari itu dengan terpaksa Aiza menghalalkan segala cara untuk mendapatkan hati Rayyan kembali.
Lantas dengan sengaja ia membuatkan secangkir teh yang bukan sembarang teh, ia lebih dulu memasukkan serbuk-serbuk yang ia pesan di situs belanja online beberapa jam yang lalu, obat perangsang.
Entah hal gila dari mana ia memutuskan untuk membeli obat berbahaya itu. Dan malam itu rencananya hampir sempurna sebelum kabel sialan itu menghancurkan segalanya. Ditambah kedatangan Kafka dan satu orang lagi yang entah siapa sudah berlari lebih dulu, ia tak sempat melihat orang itu. Kemudian dengan begitu teganya Rayyan justru mendorongnya dengan keras hingga membuat emosinya kian memuncak.
KAMU SEDANG MEMBACA
KIBLAT CINTA
General FictionBagaimana jika gadis bar-bar yang tak tau aturan dinikahkan diam-diam oleh keluarganya? ... Cerita ini berlatar belakang tentang persahabatan dan percintaan. Mengisahkan tentang Ayrania yang menempuh pendidikan di sebuah pesantren karena paksaan dar...