103. Taeyong NCT X SEUNGCHEOL SVT

402 16 24
                                    

Taeyong menghela nafas panjang, sambil menatap pada kekasihnya SEUNGCHEOL yang terjerembab jatuh diatas lantai dengan ditemani dua tongkat untuk membantu jalan.

“Sudah kubilang kan, biar aku bantu,” kata Taeyong yang membantu kekasihnya berdiri.

“Aku malu,” ucap Seungcheol dengan suara lirih.

Taeyong membantu memapah Seungcheol sampai akhirnya duduk di sofa, “Malu kenapa sih.. biasanya kita juga mandi bareng. Seluruh tubuhmu itu kan aku sudah lihat seluk beluknya.”

“Nah itu masalah sebenarnya,” kata Seungcheol yang menatap penuh keseriusan pada kekasih tercintanya.

“Apa? Masalahnya dimana?” tanya Taeyong yang semakin penasaran.

“Nanti kalau pas kau membantuku mandi terus horny gimana?” Seungcheol balik bertanya. Dia yang sudah terluka sejak 3 bulan ini tahu kalau kekasih tampannya tersiksa karena menahan diri untuk tidak menyentuhnya selama 3 bulan. Selama ini dia meminta bantuan Jeonghan untuk memandikannya dan sebagai sesama uke - walau agak beda genre - tentu tidak ada hasrat diantara mereka. Apalagi mengingat kekasih Jeonghan yang kelihatannya lemes tapi galak itu, jelas membuat Seungcheol dan Jeonghan tidak akan berani macam - macam. Tapi jeonghan tidak bisa bersamanya terus menerus, temannya itu pergi jalan - jalan dengan kekasih tercinta dan Seungcheol yang sudah 3 hari tidak mandi mulai gatal. Dia harus mandi tapi yang bisa membantunya hanya kekasihnya saja. Dan dia khawatir mengenai satu hal.

“Jadi itu yang kau khawatirkan,” kata Taeyong yang memasang wajah sedih.

Seungcheol mulai khawatir karena melihat ekspresi sedih pada Taeyong. Apa dia salah ucap?

“Waktu kau sehat, apa aku pernah memaksa untuk melakukan hubungan seks?” tanya Taeyong.

Seungcheol menggelengkan kepala.

“Nah… apalagi kau sedang sakit begini, mana mungkin aku memaksamu,” kata Taeyong yang kemudian tangannya bergerak hendak melepaskan kaos Seungcheol.

“Eeetsss tunggu..tunggu,” Seungcheol menahan tangan Taeyong dengan panik.

“Kan mau mandi,” kata Taeyong yang memaksa tetap membuka pakaian Seungcheol, “Kalau tidak dibuka bagaimana mandinya?”

“Ya biarkan aku buka sendiri,” kata Seungcheol.

“Di kamar mandi nanti aku juga lihat kau telanjang kan,” Taeyong masih berusaha membuka kaos Seungcheol hingga akhirnya robek.

“Ya!!! Kaos kesayanganku!!” teriak Seungcheol.

“Kau sih melawan terus,” kata Taeyong.

“Kok malah menyalahkanku,” Seungcheol membrengutkan wajahnya.

“Iya..iya.. maaf aku salah,” kata Taeyong.

“Kau tidak tulus meminta maafnya, sudah sana keluar biar aku mandi sendiri,” kata Seungcheol.

“Memangnya bisa mandi sendiri?” tanya Taeyong.

“Susah sih, ini kaki juga gak bisa kena air,” kata Seungcheol.

“Aku siapkan dulu kamar mandinya,” Taeyong bangkit berdiri tapi bagian belakang kaosnya ditarik oleh Seungcheol.

Taeyong kembali duduk disamping kekasihnya dengan tatap mata heran, “Ada apa?”

“Kaos ini bagaimana??? Rusak begini?” protes Seungcheol.

“Gampang aku belikan yang baru,” kata Taeyong yang kali ini benar -benar bangkit berdiri, tapi lagi - lagi Seungcheol menariknya. Kali ini tubuh Taeyong oleng mengarah pada Seungcheol hingga akhirnya jatuh tepat di atas tubuh kekasihnya.

Taeyong berusaha untuk tidak memegang kaki Seungcheol yang masih sakit dan setelah hiruk pikuk jatuh yang tidak disengaja, dia baru sadar kalau berada tepat diatas tubuh kekasihnya yang walau belum mandi selama 3 hari tetap tampan. Bahkan walaupun memakai kaos sobek, tetap tampan juga.

Seungcheol menatap pada Taeyong yang ada di atas tubuhnya. Dia yang awalnya takut karena Taeyong tidak bisa menahan nafsu sekarang malah takut karena gak lain.

“Jangan dekat - dekat, aku kan belum mandi 3 hari,” kata Seungcheol.

Taeyong justru mendekatkan wajahnya pada ceruk leher Seungcheol, menciumi bau tubuh kekasihnya yang memang agak apek tapi tetap saja tidak membuatnya risih. Taeyong mendekatkan wajah pada wajah Seungcheol, mencium lembut bibir tebal kekasihnya.

Seungcheol awalnya tidak mau membalas ciuman Taeyong, takut kalau bablas meminta yang lain. Tapi lumayan - lumatan lembut pada bibirnya membuatnya ikut membalas lumatan bibir dari kekasihnya. Taeyong sendiri menekan bibirnya semakin dalam, melesakkan lidah ke dalam rongga mulut Seungcheol dan melakukan aksi yang sudah cukup lama tidak mereka lakukan. Lidah Taeyong bergerak lincah, membelit lidah Seungcheol, terkadang mendorong lidah Seungcheol dan terkadang menghisap - hisap lidah Seungcheol. Kegiatan ciuman yang semakin panas semakin bertambah panas ketika tangan Taeyong bergerak mengelus lembut pada perut dan dada Seungcheol yang sudah terbuka karena tragedi perobekan kaos yang tidak sengaja.

Seungcheol yang menyadari bahaya semakin mendekat kemudian mendorong pelan pada dada Taeyong. Namun ternyata Taeyong yang masih asyik melakukan aksinya justru melepaskan ciuman dan berpindah menelusurkan bibir di lehernya.

“Taeyong…. Sudah… hentikan…” kata Seungcheol yang berusaha mendorong dengan lebih kencang.

Taeyong yang terdorong hingga ciumannya pada leher Seungcheol terlepas kemudian menatap pada kekasihnya yang ada dibawah tubuhnya.

“Tahan sebentar lagi ya,” pinta Seungcheol, “Kata dokter gipsnya dilepas dua hari lagi. Setelah itu paling nunggu 3 hari lagi bisa kita melakukannya.”

Taeyong tersenyum lebar, ia mendekatkan wajahnya dan kali ini mencium lembut pada kening Seungcheol.

“Aku siapkan kamar mandinya dulu,” kata Taeyong yang kali ini tidak mendapat halangan apapun dari kekasihnya.

Seungcheol melihat pada Taeyong yang melangkah masuk menuju kamar mandi. Begitu sosok Taeyong menghilang dia jadi heboh sendiri karena merasa malu dengan apa yang baru saja terjadi.

“Tadi itu romantis sekali… aaaaa….” Seungcheol berusaha agar tidak terlalu histeris. Bisa bahaya kalau suaranya terdengar oleh Taeyong. Tapi Seungcheol benar - benar tidak menduga jika adegan ciuman dan grepe - grepe yang baru saja terjadi buatnya adalah sesuatu yang romantis. Apalagi diakhiri dengan ciuman lembut pada kening, “Aaaaa…. Aaaa….”

Taeyong yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi karena sudah menyiapkan semuanya kembali ke ruang santai untuk membantu Seungcheol berjalan sampai ke kamar mandi. Tapi langkah kakinya terhenti saat melihat kekasihnya itu berguling ke kanan dan ke kiri diatas sofa sambil teriak ‘aaaa’ dan dua telapak tangan yang menutupi wajah.

Taeyong mendekat pelan - pelan pada Seungcheol, kekasih yang memiliki beda usia lebih tua satu tahun ini memang terkadang bertingkah ajaib. Tapi kalau ini benar - benar ajaib.

“Sayang, kau kenapa?” tanya Taeyong yang langsung saja menghentikan kegiatan guling - guling Seungcheol.

Seungcheol berdehem lirih dengan penuh wibawa, ia bangkit dan dalam posisi duduk kali ini.

“Mau jalan sendiri atau digendong princess??” tanya Taeyong.

“Jalan sendiri, aku bisa kok,” ucap Seungcheol yang melepaskan kaos robek miliknya, menggapai tongkat dan mulai jalan menuju kamar mandi. Ia menolehkan kepala kearah belakang, menatap pada Taeyong yang mengikutinya.

“Tenang saja aku tidak akan horny,” kata Taeyong.

Seungcheol kembali menatap lurus kedepan, ia tersenyum lebar dan melanjutkan langkah kakinya. Ucapan kekasihnya memang agak sulit dipercaya, tapi… dia tidak keberatan juga kalau memang Taeyong horny padanya. Bagus bukan, daripada horny pada yang lain. Setelah kakinya benar - benar sembuh, dia akan melayani Taeyong sepenuh hati.

Oneshoot Yaoi - 5Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang