83. Heeseung Enhypen X Yeonjun TXT

401 12 19
                                    

Heeseung berdiri dengan keraguan di depan rumah besar dengan tingkat 5 dan halaman depan yang begitu luas, dia semakin ragu dan tidak percaya diri ketika melihat penjaga berwajah seram. Tapi… dia harus melanjutkan langkah kakinya. Heeseung melangkah menuju pos pengamanan ketika tiba - tiba saja sebuah mobil melaju menuju gerbang utama. Karena heeseung tidak melihat mobil datang, ia terkejut luar biasa ketika terdengar bunyi klakson yang cukup keras. Heeseung menolehkan kepala kearah mobil.

"Hati - hati kalau jalan… hampir saja aku menabrakmu!!!" teriak seorang laki - laki berambut hitam kelam dari dalam mobil.

"Maaf… maaf…" ucap Heeseung sambil membungkukkan tubuhnya. Dia takut akan dimarahi atau dipukul ketika pemilik mobil turun. Tapi rasa takut Heeseung dengan cepat berubah menjadi rasa kagum dan takjub ketika melihat laki - laki pemilik mobil memakai setelan rok dan pakaian berwarna hitam dengan renda. Percaya diri sekali laki - laki dihadapannya ini memakai pakaian perempuan.

"Kau siapa?" tanya si laki - laki yang tanpa diduga oleh Heeseung tersenyum lebar padanya, "Namaku Choi Yeonjun, anak sulung keluarga Choi."

"Aku Heeseung, datang kesini mau menjemput adikku - Niki," kata Heeseung.

"Owwwh… ternyata bocah itu adikmu," kata Yeonjun, "Ya sudah ayo masuk mobil, aku antar ke dalam."

"Terima kasih," ucap Heeseung yang kembali menatap pada Yeonjun.

"Ada apa? Aneh ya lihat cowok pakai rok," kata Yeonjun.

"Tidak… kau manis dan cocok memakai rok," puji Heeseung sambil tersenyum lebar.

Yeonjun terdiam, menatap pada Heeseung yang masih tersenyum ke arahnya. Karena pujian Heeseung, jantung Yeonjun menjadi dag Dig dug lebih kencang. Ia bahkan merasakan wajahnya memanas dan mulai salah tingkah. Apalagi ketika Heeseung mendekat padanya.

"Mau apa?? Jangan dekat - dekat…" Yeonjun meletakkan tangannya pada dada Heeseung dengan maksud agar Heeseung tidak terlalu dekat dengannya, "Aku memang manis dan mempesona tapi kita kan baru kenal."

"yeonjun - ssi… kan kau menawarkan diri mau mengantarku," Heeseung menahan tawa melihat tingkah lucu Yeonjun.

Yeonjun menyadari kebodohannya, ia balik ke dalam mobil tanpa berkata apapun lagi pada Heeseung.

Heeseung berdiri kaku dan bingung karena ditinggal begitu saja, tapi melihat pintu penumpang di samping supir terbuka, ia segera melangkah masuk kedalam mobil.

@@@@@

Yeonjun sedang asyik memilih beberapa pulpen di rak khusus untuk alat tulis kantor ketika ia mulai tidak nyaman ketika ada beberapa laki - laki yang menertawakan caranya berpakaian. Sebenarnya Yeonjun hari ini berpakaian lebih normal daripada biasanya. Dia memakai jeans yang tidak terlalu ketat, hanya saja memang pakaian atasnya memakai crop top yang dilapisi outer berwarna sama. Yeonjun hanya senang saja memakai pakaian yang dia suka, apapun itu, mau rok, mau crop top, mau gaun dengan rok panjang atau gaun rok pendek kalau dia suka ya maka akan dia pakai. Tapi sepertinya seleranya ini memang kurang bisa diterima oleh kebanyakan orang.

“Hei cantik… mau bermain dengan kami…”

Dan benar saja dugaan Yeonjun, para laki - laki menyebalkan yang brengsek yang baru saja menertawakan dia karena pakaian kini menggodanya .

Yeonjun tentu saja mengabaikan, dia melangkah untuk pergi tetapi para laki - laki itu mencegat jalannya.

“Minggir… jangan menggangguku,” kata Yeonjun.

“Jangan jual mahal begitu, kau sudah murah dengan memperlihatkan pusarmu,” sahut si laki - laki.

Yeonjun menahan kekesalannya. Pandangan matanya tiba - tiba melihat sosok Heeseung yang menerobos kerumunan para laki - laki yang menggodanya dan berdiri di depannya dengan wajah begitu serius.

“Berani - beraninya kalian bilang kekasihku murahan,” Heeseung mendelik pada para kerumunan laki - laki, “Kita selesaikan urusan kita ini dengan berkelahi satu lawan satu kalau kalian berani.”

Yeonjun memegangi lengan Heeseung, “Jangan aneh - aneh… diantara mereka ada yang berbadan besar.”

“Tenang saja, biasanya para penindas begini hanya menggertak saja,” balas Heeseung.

“Ayoo… kita berkelahi satu lawan satu…”

Yeonjun dan Heeseung menatap panik kearah gerombolan laki - laki.

@@@@@

Yeonjun berlari cepat menuju tengah lapangan ketika melihat Heeseung terjatuh dengan wajah yang sudah babak belur.

“Sudah.. hentikan… cukup….” teriak Yeonjun yang memeluk lembut pada tubuh Heeseung.

Para gerombolan laki - laki yang mengganggu Yeonjun saling tatap. Si petarung yang merupakan atlet taekwondo justru mengacungkan jempol pada Heeseung dan Yeonjun.

“Aku bangga melihat perjuangan kalian,” kata si petarung, “Akan aku pastikan tidak ada yang mengganggu kalian di wilayahku.”

Heeseung dan Yeonjun yang masih terkaget - kaget dengan apa yang terjadi hanya diam saja.

“Ayo pergi dan minta maaf dulu pada mereka berdua,” kata si petarung.

Para gerombolan itu mendekat untuk meminta maaf sebelum akhirnya pergi dari hadapan Heeseung dan Yeonjun.

@@@@@

Yeonjun dengan lembut dan pelan - pelan mengoleskan obat merah di luka Heeseung. Laki - laki yang duduk disampingnya ini tidak ada mengeluh sama sekali, hanya sedikit merintih saja ketika perihnya obat merah menyentuh luka Heeseung.

“Kau kenapa sih membelaku sampai segitunya?” tanya Yeonjun.

“Tidak boleh ya hyung?” Heeseung balik bertanya.

“Ya boleh…” Yeonjun tersenyum lembut, “Terima kasih.”

“Aku minta bayaran boleh enggak?” tanya Heeseung.

Yeonjun menatap heran pada Heeseung, “Boleh…. minta saja.. kebetulan orangtuaku kaya.”

“Besok aku bawakan pakaian perempuan, di pakai ya…”

Yeonjun terdiam. Dia mengerti sekarang, “Fetishmu laki - laki yang cosplay jadi perempuan ya.”

“Astaga.. bukan.. enggak… masa fetish… enggak hyung…” Heeseung panik tapi didalam kepalanya dia membayangkan Yeonjun memakai rok SMP yang memang rencananya akan dibawa besok. Dan bayangannya semakin lama semakin liar di dalam kepalanya sampai dia tidak sadar kalau penisnya mengembung dan mengeras.

“Penismu mengeras,” kata Yeonjun.

Heeseung menatap kearah penisnya dan menepuk dahinya sendiri karena menyadari kebodohannya.

Yeonjun tersenyum, ia menggenggam lembut pada tangan Heeseung, “Sebentar ya… aku ambil dulu lingerie seksi untuk sex pertama kita.”

Heeseung membulatkan mata, “Kau serius hyung?”

Yeonjun menganggukkan kepala, “Kau tidak mau?”

“Mau hyung… mau… mau…”

Sebelum melangkah lebih jauh, Yeonjun memberi hadiah berupa ciuman lembut di bibir Heeseung. Bagi Yeonjun yang suka memakai pakaian perempuan bertemu dengan laki - laki yang menyukai hobinya adalah keberuntungan dan tentu saja tidak akan dia lepaskan.

@@@@@

Niki dan Soobin sama - sama menghentikan langkah kaki mereka ketika mendengar suara aneh dari arah kamar Yeonjun.

“Apa itu?” tanya Niki.

“Jangan di gubris… sudah biarkan saja…” ucap Soobin yang khawatir  kalau kekasihnya yang polos ini akan tertular virus mesum dari kakaknya.

“Sepertinya kakakmu hobinya sama dengan kakakku ya, nonton bokep,” ucap Niki.

“Sudah ayo…” Soobin menarik tangan Niki untuk menuju kamarnya.

“Kita juga mau melakukannya?” tanya Niki.

“Astaga.. tidak mungkin… kau masih dibawah umur,” kata Soobin geleng - geleng kepala.

Niki kembali menoleh kearah kamar Yeonjun, kali ini suaranya seperti dia kenal. Seperti suara kakaknya. Tapi… dia memilih untuk fokus pada Soobin.

Oneshoot Yaoi - 5Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang