64. Ji Changwook X Wi Hajoon

416 13 0
                                    

WARNING!!! DIBACA YANG BENER!!! KALAU ADA YANG MELANGGAR AKAN LANGSUNG AKU BLOKIR!! AKU GAK NUNTUT APREASIASI APAPUN DARI KALIAN YANG BACA GRATIS TULISANKU. BAHKAN AKU ENGGAK NGEMIS KOMENTAR ATAU VOTE.. TAPI SETIDAKNYA IKUTI ATURAN YANG ADA. KALAU CUMA ITU YANG AKU MINTA DAN MASIH ENGGAK BISA KALIAN IKUTI... YA AKU BLOKIR!!!

- kalau mau request follow dulu
- request hanya bisa di status wattpadku dengan tanda 'Open Request' selain disana enggak aku terima.
- untuk request saat ini sudah ditutup lagi. silahkan tunggu open request berikutnya.

Feat : Lee Dongwook sebagai bapaknya Wi Hajoon.

Hajoon sudah melangkah dengan penuh semangat. Dia sudah mandi kembang 7 rupa sejak 2 jam lalu, memakai banyak perawatan wajah dan juga memakai pakaian terbaik walaupun pada akhirnya ya kemeja kotak - kotak dengan jeans dan topi hitam andalannya.

"Mau kemana?"

Dan ini yang membuat Hajoon malas setiap kali mau pergi keluar dengan kekasih tercintanya. Ia memutar tubuhnya, masuk kedalam ruang santai dimana ayahnya yang bernama lengkap Lee Dongwook sedang membaca sebuah buku entah apa yang ditulis dalam bahasa Jerman. Susah memang kalau punya ayah seorang pejabat yang gila ilmu pengetahuan.

"Biasa anak muda, mau jalan - jalan dulu abeoji," kata Hajoon.

"Sama Changwook yang ayahnya pemilik kedai tenda tteopoki dipinggir sungai Han," kata Dongwook.

Hajoon menghela nafas dengan kesal, "Memangnya kenapa sih?? Mau jualan tteopoki ya biarin aja.... temenku tuh ada ya abeoji yang bapaknya jualan ganja, enggak bahagia hidupnya."

Dongwook menutup bukunya dan menatap tajam pada anaknya. Ia bangkit berdiri ketika di depan pintu muncul orang yang sedari tadi dibicarakan yaitu laki - laki bertubuh tinggi, memang wajahnya tampan tapi tetap saja Dongwook tidak setuju hubungan anaknya dengan laki - laki bernama Ji Changwook ini.

"Eh sayang sudah datang ternyata," kata Hajoon yang langsung mendekat pada Changwook, melingkarkan tangannya pada lengan kekasihnya, "Ayah aku pergi jalan - jalan dulu ya. Pulang jam 10 malam atau 11 ya."

"Pagi sekalian," kata Dongwook sarkas.

"Okey deh.. bye bye..."

Changwook berusaha tetap sopan walaupun dia tahu jika Dongwook tidak menyukainya. Ia membungkukkan kepalanya untuk berpamitan pergi tetapi tidak ditanggapi sama sekali.

"Udah ayo," kata Hajoon yang memilih menarik kekasihnya untuk segera pergi jalan - jalan.

@@@@@

Changwook ikut tersenyum lebar melihat senyuman Hajoon ketika dia datang membawakan cumi bakar pedas.

"Untukmu, cumi bakar pedas kesukaanmu," kata Changwook.

"Makasih," balas Hajoon yang meniupi cumi bakarnya sebelum dia gigit dan dia kunyah, "Selalu enak memang cumi bakar buatan ayahmu."

"Padahal bumbunya sama saja dengan yang dijual penjual lain," kata Changwook yang tersenyum melihat Hajoon yang memilih tidak menanggapi karena menikmati cumi bakar pedas. Padahal untuk Hajoon, dia bisa memakan apapun bahkan makanan yang mahal tapi pertemuan awal mereka memang di kedai milik ayah Changwook. Ia teringat ketika ada seorang laki - laki dengan jaket kulit hitam dan membawa helm full face, masuk ke kedai ayahnya dengan wajah muram. Jika malam itu Changwook tidak berinisiatif menemani Hajoon yang baru saja patah hati, mungkin hari ini mereka tidak akan menjadi sepasang kekasih.

"Tapi..." Changwook menghentikan ucapannya sejenak. Ia memilih untuk menghapuskan noda di sudut bibir Hajoon yang kotor karena bumbu cumi bakar pedas, "Ayahmu tidak mau memiliki menantu orang miskin seperti aku."

Oneshoot Yaoi - 5Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang