eps. 19

14.4K 400 5
                                        

happy reading
enjoy
*
*

Perusahaan kini sudah mulai membaik, Rony memperketat seluruh karyawan nya. Sesuai dengan standar perusahaan, Rony lebih selektif lagi dalam memperkejakan orang baru apalagi untuk menempatkan orang-orang dalam jabatan yang penting.

Terhitung sudah sebulan lamanya Rony dan Salma menikah. suka duka sebulan ini sudah terasa, baik Rony maupun Salma menikmati itu.

Tak jarang juga mereka memperdebatkan hal-hal kecil. Namanya juga suami istri ya, ada aja yang dibahas.

Sore itu Salma dan Rony tengah berada di halaman belakang rumah nya. Salma yang memang menyukai tanaman hias, pun dirumah yang kini ia tempati bersama suaminya ia turut membawa itu.

Dengan senang hati Rony membiarkannya. toh tidak ada ruginya, selain mempercantik halaman rumah, menyenangkan hati istri juga berpahala untuknya.

"Mas, ajak aku lihat-lihat tanaman hias lagi dong. aku lagi pengen itu lho mas Tanaman Janda Bolong"

"Dih, emang beneran gitu namanya?"

"Iyaa beneran dong, daunnya itu bolong-bolong mas"

"Ya, mas si ga masalah mau daunnya bolong kek, melingkar kek. ya kenapa namanya harus janda?"

"yang nyiptain janda kali" saut Salma asal, sebel dengan Rony.

"jangan ngawur jawabannya"

"ya lagian kamu si"

"apa? lagian aku apa" Rony mendekati Salma dan mencolek pipinya karna tangan Rony kotor oleh tanah.

"IIII MASSS KOTORR" suara menggelegar terdengar di penjuru rumah.

Salma mengejar Rony sambil membawa segenggam tanah untuk ia lempar ke Rony.

Salma yang kesal tak kunjung bisa menangkap suaminya itu pun langsung melempar tanah yang di genggam nya itu.

Tapi tak berhasil mengenai Rony, itu semakin membuat Salma kesal. Rony hanya tertawa melihat wajah sebal istrinya dan berbalik memeluk Salma mengangkat badannya dan melakukan gerakan memutar.

Selain berdebat, Salma dan Rony mengisi hari-hari nya dengan bercanda. hal itu tak lepas dari pandangan Mama dan Papa Rony yang tiba-tiba datang ke rumah anaknya.

***

Salma mendekati Mama Ririn dan Neneknya yang berada di dapur. Saat ini Nenek Sri sudah duduk di kursi roda, karena sudah tidak kuat berjalan dan berdiri lama-lama.

Salma mencium pipi nenek dan mertuanya itu, "maaf ya Ma soal tadi"

"Gapapa dong nak, malah Mama seneng lihat kalian harmonis gitu"

Sekarang makan aja yuk, kebetulan Mama sudah masak jadi tinggal hangatkan saja"

"Aku panggil Mas Rony sama Papa dulu ya Ma"

Salma naik ke lantai atas menuju ruang kerja suaminya, disana Rony dan Papa Ryan tengah berbincang.

"Papa senang istrimu masih mau membantumu"

"Salma benar-benar sangat membantu Rony, Pa. Salma segalanya bagi Rony, Rony sangat mencintai Salma"

"dengan ini Papa harap bisa menghilangkan keraguan di hati Papa ini, Nak. Apapun akan Papa lakukan untuk kebahagiaan kalian berdua "

"Terimakasih Pa, terimakasih" Rony memeluk Papa itu cukup lama.

Dari luar Salma mendengar semua perbincangan ayah dan anak itu, karena pintunya yang tidak tertutup sepenuhnya.

Hati Salma menghangat mendengar semua ucapan mertuanya itu, air matanya luruh tapi dengan cepat Salma mengusapnya dan segera mengetuk pintu.

"Mas, Pa. maaf Salma ganggu, ayo makan dulu Mama sudah panggil"

"Iya sayang"

Saat Salma dan Papa Ryan berpapasan, Papa Ryan mengelus kepala Salma sebentar lalu pergi.

"Mas" Rony tersenyum dan mengangguk, diikuti oleh dirinya mencium kening Salma

Malam itu menjadi malam yang sangat bahagia untuk Salma, bagaimana tidak sedari tadi Papa mertuanya sangat aktif mengajaknya berbicara.

Mulai dari menanya kan bagaimana rasanya menjadi seorang istri, apa yang membuat Salma mau dengan anak tengilnya itu. Papa Ryan tidak sekaku dulu.

Mama Ririn yang melihat perubahan suaminya itu terheran-heran sekaligus senang.

"apapun alasannya, tapi Mama senang melihatnya, Pa."

"Oh iya, kalian sudah sebulan loh nikah, kalian ga ada rencana buat bulan madu?"

"Rony pengen si, Ma. udah sempet juga bicara sama Salma, tapi Salma ga mau"

"loh kenapa, sayang? kamu ga mau kasi mama cucu?" tanya Mama Ririn sedih.

"Mah, bukan begitu. alasan Salma ga mau pergi bulan madu itu karena ngeliat kondisi Mas Rony juga, aku ga tega kalau ngajak Mas Rony bulan madu tapi pikirannya ke perusahaan terus"

Rony paham betul maksud istrinya itu, "Mama ga usah khawatir, masalah ngadon cucu, Rony bisa dimana aja"

Jawaban Rony itu mendapat geplakan dari Salma yang cukup keras.

"Mas omongannya, liat kondisi dong"

"Aduh istri Rony malu, Ma. Tapi kalau di ranjang paling agresif"

"MAS"

Mama Ririn tertawa keras melihat anak dan menantunya itu.

"cepat lah kasi Nenek cicit, Nenek ga sabar"

"Iya nenek ku sayang, Rony masih berusaha terus"

"Ini baru cucu laki-laki Nenek" Nenek Sri tersenyum bangga.

Salma tersenyum malu jika membahas hal-hal seperti ini didepan keluarga nya, ya walaupun mereka sudah suami istri. Tapi tetep saja.

"Nenek takut ga bisa liat cicit dari kalian"

"Ma, kenapa ngomong gitu" Papa Ryan kali ini yang bersuara.

Papa Ryan itu memang sangat sayang dengan mertuanya itu, walaupun terlihat cuek tapi segala kebutuhannya pasti Papa Ryan sediakan.

"Jangan ngomong gitu, Ma. Mama pasti bisa lihat cici dari Rony dan Salma"

"Doain ya, Nek biar Salma bisa segera hamil"

"Itu pasti nak, Nenek selalu berdoa untuk kalian"

"Terimakasih nek"

Malam itu keluarga Rony bermalam di rumah anak dan menantunya. Salma sangat senang malam itu keluarga nya berkumpul dengan raut wajah senang dan bahagia.

***

UP LAGII
TERIMAKASIH YAA UNTUK SEMANGAT NYA, DENGAN KALIAN VOTE DAN KOMEN.
SEMPET KEPIKIRAN BUAT STOP NULIS CERITA INI, YA KALIAN TAU LAH KARNA APA YAA.
TAPI NGELIAT KALIAN YANG CUKUP ANTUSIAS BUAT BACA JADI....AKU LANJUTIN AJA SAMPAI TAMAT, SEMOGA BISA YA

LOVEU
KALIAN JAGA KESEHATAN YAA
SEMANGAT

MY LOVE IS ENDLESS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang