Pergi Sulit Bertahan Sakit

55 1 0
                                    

Assalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh💜

             ❤️❤️❤️Happy Reading❤️❤️❤️

   Siang  berganti sore. Nuha terbangun  menengok ke arah jam yang menunjukkan pukul 15.30 WIB. Nuha bergegas menuju ke kamar mandi untuk melaksanakan sholat ashar. Setelah selesai sholat ashar tidak lupa Nuha berdoa kepada Allah.

  Ya Allah, Ya Rabbi, ampunilah dosa-dosa hamba Ya Allah, berikan hamba kekuatan untuk menjalani ujian dari-Mu Ya Rabb, berikan hamba jalan terbaik untuk menjalani ini semua, Aamiin Allahuma Aamiin.

   Setelah berdoa, Nuha segera mandi dan bersiap-siap untuk masak makan malam. Dan saat Nuha turun ternyata Hubby dan si wanita itu masih sibuk bercerita, bagaikan tersambar petir di sore hari. Hati Nuha kembali terluka dadanya terasa sakit ketika melihat orang yang di sayangi lebih asyik bersama wanita lain.

"Jika Hubby memang sudah bosan, biar Nuha yang mengalah," batin Nuha  di sertai air mata yang terus saja menetes.

   Nuha langsung menyeka air mata nya. Nuha pergi ke dapur memasak makan malam. Setelah memasak Nuha menyiapkan semuanya, tidak alam kemudian adzan Maghrib berkumandang.

"Huff, akhirnya selesai juga, saatnya Aku shalat Magrib," gumam Nuha dalam hati.

"Nuha apa makan malam sudah siap?" tanya Hubby dan di angguk i saja oleh Nuha lalu pergi.

   Setelah Nuha pergi ke kamar, Hubby dan wanita tersebut makan bersama, dan Nuha melihat Hubby dan wanita itu tertawa riang dengan canda tawa.

    Nuha hanya bisa menangis melihat itu semua, Nuha kembali ke kamar, Nuha sudah tidak tahan dengan ini semua, entah darimana akal Nuha mengatakan ia harus pergi.

"Lebih baik Aku pergi dari sini daripada tersakiti seperti ini," Gumam Nuha dalam hati.

    Nuha mengambil sebuah koper besar dan tas kecil, ia mengemas semua barangnya dan juga barang Dek Hafiz, setelah semua selesai Nuha menuliskan surat terakhir untuk hubby.

   Terdengar suara mobil hubby, mungkin Hubby mengantar wanita itu pulang. Nuha mengambil kesempatan itu agar cepat-cepat pergi.  Nuha keluar dengan Dek Hafiz, lalu naik ke taksi yang sudah Nuha pesan.

"Mbak, tujuannya mau kemana ya?" tanya supir.

"Em kita ke jalan *****" ucap Nuha terpotong.

    Lalu mereka menuju ke tempat tersebut, tidak butuh waktu lama mereka telah sampai.

POV Ustadz Faiz dan Hanifa

    Malam yang begitu indah, kami bertiga sedang bermain bersama, diiringi canda tawa, dan langsung terdengar salam dan ketukan pintu dari luar, Aku pun bergegas keluar siapa yang bertamu malam-malam begini.

"Assalamualaikum," ucap Nuha seraya mengetuk pintu.

"Waalaikumsalam," jawab Ustadz Faiz seraya membuka pintu.

    Ternyata Nuha yang datang.

"Eh Nuha, tumben malam malam kesini, kamu sama siapa? Ustadz Raffa mana?" tanya Ustadz Faiz.

"Nanti Nuha ceritakan tadz!" jawab  Nuha.

"Owh iya silahkan masuk" pinta Ustadz Faiz kepada Nuha masuk dan Ustadz Faiz membantu membawa barang-barang nya.

   Setelah masuk Nuha berpelukan dengan Hanifa sahabat karibnya,

"Wah Nuha kamu datang?" Ucap hanifa dan langsung berdiri menghampiri Nuha

"Em iya, eh Aku mau izin ingin tinggal sementara disini, apa boleh?" tanya Nuha.

"Boleh, kamu boleh tinggal disini, tapi coba ceritakan semua, apa yang terjadi sebenarnya?" jawab Hanifa.

    Lalu Nuha menceritakan semuanya,

"Apa!" ucap ustadz Faiz seraya tersentak kaget.

"Nuha mohon Tadz, jangan beritahu pada Hubby kalau Nuha tinggal disini."

"Baiklah, tapi Aku tidak menyangka Ustadz Raffa bisa berbuat seperti ini!" ucap Hanifa seraya emosi.

"Ummi sabar ya, jangan emosi," jawab Ustadz Faiz seraya menenangkan Hanifa.

"Gimana nggak emosi coba Bi, berani-berani nya Ustadz Raffa nyakitin hati Nuha."

"Iya Abi tau, ya sudah Nuha kamu boleh tinggal disini, Ustadz nggak akan ngasih tau ke siapa pun kalau kamu ada di sini, tapi apakah mertua mu sudah tahu akan hal ini?" Jelas Ustadz Faiz.

"Belum, kurasa mereka belum boleh tau, kasian Hubby bila harus," ucap Nuha terpotong.

"Nuha, buat apa kamu kasian kepada orang yang tega nyakitin kamu!" Ucap Hanifa seraya emosi.

"Ummi!"

"Ya sudah, Nuha kamu tidur disebelah kamar kami ya sama Dek Hafiz, ih Hafiz kamu ganteng banget," puji Hanifa

"Eum Zahra anak kamu juga cantik banget loh," puji Nuha seraya tersenyum di balik cadarnya.

"Ya sudah kalian berdua istirahat dulu ya, Abi mau pergi dulu, ada urusan bentar," ucap Ustadz Faiz.

"Iya hati hati di jalan," ucap Hanifa seraya mencium punggung tangan Ustadz Faiz.

"Iya, Assalamualaikum Ummi, Nuha,"ucap Ustadz Faiz.

"Waalaikumsalam," jawab Hanifa dan Nuha serantak.

    Lalu Nuha dan Hanifa beristirahat.

   Disisi lain Hubby kini sedang kebingungan kemana perginya Nuha. Hubby kini berada dikamar, Hubby terus mencari Nuha. Tiba-tiba ada secarik kertas putih dengan sebuah tasbih,
dan ternyata itu adalah sebuah surat.

  Untuk Hubby, Suamiku tersayang

    Terima kasih Hubby sudah memberikanku kebahagiaan akhir-akhir ini, namun akhirnya Hubby yang membuat Nuha terpuruk, tapi nggak apa-apa, Nuha ikhlas bila harus Hubby dengan wanita itu, Nuha berpesan pada Hubby. Hubby jangan pernah menyakiti wanita seperti Hubby menyakiti Nuha, dan tasbih ini Nuha berikan untuk  Hubby agar Hubby selalu mengingat Dek Hafiz, Nuha pergi dulu Hubby jaga Dairi baik-baik dan Nuha nggak tau kapan Nuha akan kembali ke rumah ini bersama Huby,  jika Hubby sudah bersama wanita itu Nuha akan ikhlas kan, Hubby bahagia Nuha juga ikut bahagia walau tidak bersama Hubby lagi , sudah dulu ya Hubby semoga Hubby tetap bahagia.

Assalamualaikum Hubby

_Nuha_

    Setelah Hubby membacanya dia serasa bersalah pada Nuha. Hubby tidak peka, ternyata Nuha cemburu, dan mungkin wanita itu tadi berkata yang tidak-tidak kepada Nuha. Kini hubby menjatuhkan dirinya dan menangis ia menyesali semua ini. Dan mungkin karena terlalu lama menangis Hubby, akhirnya Hubby tertidur pulas.

  Bersambung........

Ustadzku Imamku (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang