Kelahiran Anak Hanifa

32 2 0
                                    

Assalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh💜

           🌷🌷🌷Happy Reading🌷🌷🌷

POV Ustadz Faiz

  Suasana malam hari hari yang dingin. Keuda pasangan sejoli ini sedang berada di kamarnya. Hanifa sedang duduk di ranjang kamarnya sedangkan Ustadz Faiz baring di paha Hanifa sambil mengecup perut Hanifa yang buncit.

   Kedua sepasang kekasih halal bercanda,tertawa bersama sampai jam menunjukan pukul 22.00 WIB.Tiba-tiba Hanifa merasakan perut yang sakit mungkin saja Hanifa kontraksi. keringat dingin bercucuran keluar, tangan yang dingin, wajah yang pucat.

"Bi, sakit perutnya hiks," ucap Hanifa seraya terisak.

"Ya Allah Sayang, sabar ya kita ke rumah sakit mungkin saja kamu akan melahirkan," jawab Ustadz Faiz dengan raut wajah yang khawatir.

"Hihi sakit Abi."

"Iya Sayang, Ummi bertahan ya, Ummi pasti kuat."

"Hikss Abi."

   Dengan sigap Ustadz Faiz langsung menggendong tubuh Hanifa dan langsung masuk ke mobil. Ustadz Faiz terus menggenggam tangan Hanifa dengan wajah yang sangat khawatir.

"Hikss hikss Abi," ucap Hanifa terisak.

"Sabar ya Mi,bentar lagi kita bakal sampai rumah sakit, Ummi harus kuat pokoknya," jawab Ustadz Faiz seraya menenangkan Hanifa.

"Iya Abi."

   Setelah satu jam perjalanan akhirnya Ustadz Faiz sampai ke rumah sakit. Hanifa langsung ditangani oleh Dokter dan langsung di bawa ruangan bersalin.

Ustadz Faiz menunggu di depan ruangan bersalin. Tidak lama terdengar suara tangisan bayi. Ustadz Faiz langsung mengucapkan rasa syukur kepada Allah.Dokter pun keluar dari ruangan dan mengucap selamat kepada Ustadz Faiz.

"Selamat ya Pak, bayi Bapak perempuan, sehat, cantik seperti ibunya," ucap Dokter tersebut.

"Masya Allah, makasih Dok, kalau begitu Saya mau menengok Istri Saya Dok."

"Iya silahkan."

   Ustadz Faiz masuk ke ruangan di sana terlihat Hanifa yang terbaring di ranjang sambil tersenyum ke arah Ustadz Faiz.

"Dedek nya cantik ya Bi," ucap Hanifa seraya tersenyum ke arah Ustadz Faiz.

"Iya Sayang, cantik kayak Ummi," jawab Ustadz Faiz seraya tersenyum ke arah Hanifa.

"Dedek nya di adzanin dulu Bi."

"Iya Sayang."

   Ustadz Faiz mengadzani Dedek bayi yang baru saja lahir.
  
   Bersambung.....

Ustadzku Imamku (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang