Hafiz Masuk Pondok {Tamat}

95 2 0
                                    

Assalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh

   Lima tahun berlalu....

  Kini Hafiz  tumbuh menjadi anak yang pintar dan bijak. Hubby dan Nuha merasa bangga pada putra pertamanya. Begitu pun dengan si twins. Mereka juga tumbuh menjadi anak periang. Kini umur si twins menginjak 5 tahun.

    Hafiz sebentar lagi akan masuk ke lingkungan pesantren. Hafiz sudah mempelajari semua yang akan Hafiz lalui di pesantren nanti.

"Nak, lusa nanti kamu akan pergi ke pesantren, Abi harap kamu jaga diri kamu baik-baik ya!" nasehat Hubby.

"iya Bi, Hafiz bakalan terapkan semua apa yang telah Abi dan ummi ajarkan." ucap Hafiz.

"Anak pintar." jawab Hubby dan Nuha serentak.

"hehe siapa dulu dunk, anak Abi dan Ummi."

"Abang, nanti kalau Aqila kangen gimana dunk," sahut aqila

"kan bisa telfon atuh Dek,"

"Hmm, iya deh,"

"Ya sudah kalian tidur gih, sudah malam nih," ucap Hubby.

"iya Bi." jawab Hafiz, Fani, dan Aqila serentak.

   Hubby dan Nuha sedang duduk di tepi ranjang. Nuha menyenderkan kepalanya di bahu Hubby, sedangkan Hubby sedang memainkan ponselnya.

"Hubby," panggil Nuha.

"iyaa, kenapa Sayang?" tanya Hubby seraya meletakan ponselnya.

"kayaknya Nuha nggak sanggup deh pisah sama hafiz," jawab Nuha dengan raut wajah yang sedih.

"Sayang, Hubby ngerti kok perasaan seorang Ibu itu kayak gimana, namun ini juga demi kebaikan anak-anak kita kelak, kita harus membimbing mereka agar mereka itu bisa menjalani hidup dengan mandiri, agar Hafiz juga bisa memahami pemahaman agama lebih dalam."

"Hm iya hubby, tapi hubby janji ya sama Nuha, kita bakal sering jenguk hafiz."

"Iya sayang, janji."

"Hehe makasih Hubby," ucap Nuha seraya memeluk tubuh Hubby.

"Ya sudah tidur yo, sudah malam ini," pinta Hubby.

"Iya Hubby."

    Lalu hubby dan Nuha pun tertidur, dan terlelap dalam mimpi.

....

Kriiing kriiing kriiing

     Bunyi jam weker hafiz, membangunkan tidur hafiz, dan menunjukkan pukul 02.00 WIB.

"Hoam, eum udh jam 02.00 WIB."

   Hafiz pun segera mengambil wudhu, dan shalat tahajud. Setelah shalat Hafiz pun mengambil Al qur'an dan membacanya. Adzan subuh berkumandang, terdengar suara hubby memanggil hafiz.

"Hafiz, ayo kita shalat subuh!"ajak Hubby.

"iya Bi, ayo," jawab Hafiz.

   Akhirnya Hubby dan Hafiz bergegas menuju ke masjid untuk menunaikan sholat subuh.

    Pagi hari pun telah tiba, kini waktunya semua orang untuk ber olahraga, karena hari ini adalah hari minggu. Hafiz berniat ingin mengajak hubby,nuha dan dedek kembar untuk olahraga bareng.

"Abi, ummi, kita pergi olahraga yo!" ajak Hafiz.

"Eum oke juga tuh, ya sudah kita siap-siap sekarang," jawab Hubby dan Nuha serentak.

"Gimana sudah siap belum?" tanya hafiz.

"iya sudah, ayo berangkat."

"let's go," ucap Hafiz dengan penuh semangat.

    Saat menikmati pagi yang indah banyak yang menatap mereka iri.

"Masya Allah, keluarga harmonis, haduh Aku kapan ya."

"Aahh jadi pengen deh."

"Ihh pagi-pagi sudah lihat kayak gini."

"Eeum jomblo harus sabar, sabar ini ujian."

Begitulah kira kira umpatan mereka semua. Dan hanya ditanggapi acuh oleh keluarga kecil ini. Sambil berlari lari kecil dengan diiringi canda tawa, mereka tidak sengaja bertemu dengan satu keluarga.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, eh Hanifa!" ucap Nuha tersentak kaget.

"Lama nggak pernah ketemu," jawab Hanifa seraya memeluk tubuh Nuha.

"wah ternyata anak kamu juga udh sepasang ya."

"Hehe, iya Nuha alhamdulillah."

     Hafiz sedari tadi menatap seorang gadis kecil, siapa lagi kalau bukan Zahra anak dari hanifa.

"Fa, anak kamu dari tadi liatin Zahra terus, terpikat kali ya," ucap Ustadz Faiz terkekeh geli.

"Ah kamu itu, mereka tuh masih kecil, mana mungkin bisa tau gituan,"  jawab Hubby seraya terkekeh geli.

"Hahahaha, iya juga ya."

"Nak, jaga pandangan!" ucap Hubby.

"eh iya Abi, hehe maaf Om," jawab Hafiz.

"Hahaha" ustadz Faiz dan Hubby kembali terkekeh geli karena tingkah Hafiz.

  Setelah lama bercakap cakap, mereka semua pun memilih untuk kembali ke rumah masing-masing, karena matahari sudah mulai meninggi.

"Huff, capek juga ya dari jalan pagi," ucap Hafiz.

"ya sudah, anak-anak kalian semua ke kamar ya, terus kalian mandi, terus turun makan." pinta Nuha.

"Siap Ummi" jawab Hafiz, Fani, dan Aqila serentak.

"Abi nggak mau mandi? Abi bau tau," ledek Hafiz

"Eh siapa bilang bau, orang wangi gini," ucap Hubby

"Ihh Hubby, pergi mandi sana, bau tau," jawab seraya memanyunkan bibirnya.

"Iya deh Sayang."

  Setelah semua siap, mereka pun segera makan dan kembali istirahat,

     keesokan harinya......

   Pagi ini mereka semua sedang bersiap siap untuk mengantar hafiz ke pesantren, dan mereka sebentar lagi akan berangkat.

"Bagaimana semua udah siap? nggak ada yang ketinggalan kan?" ucap Hubby seraya memeriksa barang-barang Hafiz.

"udah kok Bi" jawab Hafiz.

"Ya sudah kita berangkat."

    Mobil pun melaju dengan kecepatan maksimal butuh waktu 3 jam untuk sampai ke pesantren. Setelah mereka sampai mereka pun langsung ke ruangan dimana para Ustadz dan Ustadzah berkumpul.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

"Eh ustadz Raffa sudah datang, mari duduk, eh Nak Hafiz makin ganteng aja," ucap salah satu ustadz yang bernama Kevin.

    Setelah sekian lama berbincang bincang, dan hafiz pun telah diantar ke kamarnya dan waktunya Hubby pulang.

"Nak, jaga diri kamu baik-baik ya, ingat semua pesan Abi ya," Ucap Hubby.

"iya Bi, Abi terus jengukkin Hafiz ya," ucap Hafiz dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Nak, menjadi seorang lelaki itu harus.."

"harus berani dan mandiri, Ummi," sambung Hafiz.

"Pintar, ya sudah Ummi dan Abi balik dulu ya, ingat pesan Ummi dan Abi, Assalamualaikum," ucap Nuha dan Hubby seraya mengecup kening dan pipi Hafiz dan memeluk tubuh Hafiz.

Ini Authour kasih Extra Part semoga kalian semua suka ya,

Ustadzku Imamku (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang