PROLOG

2K 84 6
                                    

HALO-HALO!!!
DAPET DARI MANA CERITA INI?
SEMOGA KALIAN SUKA DENGAN CERITA INI
HAPPY READING GAYS📚💗
_______________________________

Rumah besar yang tampak tenang dan damai dari luar, ternyata menyimpan berbagai masalah tak terduga di dalamnya. Di balik dinding-dinding megahnya, terselubung rahasia kelam yang meremukkan hati penghuninya.

Plak.

Tamparan keras itu membuat Andara jatuh terhuyung. Ia yang sedang memegang segelas minuman, akhirnya minuman itu terjatuh ke lantai dan pecah berserakan. Suara pecahan kaca seperti jeritan kesakitan yang menggema di ruangan kosong.

"Kamu lebih baik mati dari pada menjadi beban di rumah ini." ucap ibunya dengan suara yang tajam bak pisau, sambil terus memukulinya dan melemparkan benda-benda di sekitarnya ke arah Andara. Setiap lemparan seperti batu yang menghantam hati Andara.

"Ulah apa lagi yang kamu lakuin, hah?" teriak ibunya, kemudian menyiramkan air panas ke tubuh Andara. Andara yang terpojok hanya bisa meringis kesakitan dan kepanasan, air mata mengalir di pipinya seperti sungai kecil yang tak terbendung.

Andara menoleh, memandang ayah dan adiknya yang hanya diam, seolah-olah menikmati tontonan tanpa niat untuk menolongnya. Mereka seperti patung-patung bisu, beku dan tak berperasaan.

"SUDAH, MA? AYO, LAKUKAN LAGI! KENAPA BERHENTI? MAMA INGIN AKU MATI, KAN?" Andara berdiri, mengambil pisau yang tergeletak di dapur. Dia memegang tangan ibunya dan menyerahkan pisau itu, matanya memancarkan luka yang dalam.

"Tusuk ini ke dadaku," ucap Andara sambil menepuk dadanya sendiri. "AYO, BUNUH AKU, MA!"

"Jangan panggil Mama lagi. Saya tidak pernah menginginkanmu di dunia ini."

Deg.

Andara mundur perlahan, menjauh dari ibunya. Dadanya terasa sakit, seolah-olah disayat banyak pisau yang tajam. Kata-kata itu seperti duri yang menancap dalam di hatinya. Baru kali ini, orang yang paling ia sayangi mengatakan hal itu. Andara pun berlari ke lantai dua, menuju kamar tidurnya, meninggalkan jejak air mata di setiap anak tangga.

Flashback off.

Suara-suara itu menghantui pikiran Andara, seperti hantu yang tak pernah lelah mengejar. Ia menatap pemandangan dari dalam kereta dengan mata kosong, seperti langit tanpa bintang. Air mata menetes tanpa disadarinya, seolah-olah hati kecilnya sedang menangis tanpa suara.

"Kereta sebentar lagi akan berhenti di stasiun. Mohon persiapkan barang bawaan Anda. Terima kasih," ucap pramugari, suaranya menggema di antara riuh rendah kereta.

Andara mengusap air mata yang membasahi pipinya, mulai membereskan barang-barangnya, dan turun dari kereta. Dia mulai menarik kopernya keluar dari stasiun, langkahnya mantap meski hati masih terasa perih, seolah setiap tarikan koper itu adalah upaya untuk mengubur masa lalu yang kelam.

___________________

PENDEK? KAN CUMA PROLOG HEHE.
JANGAN LUPA VOTE
SEMANGAT AKU ADA DI KALIAN
💗💗💗

FATED ENCHANTMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang