28. HARI SPESIAL ANDARA

255 34 2
                                    

TYPO KOREKSII
VOTE DULU SEBUM BACA
________


Andara, yang biasanya bangun pagi untuk membereskan unit, kali ini terbangun dengan rasa terkejut yang luar biasa. Cahaya matahari yang lembut menyusup melalui tirai, menyapu lembut wajahnya yang masih mengantuk. Ia duduk bersandar di ranjang, menatap jam di dinding dengan mata yang masih setengah terpejam.

"Jam sepuluh pagi? Sumpah, gue tidur apa cosplay meninggal?" gumamnya pelan dengan mata terbelalak, suara kekagetan bercampur dengan canda. Ia segera bangkit dari tempat tidur, meraih handuk yang tergantung di gantungan, lalu memakai sandal khusus yang empuk menuju kamar mandi.

Saat ia membuka pintu kamar tidur, ia terkejut melihat pemandangan yang tak biasa: Lena, Marvin, dan Leo berdiri di sana dengan senyum lebar menghiasi wajah mereka. Andara, yang masih dalam keadaan setengah sadar, langsung menutup pintu dengan cepat, merasa seolah sedang berkhayal.

"Apa itu tadi? Gue mengkhayal?" bisiknya pada diri sendiri. Dengan ragu, ia membuka pintu sekali lagi, dan ternyata memang benar, Lena, Marvin, dan Leo masih berdiri di sana.

"Happy birthday, Andara," ucap Lena dengan lembut sambil mengangkat kue berwarna merah muda, warna kesukaan Andara, dengan hiasan bunga yang elegan di atasnya.

"Selamat tua," goda Marvin dengan senyum nakal dan mata yang berbinar.

Leo hanya tersenyum hangat, "Selamat menjadi lebih dewasa, Andara."

"Kok mereka tahu tanggal lahir gue? oh, pasti dari Leo" batin Andara.

Andara tertawa kecil, merasa terharu dan tersentuh. "Terima kasih semuanya, tapi gue harus mandi dulu. Kalian lihat kan, gue cuma pakai handuk, malu anjir," katanya sambil memeluk handuk lebih erat di tubuhnya yang ramping. "Kalian kok bisa masuk?"

"Mama lo yang bukain pintunya tadi," jawab Lena dengan senyum yang tak pernah pudar.

"Ya udah deh, misi ya, gue mau mandi dulu. Duduk dulu sono di sofa," Andara berjalan meninggalkan mereka yang masih berdiri, sambil menahan tawa kecil. Senyum lebar menghiasi wajahnya saat ia menuju kamar mandi, merasakan kehangatan persahabatan dan cinta di hari ulang tahunnya yang spesial.

"Gak heran kalau baru mandi," ujar Lena sambil tersenyum, matanya penuh kehangatan, seolah memantulkan sinar matahari pagi.

"Belum mandi aja, tadi pas lewat depan gue, harum vanila badannya," sahut Marvin, nada kagumnya menggantung di udara seperti aroma bunga yang manis.

Saat Marvin berkata seperti itu, Leo menatapnya tajam, seperti dua gunung es yang bertemu di tengah lautan. Ada ketegangan yang terasa, seolah udara di antara mereka bisa meletup kapan saja.

"Apa?" ucap Marvin menantang balik, matanya bertemu dengan tatapan dingin Leo.

Leo hanya diam, memilih menahan mulutnya. Bukan karena takut, tapi karena ia lebih menghargai kedamaian daripada pertengkaran yang sia-sia. Meski begitu, matanya tidak bisa menyembunyikan ketidaksenangannya.

Hening itu tiba-tiba pecah oleh suara Lena yang baru saja membuka handphone-nya. "Weh, video yang di-edit wajah Andara sudah hilang di Twitter," ucapnya dengan nada lega, seolah beban berat terangkat dari pundaknya.

"Itu beneran bukan Andara kan? Gak mungkin Andara ngelakuin hal itu, mana sama dia," kata Marvin, matanya melirik tajam ke arah Leo, seolah menuntut penjelasan yang lebih mendalam.

"Lo cemburu karena wajah gue yang ada di situ?" jawab Leo dengan suara rendah namun tajam, setiap katanya seperti duri yang menusuk.

Andara yang baru saja selesai mandi dan mendengar kata-kata Leo, merasa penasaran. "Wajah gue apa?" tanyanya sambil duduk di samping mereka, rambutnya masih basah dan aroma sabun melingkupi dirinya seperti kabut pagi.

FATED ENCHANTMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang