KOREKSI TYPO√
🌼🌼
Pagi hari yang cerah, burung-burung berkicau beterbangan, seolah merayakan awal hari yang baru. Indahnya awan tanpa mendung menghiasi langit, menciptakan suasana yang menenangkan. Bunga-bunga di taman yang sangat indah, seperti lukisan hidup, menambah kesempurnaan pagi itu. Andara, gadis dengan rambut di kuncir satu, mengenakan singlet berwarna abu-abu dan celana training pendek berwarna hitam yang membuat kulit putihnya terlihat semakin bersinar. Penampilannya yang menawan membuat semua orang melirik ke arahnya.
"Lena!" Teriak Andara sambil melambaikan tangan, menunjukkan kegembiraannya melihat sahabatnya yang sudah datang sesuai janji kemarin.
Lena berlari menyamperi Andara, wajahnya berseri-seri. "Ayo mulai jogingnya," ajaknya penuh semangat.
Mereka berdua mulai berlari santai, menikmati pemandangan taman yang sangat indah. Tidak ada sampah ataupun kotoran lainnya, taman itu terbilang bersih meskipun banyak pengunjung. Semua orang tampak mematuhi peraturan untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Tanpa terasa, mereka sudah berkali-kali berputar mengelilingi taman itu. Andara, yang awalnya ingin joging lagi, mulai merasakan kelelahan. Tubuhnya yang belum diberi asupan makanan atau minuman sebelum joging mulai lemah.
"Len, berhenti dulu, gue lelah," ucapnya dengan napas terengah-engah.
"Baru lima putaran," jawab Lena dengan nada menggoda.
"Baru lima putaran kata lo? Itu sudah banyak, lo mau menguruskan badan, hah?" balas Andara sambil tersenyum, meskipun napasnya tidak teratur.
"Hehe," Lena hanya tertawa kecil.
"Heha hehe," Andara memegang pundak Lena dengan kedua tangannya, mencoba untuk menahan tawa. "Dengerin, lo itu sudah kurus, sama kayak gue. Lo mau minta kurus semana lagi hah? Se manusia lidi?" candanya sambil tertawa kecil.
Mereka berdua duduk di kursi taman, mencoba mengatur napas yang masih tersengal-sengal. Mata Andara terus mencari orang yang berjualan air, karena dia lupa membawanya tadi. Tiba-tiba, seorang anak kecil datang menghampiri mereka, membawa dua botol air putih.
"Kak, ini untuk kakak," ucap anak kecil itu dengan wajah polos. Andara dan Lena menoleh ke arahnya, merasa sedikit bingung.
"Maaf, dari siapa dek?" tanya Andara sambil melihat sekeliling, mencoba mencari tahu siapa yang memberikan air tersebut.
"Aku juga enggak tahu kak, tapi katanya disuruh dikasih kakak," jawab anak itu dengan jujur.
"Oh gitu, kalau ketemu sama orangnya, bilang terima kasih ya dari kakak," ujar Andara dengan senyum tulus.
"Iya kak," anak kecil itu berlari menjauh, kembali bermain dengan teman-temannya.
"Aneh ya," ujar Lena sambil membuka botol air dan meminumnya hingga setengah.
"Biarin, yang penting kita nggak kehausan," balas Andara dengan nada lega.
Di kejauhan, seseorang sedang memantau mereka berdua. Lelaki itu adalah orang sama yang pernah memantau Andara di pelabuhan bersama Mahesta. Dia tersenyum senang karena air tersebut diterima dengan sangat baik. "Kenapa di sekolah, kita tidak pernah bertemu, Andara," gumamnya, sambil tersenyum lebar menampakkan giginya.
Andara dan Lena berjalan santai keluar dari taman, merasa kelelahan dan sangat lapar. Wajah mereka penuh keringat, tanda tubuh yang sehat.
"Len, kita makan mie ayam dulu di situ, gue yang bayar," ujar Andara sambil merogoh saku, memastikan uang yang dia bawa tidak terjatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED ENCHANTMENT
Teen Fiction-Andai masalah semudah yupi untuk ditelan. Andara Lova Gaurika, gadis remaja dikepung ribuan masalah yang mengalir dari masa lalu dan masa kini, seperti ombak yang tak pernah berhenti menghempas. Mahesta Kastara Adiwangsa, seorang pria yang dibenci...