19. KERUMITAN

243 38 1
                                    

TYPO KOREKSI

______________

Di balik pintu kayu yang selalu terbuka, terhampar rak-rak tinggi yang penuh dengan buku-buku, setiap halaman menyimpan dunia dan cerita yang menunggu untuk dijelajahi. Cahaya matahari siang yang masuk melalui jendela-jendela besar menciptakan bayangan yang bergerak pelan di atas meja-meja panjang, tempat siswa-siswa duduk dengan kepala tertunduk, tenggelam dalam lautan kata-kata. Aroma buku tua bercampur dengan suara berbisik lembut, menciptakan suasana magis yang membuat setiap kunjungan terasa seperti petualangan baru.

Di sudut perpustakaan, Andara duduk dengan tekun. Ia tengah mempersiapkan diri untuk menghadapi ulangan akhir semester. Buku-buku tebal terbuka di depannya, dan catatan-catatan yang ditulis dengan rapi berserakan di meja. Fokusnya tak terganggu oleh suara pelan di sekitarnya, karena ia tahu, perpustakaan ini adalah tempat di mana mimpi-mimpi bertemu dengan kenyataan. Setiap paragraf yang ia baca, setiap rumus yang ia hafalkan, membawa Andara selangkah lebih dekat pada tujuan akademisnya.

Kursi-kursi empuk di pojok ruangan mengundang siapa saja untuk duduk dan merasakan kedamaian di tengah-tengah keheningan yang menenangkan. Bagi Andara, perpustakaan ini bukan sekadar tempat belajar, melainkan oasis ketenangan di tengah padatnya jadwal sekolah. Dengan semangat dan dedikasi, Andara menenggelamkan diri dalam buku-buku, menemukan secercah inspirasi di antara lembaran-lembaran yang menanti untuk dibuka.

Sementara itu, Leo berjalan di koridor sekolah, langkahnya lambat dan penuh keraguan. Pandangannya tertuju pada perpustakaan di ujung lorong, di mana bayangan Andara terlihat samar dari luar. Detak jantungnya semakin cepat ketika melihat wajah Andara dari balik jendela kaca. Dengan hati-hati, Leo mendekat di jendela agar bisa melihat Andara lebih jelas. "Cantik," gumamnya pelan, suaranya hampir tenggelam oleh deru napasnya sendiri.

Cahaya matahari yang masuk melalui jendela menerangi wajah Andara dengan lembut. Rambutnya yang terurai indah, dihiasi jepit pita berwarna pink. Kecantikannya tak hanya memikat Leo, tetapi juga banyak siswa lain yang tak bisa menahan diri untuk tidak memperhatikannya. Bagi Leo, Andara ialah mantan yang tidak bisa dilupakan. Di hati Leo, masih terdapat satu nama gadis yang memang sangat dia cintai, Andara.

Dengan langkah pelan dan hati-hati, Leo membuka pintu perpustakaan. Suara pintu yang berdecit hampir tidak terdengar, namun cukup membuat beberapa kepala berbalik. Dia berpura-pura mengambil buku dari rak, matanya sesekali melirik ke arah Andara. Setelah menemukan sebuah buku, entah tentang apa, Leo berjalan perlahan dan duduk di samping Andara, berpura-pura membaca.

"Apaan, coba geser dikit," suara Andara terdengar lirih namun tegas, penuh dengan keheranan dan sedikit kejengkelan. Ia menatap Leo dengan alis terangkat, merasa terganggu oleh kehadirannya yang tiba-tiba.

Leo sengaja tidak mendengarkan Andara, berpura-pura sepenuhnya tenggelam dalam halaman-halaman buku yang ia pegang. Matanya bergerak mengikuti baris-baris teks, namun pikirannya sama sekali tidak berada di sana. Dengan senyum kecil yang disembunyikan di balik buku, ia menikmati setiap detik berada dekat dengan Andara, meskipun hanya berpura-pura.

"Jauhan, gue gak suka deket-deket lo," Andara mendorong badan Leo dengan tangan kecilnya yang tegas namun lembut, membuat jarak di antara mereka. "Gue memang gak marah lagi sama lo, tapi bukan berarti lo bisa dekat-dekat kayak gini," katanya dengan nada yang tegas, namun ada sedikit getaran emosional yang tersisa dalam suaranya.

"Gue cuma mau baca buku, lo ge-er banget," balas Leo, suaranya tenang namun ada nada defensif yang tersembunyi di balik kata-katanya. Ia mengangkat buku sedikit lebih tinggi, mencoba menyembunyikan wajahnya yang mulai memerah.

"Oh, oke. Gue mau balik ke kelas, habis ini pulang juga," kata Andara dengan dingin. Ia mulai berdiri dari kursinya, merapikan buku-buku dan catatan yang berserakan di meja. Gerakannya cepat dan efisien, seolah ingin segera mengakhiri momen canggung itu.

FATED ENCHANTMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang