TYPO KOREKSI
🌻🌻🌻____________
Andara bangun lebih awal, terlalu bersemangat untuk hari ini. Dia yang telah menyiapkan seragamnya semalam, kini siap untuk dikenakan. Dia berkaca, memandang dirinya sendiri dengan bangga, memastikan setiap detail penampilannya sempurna.
"Cakep bener gue," memuji dirinya sendiri sambil tersenyum puas. "Sikap gue harus berubah dari sebelumnya," ujarnya, teringat akan sikapnya dahulu di sekolah pertama. Dulu, Andara dikenal nakal, sering masuk ruang bimbingan konseling, dan merundung teman-temannya.
Hari ini adalah awal dari babak baru dalam hidupnya, di mana dia berharap menemukan bukan hanya teman-teman baru, tetapi juga versi terbaik dari dirinya. Angin pagi yang segar seolah menyemangatinya, membawa harapan dan impian baru seiring langkahnya yang pasti menuju sekolah.
Dengan penampilan berani dan percaya diri, Andara berjalan di koridor sekolah untuk menuju kelas. Setiap langkahnya menggambarkan tekad yang kuat untuk menjalani hari-hari yang lebih baik dan meninggalkan kenangan buruk di belakang.
Andara melangkah dengan penuh percaya diri, sweater berwarna merah muda yang berdesir lembut diiringi langkahnya yang mantap. Sepatu yang kokoh menjejak lantai koridor dengan suara yang tegas, seolah menandakan tekadnya untuk memulai babak baru dalam hidupnya. Rambutnya dikuncir tinggi menambah kesan tangguh dan mandiri, sementara matanya yang tajam memancarkan tekad untuk meninggalkan masa lalu dan meraih masa depan yang lebih baik.
Di tengah koridor yang ramai, Andara tetap fokus pada tujuannya. Ia tidak terpengaruh oleh bisikan-bisikan orang lain, atau tatapan yang tertuju padanya. Ia berjalan dengan kepala tegak, bahu tegap, dan langkah yang pasti.
Di wajahnya terpancar aura positif yang menular. Senyum tipis terukir di bibirnya, seolah berkata, "Semoga gue gak berulah." Sambil melihat ruangan kelasnya yang ramai penuh canda dan tawa.
Saat jam pertama dimulai, Andara diminta oleh wali kelasnya, Ibu Indri, untuk memperkenalkan diri di depan kelas. Sebenarnya, Andara merasa agak gugup karena ini adalah suasana baru baginya, tetapi dia berusaha membuang rasa gugupnya. Dengan mantap, dia berdiri dan memperkenalkan diri.
"Hai, nama gue Andara Lova Gaurika, bisa dipanggil Andara. Senang bertemu dengan kalian," ucapnya dengan suara yang cukup lantang.
Seisi kelas diam sejenak, lalu seorang siswi yang duduk di belakang paling pojok, Anaya, bersuara, "Sudah? Gitu doang?"
"Ye, terus mau apa lagi? Lo mau maju juga?" balas Marvin, seorang siswa yang duduk di tengah. Suasana kelas langsung riuh dengan tawa, terutama ketika Marvin menambahkan, "Andara, kalau sudah masuk grup kelas, jangan lupa chat gue ya."
"Huh, playboy," celetuk beberapa siswa serentak, membuat Marvin semakin disoraki.
"Sudah-sudah. Andara boleh duduk," kata Ibu Indri, mencoba mengendalikan kelas kembali. Dia kemudian duduk dan bersiap memulai pelajaran.
"Sutttt, Andara duduk sini," panggil seorang siswi bernama Lena. Lena dikenal sebagai murid yang pintar dalam matematika dan sering membantu teman-temannya.
"Oke, thanks," jawab Andara dengan senyum, merasa sedikit lega mendapat sambutan yang baik dari Lena.
Setelah Andara duduk, Ibu Indri mulai menjelaskan materi pelajaran hari itu. Andara berusaha fokus, Dia merasa lega telah melewati perkenalan pertamanya, dan meskipun suasana baru ini masih agak asing, dia yakin bisa menyesuaikan diri dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATED ENCHANTMENT
Teen Fiction-Andai masalah semudah yupi untuk ditelan. Andara Lova Gaurika, gadis remaja dikepung ribuan masalah yang mengalir dari masa lalu dan masa kini, seperti ombak yang tak pernah berhenti menghempas. Mahesta Kastara Adiwangsa, seorang pria yang dibenci...