12. HILANG?

340 39 1
                                    

"Estoy cansado de enfrentar al mundo"
(Aku lelah menghadapi dunia)
-Andara.

🍂🍂


Alarm berbunyi nyaring, menandakan saatnya bangun untuk bersekolah. Andara, setengah sadar, mematikan alarm itu dengan malas. Dia meraih handphone di samping bantalnya dan melihat banyak pesan dari grup kelas, dengan banyak tag yang menyebut namanya.

"Kok banyak yang nge-tag sih, gak guna banget," gumam Andara kesal. Tanpa berpikir panjang, dia keluar dari grup tersebut sebelum sempat melihat isi chat itu. Setelah itu, Andara merapikan tempat tidurnya dengan malas dan berjalan menuju kamar mandi.

Ketika Andara membuka pintu kamarnya, dia terkejut melihat ruang tamunya yang sudah sangat rapi. Matanya menyapu ruangan dari ujung ke ujung, terpesona oleh kerapian yang tidak biasa. Pandangannya tertuju kepada Mahesta yang berbaring di sofa.

"Apa dia yang membereskan ini? Rapi bener, kagum gue," ujar Andara, kagum. Dia kemudian menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah mandi, Andara memanggang dua roti—satu untuk dirinya dan satu lagi untuk Mahesta sebagai ucapan terima kasih karena telah banyak membantu kemarin.

Andara duduk di samping Mahesta yang masih tertidur, sambil menikmati roti paginya. Tak lama kemudian, Mahesta terbangun dari tidurnya.

"Selamat pagi, bos apartemen," sapa Andara dengan ceria.

Mahesta tertegun sebentar, baru kali ini dia terbangun langsung melihat seorang wanita di dekatnya. Setelah menatap Andara, matanya tertuju pada roti dan susu di meja.

"Terima kasih sudah membuatkan saya roti dan susu," ucap Mahesta dengan percaya diri.

"Dih, yang ini punya gue," ujar Andara, langsung memegang gelas yang berisi susu itu, khawatir akan direbut oleh Mahesta.

Mahesta hanya tertawa kecil, "Kamu sudah mendingan? Kok sekolah?" tanyanya dengan nada perhatian.

"Lo gak lihat betapa segarnya gue hari ini," ucap Andara sambil berdiri dan berputar untuk menunjukkan kebugarannya. "Gue berangkat sekarang, sebelumnya terima kasih sudah beresin ruang tamu."

Mahesta menganggukkan kepalanya, "Hati-hati," balasnya singkat, mengantarkan Andara dengan pandangan penuh perhatian.

Mahesta berjalan menuju kamar mandi. Saat membuka pintu, matanya membulat. Bagaimana bisa kamar mandi ini penuh dengan stiker Winnie the Pooh yang besar-besar? Mahesta menggelengkan kepala, tidak heran dengan Andara. Dengan sifatnya yang keras kepala dan berani terhadap semua orang, ternyata dia juga pecinta kartun.

Mahesta juga melihat barang-barang kamar mandi Andara, mulai dari sikat gigi berwarna pink, sabun bayi, hingga shampoo bergambar Putri Aurora berwarna pink. "Saya kira dia sudah dewasa karena tingkah lakunya, ternyata dia masih seperti anak-anak," gumamnya.

Selesai mandi, Mahesta menggosok rambutnya dengan handuk, lalu menghirup aroma dari handuk itu. "Manis juga bau shampo nya Andara," pikirnya.

Setelah berpakaian, Mahesta mulai memakan roti buatan Andara. Tak lama kemudian, dia menerima telepon dari nomor tak dikenal. Awalnya, Mahesta tidak mengangkatnya, tetapi nomor tersebut menelepon lagi. Merasa risih, dia pun mengangkatnya.

"Halo, selamat pagi bapak," suara di ujung telepon menyapa.

"Pagi," jawab Mahesta singkat.

"Apa ini dengan Pak Mahesta?" tanya suara itu.

"Iya, benar."

"Saya wali kelas Andara, Pak. Saya ingin bertanya, apakah Andara masih sakit?"

"Andara sudah sembuh, belum lama dia berangkat sekolah," jawab Mahesta.

FATED ENCHANTMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang