SUPPORT AKU TERUS YAA
TYPO KOREKSI
🌷🌷🌷
________________Andara keluar dari apartemen, kepalanya mendongak untuk melihat langit. Cuaca yang sangat cerah di malam hari, menyertai bintang-bintang yang berkilauan. Andara pun mulai berjalan di trotoar menuju angkringan, dengan tujuan membeli martabak manis. Jalan menuju angkringan memang terbilang sangat sepi, tetapi Andara menghilangkan rasa takutnya.
Krek.
"Siapa?" Andara menoleh ke belakang, merasa ada yang mengikuti. Jika hantu, Andara tidak pernah takut, tetapi ini seperti suara ranting yang terinjak oleh kaki manusia.
Andara melanjutkan perjalanan tanpa menghiraukan apa yang terjadi barusan, namun dia tetap waspada. Sesampainya di angkringan, Andara sangat lega. Angkringan yang dipenuhi oleh ramai orang membuat Andara tidak perlu khawatir lagi.
Dia berjalan sambil melihat kanan kiri untuk mencari makanan yang dia tuju, tetapi dari ujung ke ujung, orang yang berjualan martabak manis tidak ditemukan, sepertinya memang tutup.
"Yah, sia-sia dong gue ke sini, beli sosis bakar aja deh," gumamnya, langsung menuju ke arah orang yang berjualan sosis bakar yang dia maksud.
"Bang, sosisnya beli tiga," ucap Andara sambil tersenyum.
"Iya neng, kalau beli lima gratis abang lho," jawab penjual sosis sambil tersenyum lebar.
"Ada-ada aja, Bang. Hahaha," ucap Andara sambil tertawa palsu, merasa tidak nyaman dengan tawaran bercanda itu. Namun tiba-tiba matanya tertuju pada laki-laki berbaju hitam yang sepertinya dari tadi sedang memantaunya. Detak jantung Andara meningkat, dan dia merasakan ketakutan merayap di punggungnya.
Andara yang ketakutan akhirnya mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Marvin, meminta tolong untuk menjemputnya. Meskipun selalu berani menghadapi orang lain, dia tidak bisa berkelahi jika orang tersebut menggunakan senjata tajam.
"Arghh, terus minta tolong siapa?" ujar Andara dengan frustrasi setelah menerima pesan bahwa Marvin tidak bisa menjemputnya karena sangat sibuk. Tiba-tiba di pikirannya terlintas nama Mahesta, yang seharusnya tidak dihubungi, tetapi kini dihubungi.
"Neng, ini sosisnya, totalnya tiga puluh ribu," ujar penjual sosis sambil menyerahkan makanan tersebut.
"Terima kasih, Bang. Saya numpang duduk sebentar," jawab Andara, berusaha tetap tenang meskipun hatinya masih berdebar.
"Iya neng, silakan," balas penjual sosis dengan ramah.
Andara duduk di bangku yang tersedia dan membuka ponselnya kembali. Wajahnya berubah menjadi tersenyum ketika mendapatkan pesan bahwa Mahesta sudah dalam perjalanan untuk menjemputnya. Ia merasa sedikit lega, namun tetap waspada.
Andara menoleh kanan kiri sambil mencari mobil Mahesta, takutnya sudah datang tanpa dia sadari. Sayangnya, mobil yang ditunggu belum juga tiba. Andara mulai membuka satu sosisnya, berusaha mengalihkan pikirannya. Saat hendak dimakan, tiba-tiba ada klakson mobil di depannya. Andara pun berdiri dan mengintip ke jendela mobil. Di dalam mobil terdapat Mahesta yang mempersilahkan Andara untuk masuk.
"Lain kali kalau mau keluar ajak teman," ucap Mahesta datar sambil melajukan mobilnya.
"Lo ngejek gue? Iya tau gue anak baru di sini, gue juga belum kenal lingkungan ini," jawab Andara sambil menghela napas panjang. Rasa lega mulai menyelimuti dirinya, meskipun rasa kesal juga ada.
"Kota ini berbeda dengan kota kamu yang dulu, jangan coba-coba keluar sendirian," ujar Mahesta dengan nada tegas, matanya tetap fokus ke jalan.
"Eleh, lagi pula meskipun bawa teman, siapa yang gue bawa? Teman gue cuma dua, Lena sama Marvin, itu pun cuma teman kelas doang. Tapi tenang aja, tiga hari lagi, teman gue bakal banyak," ucap Andara sambil memakan sosisnya. Dia berusaha menunjukkan keberanian, meskipun dalam hatinya masih ada rasa takut yang tersisa.

KAMU SEDANG MEMBACA
FATED ENCHANTMENT
Novela Juvenil-Andai masalah semudah yupi untuk ditelan. Andara Lova Gaurika, gadis remaja dikepung ribuan masalah yang mengalir dari masa lalu dan masa kini, seperti ombak yang tak pernah berhenti menghempas. Mahesta Kastara Adiwangsa, seorang pria yang dibenci...