32. TAK KENAL SIAPAPUN

217 30 6
                                    

TYPO? KOREKSIII.
HAPPY READING
_______

Penculik itu duduk santai di tengah ruangan yang suram, menikmati secangkir kopi dengan rileks. Dia melirik jam tangan di pergelangan tangannya, menunggu dengan sabar reaksi dari minuman yang telah dia berikan kepada Andara. Kesunyian ruangan hanya dipecahkan oleh bunyi cangkir yang sesekali beradu dengan meja.

Tiba-tiba, terdengar suara ketukan keras di pintu. Penculik itu mengangkat alisnya, rasa penasaran dan kebingungan bergantian di wajahnya. "Siapa yang berani datang ke sini?" gumamnya, hampir tidak percaya. Dia mencoba melangkah pelan menuju jendela, berniat untuk mengintip, namun pintu tiba-tiba terbuka dengan keras akibat dorongan seseorang.

Di ambang pintu, berdiri Mahesta dengan aura penuh kewibawaan. Di belakangnya, beberapa pasukan bersenjata memegang pistol dengan tangan siap siaga, mengarahkan senjata mereka ke arah penculik itu. Ketegangan meningkat seketika, dan penculik itu merasa panik. Dia segera berlari menuju ruangan tempat Andara dikurung, berusaha untuk melarikan diri dari ancaman yang mendekat.

Andara mendengar suara pintu terbuka lagi, dan merasakan kepanikan yang menghantui setiap detik. "Kurang satu jam, kenapa lo kesini lagi?" tanyanya dengan nada frustasi, masih menunduk dengan wajah penuh kecemasan. Namun, saat dia mengangkat kepalanya dan melihat siapa yang datang, terkejutnya tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. "Lo?"

Dirga, sosok yang kini berdiri di hadapan Andara dengan tatapan yang penuh kegilaan. Sejak lama, Dirga telah menjadi bagian dari lingkaran orang-orang dekat ayah Andara, namun dia memiliki ambisi yang jauh melampaui batas-batas profesional.

Kehidupan Dirga dilingkupi oleh satu obsesi: memiliki Andara. Keinginannya bukan sekadar ketertarikan biasa. Dia sering mengintai Andara, memotret setiap momen hidupnya dengan harapan bahwa suatu hari dia bisa menjadi bagian dari dunia Andara. Bahkan ketika Andara menjalin hubungan dengan Leo, Dirga tidak tinggal diam. Dia melakukan segala cara untuk merusak hubungan tersebut, menyebar desas-desus dan menciptakan konflik yang akhirnya menyebabkan perpisahan antara Andara dan Leo, termasuk menyebarkan vidio empat puluh detik itu.

Selama ini, Dirga membiarkan obsesi dan kecemburuannya mengendalikan hidupnya. Setiap rencana yang gagal, setiap upaya yang tidak membuahkan hasil, semakin menegaskan tekadnya untuk mendapatkan Andara dengan cara apa pun. Kini, dengan Andara terkurung dan tak berdaya di hadapannya, Dirga melihat kesempatan terakhir untuk mewujudkan ambisinya, meskipun dengan cara yang penuh kekerasan dan ancaman.

Dirga mendekati Andara dengan langkah yang penuh keyakinan dan rasa percaya diri yang menyesakkan. "Andara," ucapnya dengan nada penuh emosi yang tertahan, "Akhirnya lo tahu wajah yang nyulik lo. Gue ngelakuin ini karena gue cint–"

Tiba-tiba, suara tembakan bergema di ruangan itu, terdengar keras dan menegangkan. Peluru menembus atap dengan bunyi dentuman yang memecah ketegangan. Mahesta berdiri di ambang pintu, senjata masih mengepul di tangannya. "Jangan sentuh dia!" teriaknya, matanya tajam dan penuh determinasi.

"Andara," kata Mahesta dengan nada lembut, tatapannya berubah menjadi sayu saat dia melihat Andara yang terikat oleh tali. Hatinya merasakan empati yang mendalam, melihat keadaan Andara yang tersiksa.

"Bawa orang ini ke kantor polisi, atas kasus penculikan," perintah Mahesta kepada anak buahnya dengan nada tegas dan tidak memberi ruang untuk penolakan.

Para anak buahnya bergerak cepat, maju untuk menangkap Dirga. Namun, sebelum dia ditarik keluar, Dirga berteriak dengan nada penuh kemarahan dan kekejaman. "Kalau gak bisa milikin hati lo, gue bisa miliki badan lo," ancamnya dengan suara serak yang penuh kebencian.

"Bangsat, obsesi tolol," ucap Andara, melontarkan kata-kata dengan rasa jijik dan kemarahan yang menggelegak di dalam dirinya.

Mahesta, setelah memastikan Dirga sudah dibawa pergi, segera bergerak untuk membuka tali yang mengikat tangan dan kaki Andara. Setiap detik terasa sangat penting, dan Mahesta berusaha secepat mungkin agar Andara bisa bebas dari belenggu yang mengekangnya.

FATED ENCHANTMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang