"cilla cilla enak gak begituan." ucap khumaira penasaran.
"Begituan apaan?" tanya arcilla menatap khumaira penuh tanya.
"ngeweng." ucap syera dengan seenak jidatnya.
"sakit tau!" pekik cilla mengingat pertama kali ia di unboxing seperti terbelah dua.
"beneran?!" tanya khumaira, syera, dan cessa serempak dengan wajah penasarannya.
"berati punya jarrel gede banget?!" tanya cessa.
"ada uratnya gak cill?" tanya syera dengan mata yang berbinar.
"gede banget, gue takut anjir liatnya." ucap cilla "tapi lama kelamaan enak." ujar cilla dengan cengirannya.
"gue pengen." rengek cessa yang langsung diangguki khumaira dan syera.
kini mereka berada disisi lapang karna sudah olahraga "cilla sini main basket." ajak bian memegang bola basketnya.
"gamau cape." tolak cilla memang ia sedikit lelah dan juga sedikit pusing karena sinar matahari yang sangat sangat panas hari ini.
"ga seru." ujar bian.
"si jarrel sama ale gak olahraga?" tanya cessa karna ia tak melihat dua cunguk itu.
"gatau." jawab cilla menggedikan bahu nya menyenderkan kepalanya pada bahu cessa.
"cilla sini bentar." ucap pak roy disebrangnya sedikit jauh dengan posisi cilla duduk.
"ck, mau ngapain lagi." decak cilla dengan langkah gontai cilla menghampiri pak roy.
ketika hendak sampai dihadapan pak roy bola basket melambung ke arahnya belum sempat menghindar bola itu sudah mengenai kepalanya dengan keras, teriakan terdengar memanggil namanya.
"cilla gapapa?" tanya haikal dengan panik memegang kepala cilla namun darah dari hidungnya mengalir begitu saja.
dan pandangan cilla hitam seketika, cilla tak sadarkan diri terjatuh diatas aspal lapangan haikal memangku kepala arcilla.
"Aduh." ringis pak roy melihat kejadian itu.
"CILLA." teriak syera histeris melihat darah dan tubuh cilla yang terjatuh.
syera, khumaira, dan cessa berlari menghampiri cilla "kalo main basket hati hati anjing!" kesal cessa.
dari punggung haikal terlihat jarrel berlari dengan wajah penuh amarah
"ANJING! LO APAIN CEWEK GUE BANGSAT!" teriak jarrel menarik kerah belakang haikal lalu meninju wajah haikal"hei sayang, bangun." ucap jarrel mengangkat kepala cilla ke pangkuannya dan mengusap darah yang mengalir dari hidungnya tanpa jijik sedikitpun.
"bawa ke uks rell." ujar cessa, jarrel langsung menggendong cilla bridal style membawa nya ke uks dengan panik dan khawatir.
sepanjang koridor sekolah banyak sekali yang memandanginya dengan pandangan yang berbeda khawatir, iri, biasa aja.
sesampainya diuks jarrel langsung membaringkan cilla diatas brankar "dok cepetan obatin pacar saya." ucap jarrel dengan panik terus mengusap darah cilla yang terus keluar dari hidung.
dokter kiki mengelap darah cilla dan mengecek suhu tubuh cilla yang ternyata sangat panas lalu menempelkan coolpever dijidt cilla.
"nanti juga sadar tunggu aja, dia kecapean tadi sebelum berangkat sini sarapan?" tanya dokter kiki "dan jangan terlalu banyak bergadang." lanjut dr.kiki.
"cuma makan buah dok sedikit." jawab jarrel "nanti sarapan dulu ya, tungguin aja bentar lagi juga sadar." ucap dr.kiki lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ramírez
Teen Fiction"dad! yang bener aja masa aku dijodohin sama cowok kayak dia?!" tanya seorang perempuan membantah seorang ayah nya. "sayang, Daddy udah tau bagaimana kehidupan dan sifat dia." ujar daddy nya dengan lembut untuk meyakinkan bahwa pilihannya adalah pi...