Kini arcilla, syera dan cessa sedang berada dicafe dengan suasana alam sepi angin sejuk bikin betah.
Sebelum syera pergi ke amerika untuk melanjutkan pendidikannya cessa melanjutkan kuliahnya disini karna papa nya tak mengizinkan.
"Gue bingung takut gaboleh sama jarrel." ucap arcilla memikirkan suaminya takut tak diberi izin.
"Ya lo mau dimana kuliah nya?" tanya cessa.
"Gue sebenarnya pengen di UCL, london ya gimana lagi sekarang kan nasib gue udah beda." sesal cilla mencoba menerima keadaan.
"Iya sekarang lo harus nurut sama jarrel, mending sama gue aja cill." ujar cessa.
"Yaudah nanti gue izin sama jarrel, dan lo udah daftar?" tanya cilla karna ini masih dimasa liburan.
"Belum besok aja dah, tar kalo udah ada pengumuman hasilnya kita barengan ya?" ucap cessa diangguki arcilla dengan semangat.
Sedangkan syera terlihat murung "gue sedih jauh sama kalian!" rajuk syera.
"Yah, gaada ani ani kita lagi cess." celetuk cilla dengan ekspresi sedihnya.
"Nangis banget ga sih, ditinggal ani ni tercentil kita?" tanya cessa wajah ngejeknya jangan lupakan itu.
"Demi apapun gaada perebut laki orang lagi cess!" pekik cilla menggenggam tangan cessa menggoyang goyangkan.
"Gila ya kalian! inget kebaikan gue kek jangan keburukan cukup tutupi yang itu mah!" bantah syera dengan ekspresi kesalnya karna ia terus saja dibuly dengan kedua temannya.
"Yang mana kebaikan lo syera?!" tanya arcilla dengan nada tak santai.
"Eh gue inget kebaikan dia, dia nolongin gue waktu pacaran sama afkar, pas ketauan bang raven!" inget cessa sangat baik memang temannya ini.
Arcilla masih tampak berfikir kebaikan syera itu apa "nah!" pekik cilla ingat dengan suata hal.
"Waktu smp dia pernah nungguin gue berak!!!" teriak cilla dengan tawa mengiringinya, syera juga cessa meringis malu.
Memang cilla tak bisa menahan suaranya yang sangat melengking di antara mereka bertiga cilla yang paling cerewet, berisik.
"Gue malu anjing!" ringis syera menundukan kepalanya.
"Syera ayo pulang gue malu, punya temen kek dia!" ujar cessa mengajak syera pergi.
"Ih, sorry tapi beneran dia baik banget sialan." puji cilla.
"Dia baik nungguin gue dengan sabar sedangkan temen gue yang lain gaada yang mau, cuma dia tau." Cerita arcilla bangga memiliki teman seperti syera.
"Emang jangan raguin kesetiaan syera." sombong syera menghisap vapenya lalu menghembuskan ke atas.
"Diluar nungguin sendirian lo?" tanya cessa.
"Didalem gimana gak bangga gue cess!" puji cilla terlihat sangat sangat bangga dengan syera.
"WTF?!! DIDALEM BAU DONG??!!" tanya cessa kaget jorok sekali dua temannya ini.
"IYA, setia banget gue tuh cessa, gue rela berduaan sama si cunguk ini dikamar mandi nemenin dia berak yang baunya kek limbah itu." ujar syera disambut gelak tawa cessa dan cilla.
"Demi apapun gue gaakan lupain itu syera!!!" ujar cilla disela sela tawanya.
>>>>
"Udah lulus ni ye, cay." seru ale pada kausar yang sedari tadi memainkan rubiknya.
"Iye nih, info loker dong." jawab ucay tersenyum miring juga menaik turunkan alisnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ramírez
Teen Fiction"dad! yang bener aja masa aku dijodohin sama cowok kayak dia?!" tanya seorang perempuan membantah seorang ayah nya. "sayang, Daddy udah tau bagaimana kehidupan dan sifat dia." ujar daddy nya dengan lembut untuk meyakinkan bahwa pilihannya adalah pi...