Ramírez

25

"Cilla."

"Cilla wake up."

"Lo bikin gue khawatir!"

"Cilla."

rentetan pertanyaan syera sembari mengguncang tubuh cilla yang sedari tadi bergerak gelisah juga air mata mengalir dipipinya.

"ARCILLA!" teriak syera.

Cilla terbangun dengan nafas terengah engah juga keringat bercucuran "syera?"

"Jarrel?" ucap cilla lirih kembali menangis.

"Hah?" beo syera tak mengerti dengan ucapan cilla.

"Jarrel meninggal." isak cilla air matanya semakin deras.

Syera mengernyit bingung "lo kenapa sih?!" tanya syera namun cilla tak kunjung menjawab ia terus menangis.

"Kenapa? cerita sama gue!" sentak syera.

"jarrel meninggal?" tanya cilla dengan isakan nya.

"mana ada!"

"Lo mimpi kali!" celetuk syera.

"Hah?" beo cilla.

"Semalem lo minum banyak, terus kita dianterin ke sini sama yang 3 cowok itu loh, zayn, maxime, rayyan."

"lo kobam terus ngira Zayn itu jarrel!"

"tapi ini kaya nyata!" isak cilla menenggelamkan wajahnya pada bantal.

"Mending sekarang lo tidur lagi, gue juga masih ngantuk ini." titah syera kembali merebahkan tubuhnya dikasur king size milik cilla.

"Jarrel." isak cilla mengusap air matanya.

"Syera gue mau masakin jarrel makanan kesukaannya." celoteh cilla melirik syera yang sudah memejamkan mata syera tidak tidur semalaman.

"Dia suka paling suka seafood, gue mau ketemu dia."

Cilla bergegas ke dapur dengan tanktop juga hotpants nya "marry, morning." Sapa cilla pada marry yang sedang membersihkan lemari.

"Morning, non."

"Marry ada cumi?" tanya cilla membuka kulkas melihat apa saja isinya.

"Ada, non mau apa? Biar marry bikinkan." sahut marry.

"Mau bikin nasi goreng cumi sama sup ayam." ucap cilla membuka sosis kanzler kesukaannya.

"okeii nanti marry bikinkan."

"No, cilla bikin sendiri mau masakin buat jarrel, marry kasih tau aja caranya."

"Oalah, yaudah sok."

cilla mengikat rambutnya asal lalu ia meracik bumbu untuk nasi goreng nya juga memotong motong cumi berukuran sedang.

Cilla juga tak lupa memasukan udang dan bakso karna jarrel sangat suka dengan itu, berbanding balik dengannya.