Pagi ini sudah ribut dengan suara tngisan jayden yang menggelegar, merengek tak ingin sekolah.
"Sekolah dong, nanti el marah mau?" tanya arcilla mengusap kepala jayden yang bersadar diperut nya.
Jayden menggeleng "Aku gamau sekolah." rengek jayden.
"Iya kenapa?" tanya arcilla.
"Jayden sedih kalo sekolah suka inget mami sama papi, terus liat temen temen sekolahnya dianterin mami papi nya." ucap jayden berderai air mata.
Arcilla menghapus air mata jayden "itu masalahnya?" tanya arcilla, jayden mengangguk patuh.
"Yaudah, siap siap sekarang kakak sama el yang anterin kamu ke sekolah." suruh arcilla namun jayden masih menangis dan menggelengkan kepala.
"Gamau sekolah, jayden cape belajar terus." ujar jayden menggelengkan keoalanya brutal.
"Kamu mau jadi apa?" tanya arcilla.
"Mau kayak el." ujar jayden.
Arcilla shock langsung menggelengkan kepala "Eh, jangan!" bantah arcilla.
"Kenapa?" tanya jayden.
"Mau jadi napi?" batin cilla bersuara.
"Harus lebih baik dari el." ucap arcilla.
"Aku masih gamau sekolah kak!" rengek jayden.
Arcilla mengehela nafas kasar kesal seklai "Kenapa sih jay?"
"Jay takut kakak lahiran disini gaada yang nemenin." ucap jayden mengusap perut besar arcilla.
Yaampun, hati arcilla tersentuh mendengarnya "Sayang, kan ada el yang jagain kakak." ucap arcilla.
"El suka mainin laptop terus jay juga tau." Ujar jayden.
Jarrel masih tertidur karna semaleman arcilla merengek sakit pinggang, mulas, perut nya sakit gak karuan.
Hingga jarrel mengelus pinggang dan punggung arcilla sampai subuh "Alasa." ujar arcilla.
"Yaampun kak, tinggal bilang iya." ucap jayden ngotot.
Arcilla memutar bola matanya malas "yaudah sana ganti bajunya." suruh arcilla membuat jayden bersorak gembira.
Arcilla selonjoran disamping jarrel yang tertidur pulas sembari memainkan handponenya.
Arcilla masih bertukar kabar dengan cessa dan juga syera, tapi jarang bertemu lagian dirinya di jakarta baru 1 mingguan.
"Kak, ayo makan!" teriak jayden sudah dengan kaos dan celana pendeknya.
"Bangunin el dulu." titah arcilla.
Jayden mendekati jarrel dan menduduki perut nya memencet hidung jarrel.
Jarrel berdecak kesal "Diem jay!" sentak jarrel.
Arcilla langsung menggendong jayden diatas tubuh jarrel melihat reaksi jarrel karna ia tau jarrel pasti marah.
Arcilla mengelus pipi jarrel "Bangun sayang." titah arcilla dengan cara lembut.
"Duluan aja masih ngantuk." ucap jarrel memunggungi arcilla melanjutkan tidurnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ramírez
Teen Fiction"dad! yang bener aja masa aku dijodohin sama cowok kayak dia?!" tanya seorang perempuan membantah seorang ayah nya. "sayang, Daddy udah tau bagaimana kehidupan dan sifat dia." ujar daddy nya dengan lembut untuk meyakinkan bahwa pilihannya adalah pi...