18

37.4K 508 11
                                    

"daddy, dia gak tidur semaleman." adu cilla menyandarkan kepalanya pada dada bidang jarrel menunjuk wajah jarrel.

"kenapa? tidur el, kalo gak tidur kamu juga ikutan sakit loh." tanya samuel memperhatikan wajah jarrel.

"tidur kok, dad." ucap jarrel menyuapkan semangka pada mulutnya, mereka sekarang sedang sarapan dimeja makan, cilla sedari tadi diam digendongan jarrel dengan jarrel yang menyuapinya.

"tidur itu nomor satu el, jangan sampai kamu gak tidur sama sekali itu memicu penyakit." ucap darren sembari memotong daging nya.

"arcilla nomor satu." Jawab jarrel menyuapi cilla mangga.

semua tertegun mendengarnya, seorang cowok berandal yang biasanya menghancurkan hati wanita dan mainin wanita kini ia menjaga cilla mati matian.

"mantep gasalah pilih." ujar samuel dalam hati.

"kan ada kita juga yang bisa jagain gantian." ucap grace.

"gapapa mom, sekarang dia tanggung jawab jarrel." ucap jarrel mengelus rambut cilla.

semuanya tersenyum mendengarnya senang karna perempuan satu satunya memilik pria yang tanggung jawab.

"Daddy, cilla mau bawa baby wolvie ke rumah cilla boleh?" tanya cilla menatap sang daddy.

"kamu gabener jagainnya." ucap samuel mengunyah steak nya.

"ih daddy! cilla bener kok jagain nya." bantah cilla turun dari gendongan jarrel duduk disamping jarrel.

"enggak! nanti wolvie ny terlantar gamau biar mommy yng urus disini." ucap grace menggelengkan kepala.

"iya bener banget, ntar wolvie nya dikasih cat rambut sama lo." celetuk alva.

"ck! itukan dulu sekarang mana ada." sentak cilla tak terima.

"mana ada dulu, kemaren kemaren lo cat ekor kucing warna pink." balas alva.

"kan biar lucu alfa bego!" sentak cilla dengan wajah emosinya.

"your language, sayang." ucap jarrel menatap arcilla dengan tajam, membuat arcilla diam seketika.

"mana ada lucu! itu penyiksaan." bantah alva.

"penyiksaan dari mana sih kak!" sentak cilla sudah kehabisan kata kata.

"ya penyiksaan, cat rambut itu kalo kena kulit panas." ujar alva lagi.

"stop ,mau gue banting ni gelas hah?!" bentak grace dengan mata melotot memegang gelas.

"dia duluan." ucap arcilla dan alva menunjuk satu sama lain.

"nih, saling bunuh sekalian." ujar grace mengambil pisau untuk makan menodongkan pisau ke dua anaknya itu.

"jahat banget mommy." lirih cilla dan alva menatap wajah grace melas.

"sebel gue." gumam grace memutar bola matanya malas.

"jangan heran el, kalo cilla galak orang pusatnya aja udah begini." ucap darren pada jarrel yang tersenyum menyaksikan dua saudara itu.

"walaupun mommy kamu galak daddy tetap cinta." ujar samuel menatap grace penuh cinta.

"sayang, love you." ucap grace mendekat kan wajah nya pada samuel, samuel mengecup bibir grace dengan senyuman menghiasi wajahnya.

alva, darren, cilla juga jarrel berdecak melihat pemandangan didepannya "bisa gak sih dikamar aja jangan disini." ujar alva memutar bola matanya malas.

"jiwa jomblo nya meronta-ronta dia." ucap darren menyindir alva.

"aku tuh muak, melihat kalian berciuman, bermesraan, berpelukan aku tuh sebel." ucap alva dramatis.

Ramírez Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang