37

30K 499 4
                                    

Pagi ini hari yang mungkin sangat cilla tunggu hari dimana ia menjadi maba dengan kemeja putih dan rok pendek selututnya.

"Sayang, pasangin dasi." teriak jarrel di depan cermin rias cilla.

Arcilla memang sudah siap dari subuh memang sengaja karna pasti begini jarrel suka teriak dan suka manja.

Arcilla memilih dasi yang cocok untuk jas dan kemeja jarrel "nunduk, susah." Ucap cilla meredakan tubuh jarrel.

Jarrel duduk ditepi ranjang kaki mengangkang dengan cilla ditengahnya "Gaya banget nih, mahasiswa." ledek jarrel meniup wajah cilla.

"Aku deg deg an demi apa." Ucap cilla melilitkan dasi jarrel dengan rapi.

"Awas genit!" ancam jarrel mengapit hidung cilla.

Cilla memukul tangan jarrel menatapnya dengan tajam "Aku gapernah genit ya!" bantah cilla mengalungkan tangannya pada leher jarrel.

Jarrel merentangkan kedua kakinya agar setara tinggi nya dengan cilla, jarrel menatap cilla dalam "i love you." ucap jarrel terdengar tulus tanpa paksaan.

"Beneran?" tanya cilla tersenyum miring menggoda jarrel.

Jarrel mencium bibir cilla "beneran." ucap jarrel menggendong cilla ala koala.

"Aku gapercaya." ucap cilla memeluk leher jarrel erat menatap mata tajam itu.

"Kamu jangan galak galak dong." pinta cilla mengelus rahang jarrel, memang benar wajah jarrel tuh selalu galak dan menyeramkan.

"Orang aku biasa aja, sayang!" bantah jarrel.

"Biasa aja tapi ini mata galak banget natap nya!" ucap cilla mengusap wajah jarrel.

"Iya maaf, tapi aku beneran cinta sama kamu, jangan tinggalin aku ya?" pinta jarrel menatap arcilla dalam.

Arcilla mengangguk lalu mengecup rahang jarrel "Ayo anterin aku ke kampus." ajak cilla semangat.

"Semangat banget, aku liat liat." ucap jarrel dengan nada sedikit berbeda.

"Iya, aku pengen beraktivitas."

Jarrel menurunkan cilla lalu mengambil tas dan kunci mobilnya "ayo." ajak jarrel menggandeng tamgan cilla.

"Wait, wait." ucap cilla lalu membawa backpack nya dan membalas genggaman jarrel.

"Mau kemana kita? mau sekolah sama daddy? iya?" tanya jarrel menganggap cilla sebagai anaknya.

Ya jelas, dari penampilan jarrel berjas setelan kantor sedangkan cilla rok pendek cream dan kemeja putih juga backpack dipunggung nya, terlihat seperti anak dan ayah.

Gak cocok suami dan istri "Yes daddy." sahut cilla mendongakkan kepala juga cengiran yang menghiasi wajahnya.

>>>

Dilapangan penuh dengan mahasiswa dan mahasiswi baru kini cilla, cessa, juga ale sedang mendengar pengumunan yang harus ia dengsrkan selama masa ospek maba berakhir.

"Males banget, anjing." umpat ale menundukan kepala nya menghalangi sinar matahari.

"Hey, kamu yang pake rok cream." tunjuk cowok dengan badan tinggi kurus dan kulit putih.

Arcilla menengok ke belakang lalu tersenyum kecil saat melihat ada name tag tulisan panitia "Iya, kenapa?"

"Kenapa rambutnya gak dikuncir sesuai tanggal lahir?" tanya regan sang panitia.

Ramírez Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang