cahaya matahari mengintip dari balik gorden kamar jarrel seaakan menyapa kedua insan yang saling berpelukan mesra, arcilla membuka mata nya disuguhi pemandangan yang sangat indah.
cilla mengelus rahang jarrel "bangun el." ucap arcilla.
jarrel membuka mata nya memandang arcilla dengan muka bantal nya lalu memeluk arcilla dengan erat dan menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher arcilla.
"pusing cilla." gumam jarrel.
"lo sakit? besok aja ya beli perlengkapan nya." ucap arcilla mencoba melepaskan kepala jarrel pada lehernya agar ia bisa cek suhu tubuh jarrel.
namun jarrel menggeleng, arcilla mendudukan dirinya dan melepas pelukan jarrel lalu mengecek suhu tubuh jarrel yang ternyata memang hangat.
"besok aja ya?" ucap arcilla mengusap usap dahi jarrel.
jarrel menggelengkan kepalanya dan mendudukan diri sebentar kemudian berlalu menuju kamar mandi.
"ish, si jarrel gila main pergi pergi aja." umpat arcilla memandang jarrel yang berlalu meninggalkan nya begitu saja.
tiba tiba pintu kamar jarrel ada yang ketuk arcilla menguncir rambutnya asal lalu membuka pintu kamar langsung disuguhi mami sofia yng tersenyum manis "pagi sayang." sapa sofia.
"pagi mami." jawab arcilla dengan senyum khasnya.
"makan dulu yuk ke bawah, jarrel nya mana?" tanya sofia.
"lagi mandi mungkin, tapi mi katanya jarrel pusing." adu arcilla takutnya jarrel kenapa napa dijalan kan.
"sayang, dia emang kyk gitu mami minta tolong banget sama kamu untuk gak ngebiarin keluar malem karna dia suka mabuk mabukan mumpung masih belum terlalu parah mami mohon sama kamu ya sayang ya." ucap sofia penuh harap mengingat anak bungsunya yang begitu nakal.
"mami takut liat orang lain yang terlalu banyak minum alkohol jadi berpengaruh sama kesehatan otak dn hati nya tapi amit amit semoga dijauhin sama hal hal kayak gitu."
"terus jarrel juga perokok aktif udah mami, papi, oma, bahkan javier udah kasih tau dia, nasehatin dia tapi gak mempan semoga aja sam kamu dia bisa berubah."
"kita nasehatin nurut dia tapi dibelakang kita dia kambuh lagi mami udah cape, mami larang karna mami sayang sama dia tolong mami ya jangan tinggalin el." ucap sofia menggenggam tangan arcilla dengan mata berkaca kaca.
"waktu itu mami pernah lihat dia makan obat tapi mami gak tau itu obat apa, mami mau kasih tau papi tapi takut papi marah besar sayang." lanjut sofia.
arcilla tak menyangka kalo jarrel ternyata sudah sejauh ini disisi lain cilla takut gabisa ubah jarrel tapi ia tekad kan dalam hati pasti bisa.
"aku gak tau kalo jarrel begini mi." ucap arcilla mengelus tangan sofia menenangkan.
suara pintu terdengar muncullah jarrel dengan handuk menutupi bagian bawahnya, jarrel menoleh ke arah pintu melihat calon istrinya tengah mengobrol dengan sofia.
"ngomongin aku ya kalian?" tanya jarrel dengan tatapan curiga nya.
"dih geer lu, orang kita lagi ngomongin tas branded keluaran sekarang ya mi?" ucap arcilla mengedipkan sebelah matanya meminta persetujuan sofia.
"iya nanti kita mau shopping ya kan sayang." balas sofia.
"shopping shopping ga bosen?" tanya jarrel karna maminya ini selalu saja nge mall beli barang barang yang menurut nya gak guna.
"gak ada kata bosen untuk shopping iya kan mami?" ucap arcilla menggenggam tangan sofia dan menatapnya penuh keyakinan.
"yes girls." Balas sofia mengedipkan mata nya sebelah.
"tuhkan, wlek." ujar arcilla menujulurkan lidahnya mengejel jarrel.
"dih, gajelas amat bocah." balas jarrel "sana sana aku mau ganti baju." usir jarrel menghempas hempaskan tangannya.
"dih ngusir, ayo mi kita kebawah pangeran kodoknya mau pake baju katanya." ujar arcilla hendak pergi menggandeng tangan sofia.
"eh eh, lo disini aja." ujar jarrel cepat menahan tangan arcilla.
arcilla panik dong takut ia diapa apa in soalnya jarrel gak pake baju, "shit, tahan tahan jngan sampe kegoda." ucap arcilla dalam hati.
"Apasih,jarrel ih kamu ganti baju disini aku kebawah sama mami." ucap arcilla menghentakan tangan jarrel yang menahannya.
"ck! lo mau keluar dengan pakean lo yg kecil itu?" tanya jarrel merangkul pinggang arcilla sehingga tubuh cilla menempel pada tubuh jarrel.
cilla merasakan detak jantungnya berdebar kencang "jangan deket deket ih." seru arcilla menjauhkn tubuhnya dari jarrel.
"biarin cilla kenapa sih gamau banget deket sama gue." ujar jarrel.
"iya karna takut rabies." sentak arcilla masih mencoba menjauhkan tubuhnya dari jarrel "mi tolong." rengek cilla pada sofia yang hanya menonton.
"kalian ini berantem aja, udah cilla kamu disini mami ke bawah nanti kalian nyusul." ujar sofia melenggang pergi meninggalkan cilla dan jarrel berdua.
"ck! gawat." gumam arcilla menggaruk kepalanya yng tak gatal lalu menatap jarrel yang ternyata lagi menatapnya juga lalu cilla tersenyum.
"gawat apanya?" tanya jarrel dengan senyum smirk menghiasi wajahnya.
"eh, gawat aku belum cuci muka." ujar cilla dengan cepat berjalan ke kamar mandi tapi tangannya ditahan oleh jarrel sehingga tubuhnya menabrak tubuh jarrel.
cilla disuguhkan dada bidang jarrel yang tak tertutupi apapun, damn sangat menggoda "kenapa lagi?" ucap arcilla dengan sedikit rengekan.
"morning kiss." pinta jarrel sembari menutup pintu kamarnya yang terbuka lebar.
cilla melotot kecil menatap muka jarrel yang tengil itu "apaan sih, gamau." tolak cilla.
"ayo sayang." ajak jarrel menangkup wajah cilla dan menatapnya memohon.
cilla berdecak tapi mencium pipi jarrel dengan cepat lalu memalingkan wajah nya tak mau menatap jarrel "bukan disituu." rengek jarrel.
jarrel mengapit kedua pipi cilla sehingga bibir cilla manyun langsung saja jarrel mengecupnya dengan lama tak ada lumatan atau apapun hanya kecupan.
jarrel tersenyum menatap bibir pink milik cilla "makasih." ucap jarrel.
Iz
cilla mencubit perut kotak kotak milik jarrel dengan keras memandang jarrel dengan galak "dih, kenapa?" tanya jarrel heran."cepetan dibaju jarrel ih." ucap arcilla dengan kesal.
"malu ya lo? cie malu ni ye." ledek jarrel karna tau gadis didepan nya ini sedang menahan malu terlihat dari raut wajah cilla.
"Enggak! sotoy lu." seru cilla hendak berdiri namun tubuhnya didorong oleh jarrel sehingga terbaring diranjang disusul jarrel yang menindih setengah badannya.
"anjing jarrel!" pekik cilla berusaha menyingkirkan tubuh jarrel diatas nya namun jarrel semkin mengeratkan pelukannya.
"alergi ya lo dipeluk gue?" tanya jarrel menatap arcilla dengan wajah sangat dekat dengan cilla.
"iya! takut rabies gue." ketus cilla memalingkan wajahnya tak mau menatap wajah jarrel.
"jahat amat sama suami." gumam jarrel menempelkan pipinya dipipi cilla.
"kayak lo gak jahat aja." jawab cilla memegang rahang jarrel.
"emang gak jahat." ucap jarrel semakin mengeratkan pelukannya pada cilla.
"kalo gak jahat, gaakan deket sama cewe lain disaat lo udah mau nikah." lirih cilla menatap mata tajam jarrel.
jleb! ucapan cilla seolah menyindir dirinya jarrel seketika diam seribu bahasa "maaf." bisik jarrel
![](https://img.wattpad.com/cover/363506829-288-k957103.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ramírez
Fiksi Remaja"dad! yang bener aja masa aku dijodohin sama cowok kayak dia?!" tanya seorang perempuan membantah seorang ayah nya. "sayang, Daddy udah tau bagaimana kehidupan dan sifat dia." ujar daddy nya dengan lembut untuk meyakinkan bahwa pilihannya adalah pi...