Tepat jam lima sore Moza pun kembali ke rumah. Seperti biasa hal pertama yang dia lihat adalah Triska yang sibuk dengan tanamannya. Setiap sore wanita itu lebih sibuk dengan kegiatan yang dia senangi. Dan kadang juga tidak menyadari kedatangan Moza juga. Sampai pria itu memeluk istrinya dengan erat, barulah Triska sadar jika Moza baru saja pulang ke rumah."Astaga Mas … Maaf ya aku nggak tau kalau kamu datang." pekik Triska kaget, dan menyalami tangan Moza.
Dia langsung melepas pelukan itu, karena tidak enak jika ada banyak orang yang melihatnya. Selain rumahnya pinggiran jalan perumahan, ada banyak tetangga sebelah yang kadang mengobrol di depan rumah dan bercanda tawa.
"Kamu terlalu sibuk sama tanaman kamu, sampai lupa kalau punya aku."
"Dih, apaan sih Mas kok merajuk."
Moza tertawa kecil dan mengajak Triska masuk ke dalam rumahnya. Dia pun meminta Triska untuk membuatkan kopi susu yang sudah lama selalu tidak dia nikmati.
Membutuhkan waktu lima menit kopi itu pun sudah siap saji di depannya. aromanya saja langsung membuat Moza tenang. Pria itu mulai bercerita tentang apa yang dia lakukan di kantor dan juga bertemu Niko dan Reno. Moza juga baru tahu kalau Reno sudah mau memiliki tiga anak. sedangkan saat ini dirinya dan Triska hanya dikaruniai satu anak saja. Bukannya mengeluh, tapi Moza memaksa Triska untuk hamil lagi. Dia ingin anak perempuan agar bisa dikata lengkap.
"Yang sabar Mas, memang belum waktunya aja. Aku juga pengen hamil lagi, tapi mau gimana lagi kalau Tuhan belum ngasih juga kan." kata Triska sedih.
"Gimana kalau bayi tabung?"
Triska menggeleng bukannya apa, dia sangat menyayangkan uangnya jika harus bayi tabung. Belum lagi biaya yang mahal, Triska juga takut gagal. Lebih baik dia menunggu Tuhan saya yang memberi bayi itu masuk ke dalam rahimnya, dibanding harus buang uang banyak dan hasilnya belum menentu.
"Sayang … masih ingat Elena nggak? Teman sekolahku dulu, yang dulu pernah nonton bareng sama kamu juga." tanya Moza antusias.
Wanita itu berpikir sejenak sambil mengingat banyaknya teman suaminya ini. Tidak hanya Elena tapi Moza juga memiliki banyak teman wanita sejak dia masih sekolah hingga kuliah. Cuman, setelah menikah ini saja dia libur dan tidak memiliki teman wanita kecuali teman kerja. Dan itu pun jarang berinteraksi satu sama lain jika tidak ada hal penting bagi Moza. Sedangkan Elena … Yang Triska ingat, dulu waktu mereka kehujanan di sebuah mall. Mereka tidak bisa pulang, dan memutuskan untuk menonton film drama romantis. Alhasil karena Moza yang memilih dan tidak tahu film baru, yang ada mereka malah melihat drama romansa yang banyak sekali adegan ranjangnya. Tentu saja hal itu dulu mampu membuat Triska dan juga Elena merinding seketika. Dasarnya Moza itu pria, tentu saja dia menikmati film itu dengan mata yang berbinar.
"Elena Syakila bukan sih? Ingat loh itu aku, dia kenapa Mas?" pekik Triska.
Moza memberitahu istrinya ini, jika Elena baru saja bercerita dari suaminya setelah mengalami keguguran. Dia juga harus pergi dari rumahnya dan memilih kontrak hidup sendiri. Tadi Moza tidak sengaja bertemu, dan keadaan wanita itu begitu hancur. Dia hampir saja tertabrak motor karena melamun, untung saja Moza bisa menariknya dan membuat Elena selamat dari tabrakan itu.
Triska menutup mulutnya tidak percaya. Padahal dulu Elena itu adalah gadis ceria yang selalu menceritakan apapun yang dia rasakan pada Triska. Mereka sempat menjalin pertemanan yang cukup kental. Sebelum Triska memutuskan menikah, dan Elena memilih pergi ke luar kota karena ayahnya. Hampir saja Elena di jual ayahnya karena terlalu banyak hutang yang melilit ayahnya karena judi. Dan sekarang dia malah mendengar kabar Elena yang sudah berpisah dari suaminya?
"Aku kasihan banget sama dia sayang. Kamu tau penampilannya saja udah nggak kayak dulu lagi." ucap Moza menikmati kopi susunya dengan ditembak kue kering.
"Terus dia kerja dimana Mas?"
"Dia kerja di klinik kecantikan di ujung jalan deket sama cafe Moskov itu loh. Aku juga sempat sih minta nomor ponselnya, aku bilang sama dia, kalau butuh sesuatu hubungi aku. Bagaimanapun dia juga salah satu teman aku, sayang." jelas Moza.
Triska hanya tersenyum kecil, dia setuju dengan apa yang dikata Moza. Bagaimanapun Elena itu adalah temannya. Tapi masalahnya … Kenapa perasaan Triska tidak enak dengan semua ini? Dia merasa sesuatu akan terjadi pada dirinya, tapi apa?
***
Triska tidak tahu hubungan mereka seperti apa. Tapi Triska ingat jika Elena dan juga Moza sangat dekat, bahkan kedekatannya kadang membuat banyak orang berpikir jika Moza dan Elena memiliki hubungan lebih dari teman. Tapi nyatanya Moza selalu bilang jika mereka hanya sebatas teman.
Mendengar cerita Moza barusan, perasaan Triska campur aduk. Terbesit rasa cemburu saat Moza menceritakan hal itu, Tapi mau bagaimana lagi jika Triska protes otomatis Moza akan marah. Dan selalu bilang jika hubungan mereka hanya sebatas teman.
Ada ya teman se peduli itu?
Triska juga punya teman banyak tapi tidak seperti itu, selalu ada batasan dan tidak mau ikut campur urusan mereka. Tapi Moza?
Wanita itu tahu bagaimana watak suaminya yang tidak bisa melihat orang lain menderita. Tapi kan masalahnya dia itu sudah menikah, minimal sedikit memberi space pada para temannya. Tapi mau bagaimana lagi Moza itu terlalu baik, sehingga orang yang mendapat kebaikan Moza selalu di salah artikan. Tidak hanya sekali, berkali-kali Triska sering mendapatkan foto, berita jika suaminya pergi bersama dengan wanita lain. Hanya saja jika ditanya Moza selalu bilang kalau mereka itu hanya sebatas kerja tidak lebih. Cuma hati wanita mana yang tidak ketar ketir dengan berita seperti itu?
Menyiapkan semua makan nya di piring, Triska pun mendekati Naufal dan juga Moza di ruang tengah. Mereka berdua sedang menikmati film kartun kesukaan Naufal, yang dimana si buruk rupa yang jatuh cinta dengan seorang wanita cantik dan anggun. Kadang Triska suka membandingkan dirinya seperti itu, yang dimana dirinya paling beruntung bertemu dengan Moza yang terlihat begitu tampan.
“Bikin apa Bun? Aromanya sampai sini loh tadi.” ucap Moza tertawa kecil.
“Bikin kentang keju Yah, siapa nih yang mau?”
Moza dan Naufal pun saling berebut satu sama lain. Yang dimana Naufal paling suka sekali dengan kentang isian keju, kadang juga Naufal meminta Triska untuk membawakan cemilan kentang keju saat pergi ke sekolah.
Satu piring kentang keju pun habis oleh mereka. Triska tersenyum bukan main melihat piring kosong yang terlihat bersih tanpa harian mencucinya. Sampai akhirnya …
“Tris besok coba deh ketemu sama Elena siapa tau dia butuh teman curhat.” ucap Moza tiba-tiba
Triska menatap Moza dengan alis yang mengerut. “Dia nggak punya teman lain apa Mas? Aku besok sibuk banget, nggak bisa ketemu Elena.”
Moza mendengus menunjukkan raut wajah betenya pada Triska. “Ya sudah.”
Segitu bete nya ya sampai-sampai Triska tidak memiliki kesempatan untuk menolak?
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Cincin Pernikahan
Romance🚫21+ (Revisi TOTAL!! Judul sebelumnya Dua Cincin) Dalam bayangan Triska Putri Wardani, pernikahan adalah hal yang paling sakral dalam hidupnya. Dia memiliki impian menikah sekali seumur hidupnya dengan orang yang dia cintai. dan hal itu benar terj...