Chapter-39

105 4 0
                                    

“Cari siapa?” tanya Triska heran.

Di hadapannya saat ini ada dua orang pria bertubuh tegap dengan wajah yang cukup menyeramkan. Berpakaian serba hitam semuanya, meskipun dia tersenyum simpul tetap saja menurut Triska menyeramkan.

“Selamat sore Bu, saya dari pihak bank mau memberikan surat ini untuk pak Moza.”

Triska semakin bingung, dia menerima lembaran itu dan membukanya cepat. Isinya hanya rincian kartu kredit yang Triska sendiri tidak tahu apapun. Wanita itu memang membawa satu kartu kredit milik Moza, yang dimana dia tidak pernah belanja sebanyak ini dengan menggunakan kartu kredit punya Moza. Bahkan lembaran kartu kredit bulan ini saja Triska hanya perlu membahagiakan admin, karena memang dia tidak perlu belanja banyak hingga puluhan juta. Tapi yang ini hampir dua ratus juta dan Triska tidak tahu uang sebanyak itu perginya kemana? Kenapa Triska sama sekali tidak tahu uang sebanyak itu gunanya untuk apa?

“Pak uang sebanyak ini untuk apa Pak?” tanya Triska tanpa sadar.

“Saya tidak tahu Bu, saya hanya menyampaikan apa yang pihak bank berikan. Ini sudah satu minggu dan pak Moza belum membayar kartu kredit nya untuk bulan ini.” jelas orang itu dengan wajah yang serius.

Triska mengusap keningnya pusing, dia akan memberitahu Moza tentang kartu kredit yang harus dibayar oleh Moza bulan ini. Bisa-bisanya uang sebanyak itu Triska sama sekali tidak tahu, sedangkan jatah bulanan yang Moza beri saja untuk bulan ini lumayan cukup. Tidak beli mobil, tidak beli rumah baru, tidak beli barang mewah dan mahal. Masa iya kaling hadiah Moza yang dia pakai saat ini harganya dua ratus juta? Ya, meskipun Moza sempat bilang kalau kalung itu limited edition, tapi bukan berarti harganya dua ratus juta kan?

Menarik nafasnya panjang, Triska pun menelpon Moza. Sayangnya pria sialan itu tidak menerima panggilan Triska. Entah karena sudah tau lebih awal, atau mungkin takut jika Triska marah soal uang dua ratus juta ini. Tapi kan tidak ada salahnya juga kalau Triska tahu uang ini untuk apa?

Tunggu!!

Kalau Triska bertanya pada Moza yang ada pria itu akan ngeles. Pria itu akan banyak sekali alasan yang masuk akal atau tidak untuk mengelabui Triska kembali. Tapi kalau cuma dilihat saja juga bisa bikin Triska dongkol. Apa mungkin dia meminta bantuan orang lain saja ya, untuk menguak apa yang Moza sembunyikan dari dirinya sejak dulu?

Mencoba menelpon Nisa, akhirnya mereka pun bertemu di cafe dekat rumah Triska. Jaraknya tidak begitu jauh, sehingga Triska menggunakan sepeda motor matic nya untuk menemui Nisa disana. Sayangnya lagi-lagi Nisa datang bersama dengan Rizky kekasihnya. Entah kenapa hal itu membuat Triska tidak suka, dia kan butuh privasi kenapa sih harus ada Rizky?

“Hai Tris.” sapa Nisa yang seolah tahu kedatangan Triska.

“Hai juga … aku pikir datang sendiri loh, taunya saja Rizky juga.” jelas Triska sedikit sewot.

Nisa tertawa kecil, dia pun memberitahu Triska jika Rizky ini tidak bisa jauh-jauh dari dirinya. Hari ini dia bekerja juga Rizky ikut dengannya seharian, mumpung lewat sini dia pun memilih untuk mampir. Eee taunya Triska malah ngajakin bertemu. Memesan beberapa cemilan dan juga minuman, Nisa meminta Triska untuk menjelaskan apa tujuannya ingin bertemu dengannya. Nisa pikir pasti ada sesuatu yang penting yang ingin Triska sampaikan pada Nisa sehingga di jam segini wanita itu minta bertemu.

“Jelasin tolong.” kata Nisa singkat.

Mengeluarkan satu lembar yang dia terima. Triska pun meminta Nisa untuk menyelidiki uang sebanyak ini untuk apa? Sedangkan selama ini mereka tidak membeli barang mewah, barang bagus atau mungkin barang lainnya yang harganya diluar nalar. Terakhir yang Moza beli hanya sebuah kalung yang dipakai saat ini. Masa iya kalung yang dia pakai harganya bisa sampai ratusan juta?

“Kayak nggak mungkin gitu loh, masa iya segitunya banget?” ucap Triska tidak habis pikir.

Nisa menggerakkan bibirnya kesana kemari, memperhatikan lembaran itu. Lalu meminta kartu kredit yang dimiliki Triska untuk mencocokkan  nomor seri. Dan ternyata berbeda, tentu saja hal itu langsung membuat Nisa tersenyum kecil sambil menatap Rizky yang seolah paham dengan apa yang dipikirkan kekasihnya itu.

“Mau aku bantu?” tawar Rizky.

“Sorry ya bukannya enggak mau. Tapi masalahnya background kamu di mata aku itu udah jelek setelah berani mengajar Elena. Takutnya kelihatan baik di depan aku ternyata  lebih kejam dari setan.” cibir Triska.

Harus berapa kali Rizky bilang jika apa yang Triska tahu, apa yang ayriska dengar semuanya tidak benar. Apa yang keluar dari mulut Elena bukanlah hal yang sebenarnya. Disini Rizky ingin membantu saja itupun juga kalau Triska mau, kalau tidak juga tidak masalah bagi Rizky. Yang rugi Triska bukan Rizky.

Menurunkan egonya, Triska pun mengalah. Dia pun menerima tawaran bantuan dari Rizky untuk menyelidiki kasus ini. Siapa tahu saja setelah dibantu oleh Rizky semuanya terpecahkan.

Disisi lain, Elena yang melihat hal itu pun tersenyum kecil. Mau melibatkan siapapun  juga tidak akan bisa menyingkirkan Elena dalam hidup Moza.


***


“Tadi aku nggak sengaja lihat Triska ketemu sama Rizky di cafe.” ucap Elena sedih

Moza menatap punggung Elena sejenak, lalu menghela nafasnya kasar dan bangkit dari duduknya. “Benalu itu nggak bisa ganggu kamu malah ganggu Triska, maunya apa sih!!”

Mengedikkan bahunya Elena juga tidak tahu apa yang diinginkan Rizky, selama bersama dengan dia dan selama menjalin rumah tangga bersama Rizky, Elena tidak pernah mendapatkan perlakuan baik dari Rizky dan hanya penyiksaan saja yang Elena rasakan setiap hidup bersama dengan Rizky. Mungkin saja, karena tidak bisa kembali mengajar Elena, dan tahu Triska adalah istri Moza pria itu mencari cara agar Moza memberitahu keberadaan Elena ada dimana melalui Triska. Itu sebabnya apapun Rizky lakukan untuk mem dapatkan Elena kembali.

“Aku takut kalau—”

“Aku pulang dulu, aku pastikan Rizky tidak akan mendapatkan berita apapun tentang kamu dari Triska.” potong Moza cepat.

Meraih kunci mobilnya Moza memilih pergi dari rumah Elena. Tentu, hal itu kembali membuat Elena tersenyum kecil. Sebegitu berharganya ya Elena untuk Moza? Apa hanya karena ucapkan cinta ketika mereka bercinta beberapa minggu lalu sehingga membuat Moza seolah … Elena adalah hal yang paling berharga yang harus dilindungi?

Btw, Elena juga baru tahu jika selama ini ternyata Moza menyimpan rasa cinta untuknya. Hanya saja Moza tidak mengatakan hal itu karena selama ini Elena hanya menganggap Moza sebagai teman. Itu sebabnya pria itu memendam perasaannya begitu dalam dan menikah dengan orang lain. Hanya sebagian tutup perasaannya dan hidup layaknya orang pada umumnya. Sehingga rasa cinta dan rasa sayang pria itu sudah habis pada orang dimasa lalunya, yaitu Elena.

“Berusahalah Triska tapi … aku yang akan menang.” gumam Elena pelan.


To be continued

Dua Cincin Pernikahan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang