Chapter-50

131 9 0
                                    

“Triska … .” 

Panggilan itu membuat Triska menutup matanya sejenak, lalu membukanya kembali sambil membalik badannya dengan cepat. Sudah dipastikan yang memanggil tadi adalah Elena, wanita yang menjadi istri kedua Moza yang saat ini tengah mengandung anak pria itu. Wanita itu menginap dirumah Triska sudah hampir satu minggu lamanya tidak ada niatan untuk pergi, apalagi merasa malu karena harus tinggal bersama dengan Triska. Yang jelas-jelas status Triska sudah lebih jelas daripada Elena.

“Apa? Mau pulang? So atuh, jangan lama-lama tinggal di rumah orang, nggak punya malu ya.” cibir Triska. Elena cemberut, dia mencoba mendekati Triska tapi wanita itu dengan cepat menghindari. “Jangan deket deh, aku nggak suka kamu deket-deket sama aku!! Bilang aja kalau pengen bilang sesuatu. Gak usah deket-deket alergi aku deket sama orang yang sukanya merebut suami orang.” katanya kembali dengan nada yang tidak enak di dengar.

Elena merasa tersindir, dia sedang hamil emosinya mudah sekali tersulut hanya karena masalah kecil. Air matanya tiba-tiba saja menetes mendengar ucapan yang menurutnya sangat menyakitkan. Dia datang kemari untuk memperbaiki apa yang terjadi dengannya dan Triska, setidaknya menjalin hubungan pertemanan dengan Triska seperti dulu lagi. Tapi yang ada Triska menolak Elena dengan mentah-mentah tanpa perasaan.

“Triska aku kesini mau minta maaf, aku nggak bermaksud begitu. Aku bisa menikah dengan Moza itu bukan mau aku.” Elena mencoba menjelaskan. Tapi disini Triska seolah tidak peduli sama sekali.

“Minta maaf kamu bilang? Segampang itu kah Elena kamu minta maaf sama aku?” Triska menaikkan satu oktaf suaranya saat mendengar kata maaf. Sedangkan yang Triska inginkan bukan hal itu, alasan apapun yang Elena ingin katakan itu bukan berarti dia mau menikah dengan Moza kan? Sedangkan Elena tahu kalau Moza sudah menikah dengan Triska selama ini. Tapi apa yang terjadi? “Seharusnya kamu mikir sebelum mengiyakan ajakan Moza. Bukan malah iya iya doang ketika Moza ingin menikahi kamu. Atau jangan-jangan … selama ini kamu iri ya karena kehidupan aku, rumah tangga aku jauh lebih sempurna dibanding kamu sama Rizky? Iya kan? Kamu nggak pernah dapat perhatian, gak dapat kasih sayang, gak pernah diperlakukan layaknya RATU sama suami kamu. Makanya waktu Moza mengajakmu menikah kamu iyain, pengen dijadiin ratu di hidup orang. Eee rajanya suami orang, murahan banget sih!!” 

Elena melemparkan tatapan tajamnya pada Triska yang tiba-tiba saja pergi begitu saja dari hadapannya. Wanita itu seolah mengejek dan juga menghina Elena yang tidak pernah mendapatkan apa yang dikatakan oleh Triska. Selain dia ingin diperlakukan seperti ratu, Elena juga mengincar posisi dan juga kekayaan Moza yang lebih kaya dari Rizky. Yang dimana kehidupan Elena akan jauh terjamin setelah menikah dengan Moza. Tidak peduli kalau dia harus menjadi istri kedua Moza, yang jelas Elena akan menghancurkan Triska seperti yang dia inginkan. Membuat Moza membencinya dan berpisah sesungguhnya dari pria itu. Dan hanya Elena lah Satu-satunya orang yang tinggal dan menetap di rumah ini bersama dengan Moza tidak dengan Triska. 

Mengambil ponselnya, Elena pun tersenyum penuh kemenangan. Dia telah merekam ucapannya dengan Triska barusan dan mengirimkan pada Moza. Tinggal menunggu pria itu pulang dari kantor dan apa yang terjadi dengan Triska setelah itu? Yang jelas kehidupan setelahnya akan jauh lebih menarik ketimbang saat ini. Triska akan menderita seumur hidupnya karena sudah berani berurusan dengan Elena. 

“Kita lihat saja apa yang akan terjadi denganmu Triska. Kamu begitu bangga dengan statusmu yang jelas itu, tapi … akan aku pastikan jika aku yang akan satu langkah di hadapanmu.” gumam Elena pelan dan tersenyum miring.




***


Pulang dari supermarket, Triska terkejut melihat beberapa barangnya sudah berada di depan rumah. Wanita itu menatap Moza yang terlihat marah di depan pintu sambil memainkan ponselnya. Lalu menatap Elena yang tengah menangis di sampingnya dengan suara yang menjijikkan.

“Ngapain kamu keluarin barang aku Mas.” seru Triska tidak percaya.

“Kenapa? Kamu nggak Terima barang kamu aku keluarin semua?” 

“Ya tapi … ,” Triska diam sejenak. Lalu menatap Elena yang terus menangis dengan lebaynya di samping Moza. “Oooo karena wanita ular itu ya kamu bersikap begitu!! Gila ya kamu Mas, lebih percaya orang murahan itu ketimbang istri sendiri.” 

“Jaga ucapan kamu Triska!!” seru Moza sambil menunjuk ke arah Triska. Hal yang sama sekali tidak pernah Moza lakukan selama menikah dengan Triska. Tapi hari ini, dengan lantang dan berani Moza menaikan suaranya dan menunjuk Triska tepat di wajahnya. 

Disini Moza memberitahu apa yang terjadi dengan dirinya. Kenapa dia pulang dari kantor dengan cepat, itu semua karena ulah Triska. Wanita itu kembali mengejek dan menjelekkan Elena dengan tidak terhormat. Elena menangis seharian karena sakit hati dengan ucapan Triska, padahal wanita itu tahu keadaan Elena yang tengah hamil muda. Yang dimana hormon kehamilan bisa membuat mood Elena berubah-ubah dalam setiap detik. Belum lagi Triska juga menumpahkan minyak goreng di dapur, sehingga membuat Elena terpeleset. Untung saja calon bayinya terlindungi, dan tidak terjadi apa-apa coba saja jika tidak. Akan Moza pastikan setelah ini Triska tidak akan bisa lagi melihat Moza di dunia ini. 

“Heh!! Aku memang mengejek dia Mas, tapi aku nggak sejahat itu sampai tumpahin minyak goreng di dapur, bohong tuh dia! Fitnah aku biar aku marah sama aku!!” bela Triska. 

“Aku tahu betul bagaimana Elena, Triska. Dia nggak mungkin bohong sama aku, emang dasarnya kamu aja yang nggak suka sama pernikahan aku sama Elena. Kamu kan nggak mau dimadu, maunya ngajak pisah. Tapi aku nggak mau pisah dari kamu, karena satu kantor tahu kamu istriku yang baik. Kecuali … kamu mau berselingkuh dan mengakui itu semua barulah kita bisa berpisah!!” 

“Cih!!” Triska meludah tepat di hadapan Moza. “Dari awal aku memang udah nggak suka sama Elena. Tapi aku gak sejahat itu harus lenyapin bayi tak berdosa itu. Lagian, wanita mana sih yang rela dimadu?” melipat tangannya di dada, Triska memperhatikan Elena yang langsung diam di samping Moza. Wanita itu tidak mengeluarkan sepatah kata pun kecuali tangisan yang menjijikkan. “Aku nggak akan berselingkuh, aku nggak sama seperti kamu. Harusnya kamu mengakui apa yang terjadi Mas, jika istrimu sekarang itu dua. Atau mungkin … kamu takut jabatan kamu merosot karena kamu punya istri dua? Secara kamu itu terlibat baik dan telat menjadi panutan banyak orang, karena kamu selalu perlakukan aku layaknya ratu. Dan sekarang … .” 

Belum sempat Triska mengucapkan apa yang ingin dia katakan. Moza lebih dulu melempar semua barang Triska hingga di bawah kakinya. “Sekali lagi kamu bilang begitu, jangan salahkan aku setelah ini kamu nggak akan bertemu lagi dengan Naufal. Kamu bisa bertemu dengan putramu setelah kamu berubah sikapmu dan menerima Elena sebagai istriku juga.” potong Moza cepat dan membuat Triska mendelik dengan sempurna.

“Bajingan kamu Mas, tega ya kamu Mas misahin aku sama Naufal. Brengsek kamu Mas, brengsek!!” teriak Triska yang tidak ada gunanya. 

Sejahat itulah Moza sampai melarang Triska tidak bisa bertemu dengan putranya hanya karena Elena? Sampai kapan pun Triska tidak akan mau menerima Elena sebagai madunya, tidak akan mau!!! Tapi … bagaimana dengan Naufal? Apa yang akan terjadi dengan putranya setelah Triska pergi dari rumah ini? 




To be continued

Dua Cincin Pernikahan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang