Chapter-49

237 10 0
                                    

Wanita mana yang mau dan bisa menerima jika dirinya dimadu? Begitu juga dengan Triska, dia menolak dengan keras pada Moza soal itu. Dia tidak mau dimadu, dia tidak suka berbagi dengan  orang lain termasuk suaminya. Jangankan itu, barang saja Triska tidak suka berbagi apalagi mw samping hidup. Dia pikir pernikahan itu sesuatu yang bisa dibuat bercanda? Sesuatu yang bisa dimainkan sesuka hatinya? Sesuatu yang bisa di gonta ganti seperti yang dia inginkan? 

Sedangkan dalam hidup Triska, dia hanya memiliki keinginan dan juga cita-cita untuk menikah sekali dalam seumur hidup. Tapi yang ada Triska malah dipertemukan dengan suami seperti Moza. Mencintai wanita lain dan bersama Triska hanya untuk melanjutkan hidup. Yang Triska tahu dalam rumus cinta, setidak cintanya dia pada pasangannya seiring berjalannya waktu, rasa cinta atau mungkin rasa nyaman itu akan muncul dengan sendirinya. Tapi itu berlaku untuk orang yang mau berubah, orang yang mau membuka lembaran baru. Berbeda dengan Moza yang masuk stuck, menunggu bahkan sampai mengorbankan orang lain sebagai tutup rasa cintanya pada wanita lain. Kenapa dulu tidak menunggu saja? Toh, dia itu pria tidak masalah jika dia menikah dengan usia lanjut.  Apalagi menunggu Elena dan juga suaminya berpisah lebih dulu, bisa saja jika memang Moza mencintai wanita itu. Kenapa juga dia harus melibatkan Triska dan menyakiti wanita yang tidak tahu apapun tentang masa lalunya? Atau mungkin Triska saja yang bodoh, terlalu cinta dan cepat menerima pinangan Moza tanpa memikirkan banyak hal. 

Belum lagi cerita Rizky yang sempat membuat Triska ragu, antara mau percaya atau tidak tapi melihat hal seperti ini rasanya Triska percaya seratus persen. Jika semua ini terjadi karena disengaja. 

Ya, waktu itu Rizky bilang kalau ….

“Aku tidak pernah menikah dengan Elena. Yang menikah dengan Elena itu bukan aku, tapi pake namaku.” ucap Rizky lantang, dan membuat Triska menatapnya dengan ekspresi bengong.

Ini maksudnya apa? Yang Moza ceritakan waktu itu dia bilang jika Elena dan Rizky sudah menikah cukup lama. Elena tengah hamil, tapi sayangnya bayi itu tidak bisa bertahan, apalagi waktu itu sikap Rizky yang kasar dan suka sekali menghajar Elena membuat bayi itu lenyap. Semasa hidupnya Elena tak pernah mendapatkan kebahagian sama sekali, Elena selalu mendapatkan siksaan . Apalagi waktu keluarganya bangkrut dan ibunya meninggal belum lagi ayahnya yang waktu itu tidak tahu keberadaannya dimana. Makanya setelah menikah kehidupan Elena yang menyedihkan membuat banyak temannya merasa iba dan terus membantunya, begitu juga dengan Moza. 

Dari dulu, Elena selalu mengincar Moza. Dia pernah bertemu dengan Moza di salah satu pertemuan penting, waktu itu Elena bekerja sensasi cleaning service disalahin dari restoran. Mengetahui kehidupan Moza jauh lebih beruntung ketimbang dirinya Elena memiliki rasa iri. Apalagi waktu Elena tahu jika Moza sudah menikah, dan kehidupan rumah tangga nya yang harmonis membuat Elena ingin merebut kembali Moza. Dia tidak suka jika ada orang lain yang berdekatan dengan Moza kecuali dirinya. Itu sebabnya melihat Triska diperlakukan bag ratu, membuat Elena ingin diperlakukan yang sama pula. Itu sebabnya kenapa Elena kembali, ya karena dia ingin Moza bukan yang lain.

“Kamu sebagai suami gimana kok sampai istri berbuat seperti itu diam saja.” cibir Triska. 

“Aku nggak menikah dengan Elena, Triska. Yang menikah dengan Elena itu saudara kembarku, Razka namanya.” 

Mata Triska mendelik dengan sempurna. “Apa? Kamu punya saudara kembar?” seru Nisa yang juga ikutan kaget dengan pengakuan Rizky.

Pria itu mengangguk, “Yang menikah dengan Elena itu Razka., yang menerormu setiap hari dengan telepon dan juga foto Elena dan juga Moza itu juga Razka. Dia hanya ingin kamu hancur seperti Elena menghancurkan dirinya. Apalagi Moza juga terlibat dalam hal ini, Moza membuat Razka sulit bergerak. Dia tidak bisa melakukan banyak hal karena Moza, segala bisnis yang Razka bangun hancur karena ulah Moza. Itu sebabnya tujuan Razka adalah menghancurkanmu, agar Moza menyesal. Tapi yang ada bukannya menyesal malah happy banget bisa bareng Elena.” 

Triska mendengus, menatap Rizky tidak percaya. “Jadi selama ini mereka ada hubungan?” 

Rizky menggeleng, detik berikutnya dia pun mengangguk. “Pastinya dari dulu memang Moza yang cinta mati sama Elena. Itu sebabnya Elena kembali dengan rasa cinta Moza untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Dia itu perempuan ular, tidak sebaik yang kamu bayangkan. Aku sudah mengenal dia lebih dekat lagi, dan aku pergi.” 

Triska termenung mendengar hal itu, antara tidak percaya dengan penjelasan itu. Tapi berbeda jauh dengan apa yang Moza katakan sejak dulu. Jika dia tidak memiliki rasa sedikitpun pada Elena kecuali pertemanan. Tapi ini Rizky bukan yang lain, yang dimana Rizky pernah menjalin hubungan dengan Elena. 

“Tris … orang lama pasti akan jadi pemenang apalagi itu Moza. Berjuang sendiri dengan rasa bertepuk sebelah tangan itu sakit, jadi, ketimbang rasa sakit hatimu lebih parah lebih baik lepaskan sekarang. Tidak akan rugi, kamu tidak akan merasakan rugi setelah berpisah dari Moza. Yang ada kehidupan kamu akan jauh lebih baik lagi ketimbang hidup bersama dengan Moza.” kata Rizky.

Dan nyatanya … ucapan itu mampu membuat beban berat dalam pikiran Triska.

Dan sekarang Triska harus berhadapan dengan Elena dan juga Moza, mereka berdua duduk di hadapan Triska dengan wajah tidak bersalah sama sekali. Dada Triska benar-benar sesak, bisa ya Moza bersikap begitu dengan Triska. Apa pria itu tidak memikirkan perasaan Triska sedikitpun? Rasa ingin menangis kembali  tapi sebisa mungkin Triska menahannya agar tidak tumpah juga.

“Ngapain kalian kesini?” tanya Triska pada akhirnya.

“Moza yang ngajakin aku kesini Tris, katanya kamu pengen ketemu aku.” jawab Elena dengan santainya.

Memang ya, wanita tidak punya malu sedikitpun. Mereka ini menikah tanpa seizin Triska, dan sekarang masih punya nyali untuk bertemu dengan Triska? 

“Aku nggak pengen ketemu sama kamu perebut suami orang!! Kamu pikir aku suka kamu disini?” seru Triska yang sudah tidak tahan dengan apa yang terjadi di hadapannya. 

Istri mana yang kuat melihat suaminya bersama dengan wanita lain? Dengan sikap dan juga perilaku yang sama pula? Bahkan disini Triska bisa membayangkan sepuluh tahun yang lalu, dimana Moza yang bahagia ketika tahu Triska menikah. Moza yang siap siaga di samping Triska kapanpun ketika wanita itu membutuhkan. Mengusap perutnya setiap hari, berbicara dengan calon bayinya dan juga memperlakukan Triska layaknya seorang ratu. Tapi sekarang hal itu Moza lakukan persis kepala Elena, bahkan sikapnya pun jauh lebih lembut ketimbang bersama dengan Triska. Tapi … 

“Aku pengen yogurt.” ucap Elena dengan nada rendah.

“Di Kulkas ada yogurt kalau kamu pengen, ada banyak rasa juga.” 

“Itu punya aku Mas!!!” seru Triska yang tidak Terima dengan ucapan Moza yang lebih menawarkan yogurt itu pada Elena. Padahal dia tahu sejak dulu Triska suka sekali dengan yogurt.

“Bagi satu nggak akan buat kamu bangkrut, Tris. Elena lagi pengen.”  

Berdiri dari duduknya, Triska melemparkan tatapan tajamnya. “Apa kamu bilang? Kamu pikir berbagi itu enak? Kamu tahu Mas aku sejak dulu nggak suka berbagi, apalagi berbagi suami!! Nggak rela ya aku makan aku disentuh sama wanita murahan macam Elena!!”  

“TRISKA JAGA UCAPANMU!!!” tangan Moza terangkat, ingin menampar Triska dengan kencang. Tapi yang ada Elena menarik tangan Moza membuat pria itu tak lagi melakukannya.

Triska hanya tersenyum kecil, dia pun melipat kedua tangannya. “Oooo begitu ya cara kamu memperlakukan rumah singgahmu? Merawatnya dengan sempurna dan melindungi dari segala ancaman. Tapi mampu merusak rumah yang sudah kamu tinggalin selama dua belas tahun terakhir. Aku cukup tahu diri, dan aku ingin KITA PISAH!!!!” 


To be continued

Dua Cincin Pernikahan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang