Setelah mendapatkan hasilnya Moza maupun Triska memilih untuk diam. Bayi tabung yang mereka jalani akhirnya gagal, sehingga membuat Triska maupun Moza langsung diam. Mereka memiliki beberapa bulan untuk memulai kembali jika Moza masih ngeyel ingin bayi tabung lagi. Tapi disini Triska memilih untuk menyerah, bayi tabung yang dia jalani cukup menyiksa dan Triska tidak tahan dengan hal itu. Dia meminta Moza untuk tidak memaksa Triska melakukan bayi tabung kembali seperti apa yang pria itu inginkan. Bahkan ketika menyuntikkan sesuatu di tubuhnya Triska berhasil dengan tangisan yang histeris, belum lagi suplemen yang lainnya yang harus Triska telan dengan terpaksa. Pola makan yang benar-benar menyiksa dan meminta Triska untuk tidak memakan banyak hal. Sungguh, hal itu membuat Triska menyerah.
"Tolong jangan paksa aku." ucap Triska akhirnya.
"Jangan paksa kamu bilang? Triska aku pengen punya anak lahir sepuluh tahun setelah melahirkan Naufal kamu bahkan belum hamil lagi. Selama sepuluh tahun ini juga kamu gak KB, kenapa sulit sekali menghamili kamu!!" seru Moza yang terbawa emosi.
"Aku juga enggak tau Mas. Mungkin memang belum dikasih aja."
"Ya makanya biar dikasih cepet, kita yang berusaha. Masa iya mau diem bae, mau sampai kapan? Sampai lebaran monyet juga kalau gak ada usaha nggak bakalan tuh hamil kamunya." cibir Moza.
Siapa sih yang tidak mau berusaha untuk hamil? $ampai detik ini Triska berusaha untuk bisa hamil cepat, dari segi seks dan juga bagaimana bisa cepat hamil pun Triska lakukan. Dia juga banyak sharing dari internet dan juga beberapa video yang dia lihat agar bisa cepat hamil. Dari gaya seks yang benar, sampai bagaimana cara agar cairan dari Moza tidak keluar dengan cepat. Tapi tetap saja kadang Triska masih merasakan jika cairan itu keluar dengan pelan. Apa itu yang menyebabkan Triska tidak bisa hamil?
"Ya jangan gitu dong Mas, aku juga usahanya gak kurang-kurang loh. Capek akan kalau disuruh bayi tabung lagi."
"Capek apanya sih!! Nico udah ngasih hal yang paling gampang, dari suplemen dan juga suntikan yang dikonsumsi juga paling bagus dan mudah. Dan kamu masih bisa bilang capek? Waras gak sih!!"
Ucapan Moza barusan membuat Triska tersentak bukan main. Matanya berkaca-kaca seolah apa yang baru saja Moza katakan cukup menyayat hatinya. Apa selama ini Triska gila, sampai Moza bilang seperti itu? Bukankah selama ini Triska sudah menuruti apapun yang Moza inginkan? Apa Triska tidak memiliki satu kali kesempatan untuk menolak apa yang Triska inginkan?
Dengan hati yang masih sabar, Triska mencoba menjelaskan pada Moza jika semua membuang banyak waktu dan uang. Lebih baik uang untuk bayi tabung bisa digunakan untuk masa depan Moza dan juga kebutuhan yang lainnya. Bukannya tidak mau berusaha, atau mungkin mau pasrah aja. Triska juga mau kok berusaha untuk hamil cepat, tapi kan jika hasilnya seperti ini yang ada tubuh Triska akan semakin melemah. Dan jika dia ingin bayi tabung lagi sudah pasti akan gagal untuk kedua kalinya.
"Bilang aja nggak mau, ribet banget jadi perempuan!! Nggak mau hamil bukan karena bayi tabungnya, udah pasti ada laki-laki lain selain aku di hidup kamu!!" tuduh Moza.
"Kamu nuduh aku lagi Mas?"
Moza menggeleng, mau nuduh dari mana. Kalau semalam saja ada nomor tidak dikenal menelpon Triska beberapa kali dan Triska mencoba mengabaikannya. Moza menawarkan hati untuk menerima panggilan itu tapi dilarang oleh Triska. Sudah pasti orang itu ada hubungan dengan Triska tapi wanita itu mencoba untuk mengelak.
"Demi Tuhan ... kamu gak capek apa nuduh aku terus-terusan!! Kamu itu kenapa sih Mas suka banget nuduh aku yang nggak jelas? Atau enggak kamu yang begitu terus nuduh aku terus?" teriak Triska.
Moza menghentikan mobilnya dan menatap Triska menyala. "Sialan!! Kamu pikir aku laki-laki apaan sampai kamu bilang aku begitu! Yang selingkuh kamu tapi nyalahin orang lain, emang dasar nggak waras kamu itu!! Turun dari mobil aku, bikin sumpek tau nggak!!"
Menganga dengan ucapan itu Triska mencoba untuk membuat Moza sedikit lebih pengertian. Jalanan ini cukup jauh dari rumah mereka, dan Moza meminta Triska untuk turun dari mobilnya?
"Mas ini jauh banget dari rumah!!" seru Triska.
"Punya pacar kan? Kenapa nggak di telpon aja sih suruh jemput!!"
Triska menatap Moza dengan tidak percaya. Setelah pulang dari luar kota dan semenjak Elena kembali, Moza banyak sekali berubah. Lebih berbicara kasar, menekan dan selalu menyalahkan Triska. Entah apapun yang Triska lakukan itu adalah hal yang salah, bahkan ketika Triska melarang Moza lebih memilih berangkat ketimbang berbicara dengan Triska. Mau heran tapi Triska sudah tahu sifat Moza dari pertama kali bertemu. Dan bodohnya Triska masih saja bertahan dengan rasa entah akan Triska sendiri tidak bisa dijelaskan.
"TURUN TRISKA!!" seru Moza dan membuat Triska tersentak.
Mau tidak mau Triska pun turun dari mobil Moza dan menangis. Ada apa sebenarnya dengan suaminya dan kenapa dia tega melakukan hal ini pada Triska?
***
"Enggak tau lagi, mau nangis tapi capek." keluh Triska.
Nisa yang di telepon dan langsung nyamperin Triska pun hanya bisa mengusap punggung Triska dengan lembut. Nisa tidak percaya jika Moza melakukan hal ini pada Triska, yang katanya pria itu sangat mencintai Triska masa iya harus meninggalkan Triska begitu saja di pinggir jalan sambil menangis begini?
"Gimana nggak capek, kamu udah dua jam nangis gak berhenti."
"Terus ini gimana? Dia banyak banget berubahnya."
"Tunggu aja dulu, pacar aku habis ini datang."
Triska mengangguk kecil, dia pun menunggu kekasih Nisa untuk segera datang menemui mereka berdua. Hingga tak lama orang yang mereka tunggu pun datang, dan betapa terkejutnya Triska saat melihat pria yang baru saja turun dari mobil hitam disamping mobil Nisa.
"Itu .... Pacar kamu?" tanya Triska tidak percaya.
Nisa mengangguk. "Rizky namanya, aku baru menjalin hubungan dengan dia dua bulan yang lalu. Dia orangnya baik, pengertian dan selalu ada buat aku."
Triska menggeleng, "Enggak mungkin! Dia itu mantan suami Elena, dia kasar, jahat, suka main tangan. Lebih baik jangan sama dia." seru Triska.
Rizky yang mendengar pun memutar bola matanya malas. "Apa yang kamu dengar, apa yang kamu lihat tidak seperti apa yang terjadi. Triska ... aku bukan orang yang seperti Elena ceritakan. Dan kamu tidak tahu cerita sebenarnya seperti apa! Aku bukan tipe orang seperti itu Triska!!"
Tetap saja Triska tidak percaya begitu saja dengan Triska. Setelah mendengar apa yang Elena dan juga Moza ceritakan pada Triska. Tidak mungkin mereka berdua berbohong pada Triska karena hal ini. Rizky itu jahat, Rizky itu suka main tangan, Rizky itu suka sekali menghajar. Jika tidak mana mungkin Elena sudah seperti orang gila dan sampai kehilangan anaknya?
"Triska kamu tidak tahu siapa Elena dan siapa aku!! Tolong dengarkan aku!"
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Cincin Pernikahan
Romance🚫21+ (Revisi TOTAL!! Judul sebelumnya Dua Cincin) Dalam bayangan Triska Putri Wardani, pernikahan adalah hal yang paling sakral dalam hidupnya. Dia memiliki impian menikah sekali seumur hidupnya dengan orang yang dia cintai. dan hal itu benar terj...