“Haloo Mas … dih ditinggal lagi!!” teriak Triska selang beberapa menit tidak ada jawaban sama sekali dari seberang sana.
Sebenarnya Moza itu kemana, barusan ada suaranya detik berikutnya tidak ada sama sekali. Entah sibuk apa sampai dia harus meninggalkan ponselnya, apa mungkin karena tumpahan kopi di dokumen penting sampai-sampai Triska tidak penting lagi bagi Moza yang khawatir karena tidak ada kabar darinya. Tapi memang sepertinya dokumen itu lebih penting dari istrinya sendiri.
Menutup panggilan masuk Triska mengeluh, perasaannya secara tiba-tiba tidak nyaman, seolah memikirkan sesuatu tapi Triska tidak tahu apa yang dia pikirkan. Pikirannya secara rancu, tidak bisa fokus dengan apa yang ada di hadapannya saat ini. Entah kenapa, tapi Triska merasa jika setelah ini kehidupannya tidak baik-baik saja. Ada sesuatu yang disembunyikan tapi apa? Atau mungkin akan ada hal besar yang akan terjadi dengannya sehingga Triska merasa kalau dirinya terpuruk.
Mencoba untuk mengalihkan pikirannya, Triska memutuskan untuk pergi keluar rumah. Mumpung Naufal masih belum pulang, dan lagi mobil yang sempat diperdebatkan dengan Moza sekarang secara paten milik Triska. Moza tak lagi marah, karena memang belinya mobil itu tidak menggunakan uang pribadi Moza melainkan hadiah. Jadi, secara garis besar Moza tidak memiliki hak untuk marah kembali soal mobil itu.
Mengendarai ke sebuah salon diskon tujuh puluh lima persen. Triska memilih melakukan perawatan dari ujung rambut hingga ujung kaki. Semuanya dia rawat sehingga nanti waktu Moza pulang, Triska terlihat berbeda dari sebelumnya. Entah kenapa rasanya Triska ingin sekali ingin memperbaiki diri seperti Elena yang terlihat cantik.
“Kamu udah lama banget loh gak kesini, ya ampun kangen tau aku sama kamu.” ucap Agatha. Pemilik salon langganan Triska.
Wanita itu hanya mampu tertawa kecil sambil memukul tangan Agatha pelan. “Berapa bulan sih? Terakhir aku kesini rawatan apa ya?”
Agatha tertawa kecil, dia juga lupa kapan terakhir kali Triska datang ke tempatnya waktu itu. Seingatnya, penampilan Triska belum se kucel ini, belum se dekil ini dan sekarang ketika Triska datang ke salon ini seperti penampilannya pertama kali datang ke salon sebelum dia menjadi wanita karir dan menikah dengan Moza. Bahkan waktu Triska bilang sudah tidak lagi bekerja, Agatha adalah orang pertama yang tahu tentang hal itu di hidup Triska. Dan Agatha juga yang memberi saran pada Triska untuk lebih mengikuti apa yang diinginkan Moza. Hanya saja ketika Agatha menyarankan Triska untuk buka usaha dirumah, nyatanya Triska menolak karena Moza tidak mengizinkan sama sekali. Moza hanya ingin Triska sepenuhnya menjadi ibu rumah tangga dan selalu ada waktu untuk Naufal dan juga Moza. Makanya Triska sedikit memiliki keterbatasan untuk melakukan apapun.
“Mau dirubah apa nih? Atau mungkin mau diwarna?”
Triska berpikir sejenak, dia pun menatap pantulan dirinya di cermin besar dan berpikir keras. Secara model Triska masih suka dengan model rambutnya yang ini, meskipun Triska sempat berpikir model rambutnya sangat jadul dan ketinggalan zaman sekali. Sedangkan sekarang banyak sekali model gaya rambut yang bisa membuat penampilan lebih muda dan menawan.
Agatha memberikan rekomendasi potongan rambut terbaru beserta warna rambut yang cocok untuk Triska. Apalagi bentuk wajah Triska yang oval sangat cocok untuk bentuk rambut apapun, dari yang pendek hingga panjang pun juga akan terlihat cantik untuk Triska.
“Aku serahkan ke kamu deh Tha bagusnya yang mana aku ngikut aja.” ucap Triska akhirnya.
Agatha tertawa kecil, dia pun menatap rambut Triska dengan rapi dan mulai memotongnya dengan pelan.
***
Triska benar-benar puas dengan penampilan barunya. Dia mencoba menelpon Moza tapi tidak bisa dihubungi, mengirim pesan dan juga foto pun tidak bisa terkirim dengan sempurna. Tidak mungkin ponselnya habis baterai apalagi data internet? Tapi mau gimana lagi setelah sampai disana habis telepon yang ada nomor ponsel Moza tak bisa dihubungi.
“Mungkin dia sibuk banget kali ya, sampai ponselnya mati.” gumam Triska akhirnya.
Dia pun memilih untuk menyiapkan makan malam, karena sibuk di salon Triska terpaksa menitipkan Naufal pada mertuanya. Yang katanya malam ini mereka akan menginap dan makan malam bersama dengan Triska, setelah tahu kalau Moza pergi keluar kota untuk beberapa hari kedepan.
Berbeda dengan Moza yang lebih sibuk dengan Elena. Malam ini dia menggelar makan malam romantis dengan tema mawar, karena Moza tahu mawar adalah bunga kesukaan Elena sejak dulu. Tak jarang waktu hari kasih sayang Moza selalu memberikan coklat dan juga bunga mawar, dengan harapan Elena bisa peka dengan perasaannya waktu itu. Tapi yang ada tak sekalipun Elena tahu tentang perasaan Moza, dan selalu menganggap jika Moza adalah teman terbaik Elena. Itu sebabnya segala perhatian yang Moza berikan adalah bentuk peduli Moza pada Elena tidak lebih. Makanya Moza selalu menutup rapat-rapat hatinya, dan memilih menganggap Elena sebagai teman. Tanpa Moza sadari jika hal itu membuat Moza mati rasa, dia tak lagi merasakan cinta, dia tak lagi merasa debaran jantung yang pernah dia rasakan pada Elena. Dia tak lagi merasakan bahagia yang sesungguhnya selama hidupnya setelah berpisah dengan Elena. Makanya dengan Trisk, Moza hanya berhutang budi, dia hanya meneruskan hidupnya seperti orang pada umumnya. Memiliki kekasih, menikah dan memiliki anak. Tanpa Moza sadari jika hatinya masih terpaut dengan orang yang dulu, yaitu Elena.
Bersama dengan Trisa, Moza sangat bersyukur bisa hidup seperti orang pada umumnya. Dimana melihat istri sibuk memasak di dapur, menyiapkan sarapan di pagi harus mengurus dirinya dan juga Naufal dengan baik dan layak. Bahkan apapun yang digunakan Moza adalah pilihan Triska yang terbaik, bukannya tidak bersyukur tapi Moza sendiri juga tidak bisa lagi menutupi perasaannya yang menggebu-gebu dan kembali seperti dulu ketika bersama dan bertemu dengan Elena. Karena selama ini Moza sering datang ke rumah Elena bukan untuk memastikan wanita itu baik-baik saja atau tidak. Tapi untuk memenuhi hasrat rindu yang sering Moza rasakan ketika tidak bertemu dengan Elena. Dia juga harus berbohong pada Triska, dengan alasan lembur hanya untuk menghabiskan waktu bersama dengan Elena. Dan sampai detik ini Moza juga belum memberitahu Triska jika yang membelikan rumah Elena adalah Moza. Sungguh, bukannya apa … hanya saja Moza tidak ingin hidup Elena menderita. Itu saja tidak lebih!!
Dan malam ini, dengan makan malam yang romantis dan juga penuh dengan bunga. Moza meraih tangan Elena dan mengecupnya pelan, mungkin jalan dia salah, karena mencintai wanita lain dan menikah dengan Triska. Tapi Moza sendiri juga tidak memiliki pilihan lain selain menjalani apa yang terjadi. Bukannya … yang menikah dan hidup lama belum tentu jodoh ya? Dan Moza menganggap hal itu sungguh-sungguh terjadi dengannya kali ini. Jika dia hidup bersama dengan Triska tapi pikiran dan hatinya untuk wanita lain.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Cincin Pernikahan
Romance🚫21+ (Revisi TOTAL!! Judul sebelumnya Dua Cincin) Dalam bayangan Triska Putri Wardani, pernikahan adalah hal yang paling sakral dalam hidupnya. Dia memiliki impian menikah sekali seumur hidupnya dengan orang yang dia cintai. dan hal itu benar terj...