Chapter-02

234 6 0
                                    

Menatap pengingat di ponselnya, Moza pun menatap ponselnya dengan heran. Terlalu sibuk kerja dia baru sadar jika hari ini adalah hari pernikahannya bersama dengan Triska yang ke dua belas tahun. Itu tandanya dia harus memberi kejutan untuk wanita itu bukan? Padahal pagi tadi dia sudah ingat hari spesial ini.

Jam masih menunjukkan pukul tiga sore, masih ada dua jam lagi untuk dia  pulang dari kantor. Pekerjaanya juga sudah selesai, dan hari ini dia juga tidak lembur. Moza memutuskan untuk pergi dari kantor, dan meminta Mitha sekretarisnya untuk menyampaikan jika, nanti CEO kantor ini menanyakan dirinya dimana.

“Baik Pak nanti akan saya kasih tahu pak Burhan, jika Bapak pulang lebih dulu.” kata Mitha.

“Iya. Terima kasih ya Mitha.”

Setelah mengucapkan hal itu, Moza pun memilih pergi dari kantornya. Tujuan awal, Moza memilih pergi ke toko kue. Kali ini dia tidak bisa memesan kue yang dia inginkan, karena waktunya yang mepet Moza juga lupa akan hal ini karena pekerjaanya yang banyak. Dia pun membeli kue coklat dan juga minta tulisan happy anniversary dan juga lilin angka dua belas. Tak hanya itu Moza juga menambahkan dua mainan kecil sepasang pengantin di atas kue itu. Jika diingat hampir setiap tahun Moza membelikan kue dan juga merayakan hari pernikahannya dengan Triska. Tapi kali ini dia benar-benar lupa dan tidak memiliki konsep apapun untuk memberinya kejutan.

Setelah membeli kue tart untuk Triska. Moza menuju ke toko bunga, dia pun membeli satu kotak bunga mawar untuk istri tercintanya yang sangat menyukai tanaman itu. Bahkan Triska sampai memiliki satu lahan kosong yang dimana isinya hanya tanaman kesukaan Triska. Pernah ada tetangga yang menegosiasi tanaman Triska dengan harga mahal, bukannya dijual wanita itu ngeyel ingin merawatnya hingga esok harinya mati karena tidak dijual. Entah mungkin bunga itu sudah lelah hidup bersama dengan Triska dan memilih mati. Sampai saat ini jika ada orang yang menginginkan bunga dari Triska, wanita itu langsung menjualnya pada orang itu, barulah dia membeli bunga baru dengan uang yang dia dapatkan.

Kembali menaiki mobil, Moza  pergi ke toko perhiasan. Dia pun membeli satu buah kalung simple, karena Triska itu tidak suka apapun yang terlihat mewah dan glamor. Kalung perak dengan permata yang memukai membuat Moza jatuh cinta, dia pun membayangkan betapa cantiknya istrinya memakai kalung berlian itu.

“Totalnya empat puluh juta ya Pak. Mau bayar cash atau debit?”

Moza mengeluarkan kartu debit platinumnya untuk membayar tagihan hadiah itu. Dan setelah itu barulah pria itu memilih untuk pulang ke rumahnya. Dia tahu, jika wanita itu pasti lagi sibuk masak dan lupa akan hari ini.

Membutuhkan waktu empat puluh lima menit, akhirnya Moza pun sampai di rumah. Disana dia melihat Triska yang sibuk dengan tanamannya. wanita itu tidak akan pernah lupa dengan tanaman yang selalu dirawat dalam satu tahun terakhir ini.  Moza turun dari mobil dengan membawa tas kantornya. Tentu saja Triska langsung menaruh semprotan bunga dan langsung menghampiri Moza dan mengecup punggung tangan pria itu.

“Kamu kok udah pulang, Mas. Aku belum masak apapun loh buat makan malam.” kata Triska bingung.

“Nggak papa. Kita makan diluar aja nanti. lagian udah lama juga kan kita nggak makan diluar?” ucap Moza mengusap pipi Triska dengan lembut. “Mandi gih, biar nggak telat. Jangan lupa kasih tau Naufal ya.” ujaranya kembali.

Ah ya masalah Naufal, akhirnya anaknya itu pulang bersama temannya. Triska menelpon Moza dan memberitahu hal itu untuk tidak menjemput Moza di sekolah, karena hari ini Naufal pulang lebih dulu. Para guru ada acara rapat untuk kelas enam, itu sebabnya Naufal pulang lebih dulu hari ini. Ketimbang nunggu Moza yang sampai sore, lebih baik Naufal pulang bersama temannya.

Tersenyum bahagia, Triska pun langsung memeluk pinggang Moza dan mengajaknya masuk ke dalam rumah. Dia akan mandi dan memberitahu Naufal, jika mereka akan makan malam diluar. Lagian kalau dipikir, benar kata Moza sudah lama juga mereka tidak makan di luar dan menghabiskan waktu bertiga di luaran rumah. Apalagi setelah Triska belajar masak, malah jarang lagi keluar rumah jika tidak perlu.

Menatap punggung Triska yang menaiki tangga menuju kamar mereka. Moza berlari keluar rumah dan kembali ke mobil. Pria itu membawa masuk kue dan juga bunga yang sempat dibeli dan dia taruh di meja makan. Sambil menunggu, Moza malah membayangkan wajah ceria dan bahagia Triska dan juga anak laki-lakinya nanti.

Hingga tak lama, orang yang diharapkan pun turun. Triska begitu cantik dengan dress selutut polos berwarna biru muda, dengan tas hitam dan juga flat shoes hitam pula. Sedangkan Naufal dia begitu tampan dengan baju putih lengan panjang dan juga celana selutut yang dipadukan dengan sepatu berwarna putih.

“Mas aku sudah mandi nih, sekarang giliran–” ucapan Triska terhenti ketika dia melihat Moza yang datang ke arahnya sambil membawa kue dan juga bunga. Tentu saja wanita itu langsung menutup mulutnya dengan mata yang berkaca-kaca. “Mas ini–”

“Happy anniversary sayang … hari ini hari pernikahan kita yang kedua belas tahun. Aku harap kamu selalu sayang sama aku, setia sama aku dan juga sabar menghadapi sikapku yang keras kepala ini. Dan aku harap kamu juga tidak akan bosan karena setiap hari, ketika kamu bangun tidur kamu pasti lihat aku.” kata Moza tertawa kecil.

Triska mengusap air matanya, dia pun memeluk Moza dengan erat dan mengecup pipi suaminya itu tanpa malu. “Terima kasih ya Mas, aku nggak tau kalau hari ini anniv kita.”

“Selamat hari pernikahan  ya Bund, Ayah. Naufal berharap kalian sampai kakek nenek nemenin Naufal.” kata Naufal tersenyum.

Triska langsung memeluk Naufal dengan erat. Dia pun mengecup kening Naufal secara bergantian dengan Moza.  Tidak mau menunggu lama, Moza pun meminta Triska untuk meniup lilinnya. lagian lelehan lilinnya juga sudah mengenai kuenya.

“Aku masih punya satu hadiah lagi buat kamu.” kata Moza.

“Apa Mas? Aku belum beli kado apapun loh buat kamu.”

Itu tidak penting, Moza pun mengambil satu tas kecil dan dia berikan pada Triska. Moza juga meminta Triska untuk membuka kado darinya, dengan harapan wanita itu akan menyukai kado pemberian Moza.

Tentu saja wanita itu langsung tersenyum bahagia ketika tahu kado dari suaminya itu. Sebuah kalung perak dengan diamond berbentuk V. Langsung saja Triska minta Moza untuk memasangkan kalung itu di leher Triska.

“kamu cantik banget pakai kalung itu.” kata Moza menatap kalung itu yang sangat indah di pakai Triska.

Wanita itu tersenyum malu sambil memukul Moza. Dia itu lupa atau bagaimana, jika disamping mereka ini masih ada anaknya yang langsung menutup matanya dengan kedua tangannya. Memiliki kesempatan, Moza pun langsung mengecup bibir Triska hingga membuat wanita itu mendelik sempurna. 

“Terima kasih ya Mas atas kadonya. Aku seneng banget, kalungnya bagus. Bakalan aku pakai sih, nggak aku lepas.” kata Triska.

“Bagus deh kalau kamu suka, aku mandi dulu ya setelah itu kita makan malam bersama sambil merayakan anniv kita.” ucap Moza dan membuat Triska tersenyum.

Setelah Moza pergi, Triska pun menatap Naufal dengan bingung. “Beliin kado apa ya untuk ayah?”



To be continued

Dua Cincin Pernikahan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang