PoV Angkasa
Triling!
Ada sebuah pesan dari nomer yang tidak dikenal.
"Assalamualaikum, Apakah benar ini dengan Angkasa?" Tanyanya tiba-tiba di pesan yang baru saja aku baca.
"Waalaikumussalam, Iya benar. Ini dengan siapa, ya?" Tanyaku penasaran.
"Alhamdulillah, ini dengan Bu Asia, guru BP mu dulu pas jaman SMA," jawabnya, yang berhasil membuatku tercengang, karena bisa-bisanya ia dapat nomor hp ku. Ntah dari mana.
Allahuakbar, kenapa aku dipertemukan kembali, dengan makhluk yang satu ini. Sungguh sangat meresahkan sekali, jangan sampai istriku tahu dia mengirim pesan padaku. Kalau sampai tahu, hancurlah riwayatku.
Aku berusaha untuk tidak membalas pesannya. Setelah beberapa menit lamanya. Handphone ku bergetar kembali.
Drrrt! Drrrt!
Kali ini Bu Asia hendak menelpon, tak ku angkat panggilan itu, hingga handphone ku terus bergetar, suaranya terdengar ke telingaku istriku yang sedang mengemasi pakaian. Kebetulan dua hari lagi, kami hendak pergi meninggalkan kota ini.
"Mas, ada yang nelpon, angkat mas," teriak istriku.
"Gak usah, dek. Lagian siapa nomer tidak dikenal!" Jawabku datar.
"Jangan begitu, mas. Siapa tahu penting, angkat saja dulu!" Pintanya husnudzon.
"Iya deh iya."
Ku angkat teleponnya, karena suara itu terus berdering lama sekali, tanda Bu Asia menelepon ku berkali-kali. Ku samarkan suara panggilan itu, karena takut terdengar oleh istriku.
"Assalamualaikum, Angkasa? Bagaimana kabarmu? Minggu kemarin kamu datang kemari ya? Bersama wanita? Wanita itu siapanya kamu Angka?" Cerocosnya tanpa jeda.
"Waalaikumussalam, dia istri aku!"
Tuttt!
Ku matikan panggilan itu. Stres lama-lama aku komunikasi dengannya, tanpa berkepentingan apa-apa.
Drrrt! Drrrt!
Ia menelpon ku kembali.
"Astaghfirullah," lirihku dalam hati.
"Siapa si mas?" Tanya istriku penasaran, seraya langsung menghampiriku yang tengah sibuk menatap layar handphone.
"Gak tahu ah dek, orang gak jelas! Sudah biarkan saja!" Jawabku apa adanya.
"Tapi bukan wanita, kan?" Tanyanya khawatir, seraya duduk di sampingku.
"Bukan, dek. Dia temanku pas jaman SMA," jawabku seraya berbohong, jujur ini kebohonganku yang pertama kalinya.
"Ouh, baiklah mas aku percaya," tuturnya, seraya tersenyum ke arahku.
Deug!
Aku teringat percakapan dulu bersama istriku pas jaman SMA,
***
"Tebak ya, Keen!" ujarku.
Ia sedikit mengangguk.
"Wanita tercantik di sekolah siapa?" Tanyaku seraya menatapnya.
"Bu Asia, kan kata lu dulu," ucapnya yang tengah mengunyah permen karet.
"Namun, setelah ada siswi baru. Bu Asia terkalahkan kecantikannya, Keen," ujarku sejujur-jujurnya.
"Emangnya siswi baru itu siapa namanya?" tanyanya penasaran.
"Mau tau? Nih, gue ada fotonya," tuturku seraya nunjukin kamera depan. Sontak ia kaget, melihat dirinya sendiri yang tengah mengunyah permen karet, hingga premen itu jatuh mendarat, tidak selamat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ukhty Barbar
RomansaBarbarku hanya sekedar hiasan, untuk mendapatkanmu ku hanya menunggu takdir Ilahi.