SANG PELIPUR LARA

304 48 11
                                    

"Brak" suara tumpukan buku di hantamkan ke meja. Nabila sedang lelah, sangat lelah hingga tubuhnya lemas dan kepalanya hampir pecah. Hari ini hampir seharian penuh dia di rumah sakit, menemani pasien yang menjadi objek penelitiannya dan berada di laboratorium bersama para dokter.

"Gini banget ya untuk bisa lulus jadi dokter" Nabila melempar tubuhnya ke kasur dan mencoba memejamkan mata. Dia sedikit terlelap hingga suara adzan magrib membuatnya terjaga.

"Astagfirullah aku kenapa tidur di jam 5an Sik. . Gak boleh seharusnya" dia memukul kepalanya sendiri.

Nabila bergegas berberes dan sholat magrib, tak lupa juga dia mengaji hingga Isyak lalu terus melanjutkan sholat Isyak. Malam ini dia benar-benar tak ingin menyentuh buku atau laptopnya. Dia meletakkan barang-barang itu jauh darinya, waktu untuk memanjakan diri perlu Nabila lakukan untuk membuat dirinya tetap waras.

Dia memainkan HPnya men scroll nama panggilan yang bisa dia hubungi untuk sekedar diajak mengobrol, jarinya terhenti pada tulisan "kak Rony Jelek" itulah nama yang dia sematkan untuk Rony di hpnya. Entah mengapa dia memang jadi salah satu panggilan darurat paling bisa diandalkan saat dia mulai lelah dan butuh teman. Satu panggilan dia layangkan, dan benar tak butuh waktu lama untuk Rony mengangkat telfon dari gadis Aceh yg sudah memikat hatinya itu.

"Assalamualaikum Nab,,".

"Waalaikumsalam, kakak sibuk?" tanya Nabila ragu.

"Gak Nab, baru nyampek rumah dari kantor tadi. Ini lagi santai".

"Vidio call boleh?" pinta Nabila yang tentu disambut oleh Rony. Rony tau benar jika Nabila bersikap seperti ini berarti Nabila sedang lelah.

"Capek ya... Boleh dong, apa perlu aku ke kos sekarang?" tanya Rony.

"Gak lah... Gak usah baru nyampek rumah juga kan pasti capek".

"Ya udah... Kita vidio call" jawab Rony mengalihkan panggilannya ke menu vidio.

"Hei

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hei... Kenapa kok wajahnya kusut, nangis kah?" tanya Rony mendapati wajah Nabila yang terlihat lesu dan habis menangis.

"Kak, boleh ngeluh capek gak.. sekali aja".

"Boleh dong Nab nama nya juga manusia wajar, ada apa.? Ada masalah sama skripsi?" tanya Rony dengan lembut. Low tone Rony tak pernah gagal membuat hati Nabila sejuk.

"Tadi pasien objek penelitian ku anfal. Aku panik, aku kira dia akan tiada. Jujur aku merasa bersalah, kekhawatiran ku tak tulus. Aku khawatir dia meninggal karena skripsi ku belum selesai. Aku benar-benar tak punya hati, tapi sungguh melihat orang lain hampir meregang nyawa di depan ku membuat ku gila kak. Sungguh aku gak sanggup lihat seperti kejadian tadi" Nabila bercerita sambil sesenggukan menangis. Rony tau benar betapa lembutnya hati wanita ini, walaupun mungkin ada ego disana tapi dia tau benar Nabila tulus menghawatirkan pasiennya.

"Nab, mulai sekarang harus mulai belajar lebih kuat dan tegar. Seorang dokter pasti dihadapkan situasi itu, dan kamu calon dokter. Kamu gak boleh lemah, suatu hari nanti kamu pasti dihadapkan dengan situasi dimana kamu harus melihat seseorang pergi. Saat itu tiba seorang dokter harus dengan tegar dan kuat".

CINTA PERTAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang