Masih dengan perasaan campur aduk keduanya mengontrol emosi. Keduanya duduk di lantai menyenderkan tubuhnya pada dinding yang menjadi saksi luka mereka saat itu. Tangis keduanya mereda namun hati dan pikiran mereka bertempur. Nabila melirik Rony yang masih terpejam di sampingnya dengan mata merah dan membengkak. Dia melihat wajah Rony mulai pucat, tubuh Rony juga terlihat menggigil.
"Kak...kakak gak papa?" tanya Nabila melihat Rony pucat.
"Gak usah perduli ma aku" Rony beranjak bangun namun tubuhnya lemas. Nabila segera menopang tubuh Rony membantu Rony untuk duduk di sofa juga membiarkan Rony untuk tidur. Dia tak memiliki baju untuk Rony ganti, karena itu dia segera menelfon Aro untuk membawakan baju Rony. Sembari menunggu Nabila memberi handuk untuk Rony dan membuatkan Rony teh jahe.
"Minum dulu biar tubuh kakak anget" Nabila membantu Rony untuk minum. Rony meneguk minuman itu namun tak sepatah katapun dia keluarkan. Dia hanya diam memakai handuk dan kembali menjatuhkan tubuhnya di atas sofa. Nabila memperhatikan tanpa berani menanyakan apapun.
"Assalamualaikum" suara terdengar dari luar. Nabila bergegas menghampiri suara itu.
"Waalaikumsalam, kakak sudah datang. Kak Rony di dalam bajunya basah, tolong ya kak".
"Kalian gak papa,,? Rony sudah....".
"Kak... Kita bicara nanti aja, aku masih bingung harus ngapain. Tolong ya buat kak Rony tenang di dalem" Nabila menghentikan percakapan Aro. Aro mengangguk setuju dan langsung masuk ke dalam kos menghampiri Rony. Nabila memilih pergi meninggalkan mereka berdua.
"Ron...." sapa Aro.
"Ngapain ke sini?" tanya Rony.
"Nabila nelfon aku, kamu ganti baju dulu. Ini pakaian buat Bu" menjulurkan sebuah tas berisi pakaian.
"Masih perduli dia sama aku?" tanya Rony.
"Kamu ngomong apa...".
"Kamu tau juga?" tanya Rony dengan wajah kesal.
"Sekarang apa penting memperdebatkan siapa yang tau. Kenyataan tak akan berubah Rony, Nabila sudah berkorban demi kamu dan alasan dia melakukan ini hanya satu, melihat kamu kembali sehat".
Rony tertunduk, dia merasa dibohongi namun juga merasa dicintai oleh gadis dari Aceh itu.
"Ron,,, aku tau kalau Nabila berbohong, aku dan yang lain juga minta maaf kalau aku juga menutupi kenyataan nya. Nabila tak punya pilihan saat itu, nyawa kamu lebih penting dari apapun dan kami terikat janji pada Nabila".
"Aku harus bagaimana?" seru Rony lemas.
"Kamu yang tau harus gimana. Coba berfikir lebih tenang, aku tau kalau kamu dan Nabila saling mencintai dan aku juga tau kalau kalian berdua cukup dewasa untuk menentukan apa yang harus kalian lakukan. Sudahlah Nabila masih keluar, kamu cepet ganti baju".
Rony beranjak dan segera ganti baju, dikepalanya seperti benang kusut. Selang beberapa waktu Nabila
datang membawa kotak makanan, dia sengaja membeli makanan untuk Aro dan juga Rony."Assalamualaikum".
"Waalaikumsalam, Nab kamu dah datang"
"Iya, kak aku bawak makanan buat kakak. Kak Aro dan kak Rony makan dulu ya" Nabila menyajikan makanan dengan bersikap wajar. Aro membantu Nabila namun Rony hanya diam dan memperhatikan. Mereka bertiga makan bersama dangan sesekali berbincang, sedang Rony hanya makan dan tak merespon apapun percakapan Nabila dan Aro yang berusaha untuk mencairkan suasana.
"Makasih ya Nab makanannya, ini sudah malem banget. Aku sama Rony pulang ya" ujar Aro. Nabila mengangguk mengantar keduanya keluar.
Rony ikut bersama Aro meninggalkan mobilnya tetap di kos Nabila. Sebelum Rony masuk mobil Nabila menghampiri Rony dan menyentuh lengan Rony lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA PERTAMA
قصص عامة"Beri sedikit keberanian untuk perlahan terbang bebas tanpa mendengar prasangka yg menghimpit dada. Melangkah tanpa resah mendengar bisik yg memilukan. Dan atau duduk tenang tanpa gundah akan desakan banyak hal" Sepenggal kisah tentang gadis yang hi...