Seperti malam yang pasti berujung pagi. Maka gelap hubungan Nabila dan Rony kembali cerah seperti mentari. Setelah kejujuran Nabila hubungan mereka kembali hangat, hati mereka kembali terisi setelah sekian lama kosong. Rumah yang dulu pernah hancur kini kembali dibangun dengan mimpi yang lebih indah.
"Malam ini keluar yuk" sebuah WA mendarat di HP Nabila.
"Aku mau belajar" jawab Nabila.
"Ya udah aku temenin ya, aku ke kos".
"Gak ah.. gak konsentrasi kalau kakak ke sini".
"Ayolah... Aku kangen dah seminggu kita gak ketemu Nab".
"Ya kan kakak ke Bandung. . . Lagian kita masih sering vidio call..".
"Ayolah Nab... Please...🥹🥹"
"Hem...lebay".
"Boleh ya... Aku dah siap berangkat ini".
"Iya..iya.. hati-hati. Gak sholat magrib dulu?".
"Sholat disana, he".
Rony langsung menuju kos Nabila, tak pernah dia sebahagia ini setelah sembuh dari penyakit mengerikan itu. Di jalan dia juga tak lupa membeli makanan dan minuman kesukaan Nabila.
"Assalamualaikum" Rony mengetuk pintu.
"Waalaikumsalam, bentar kak" teriak Nabila. Dia berlari membuka pintu.
"Hallo sayang" seru Rony.
"Ye...Nabila bukan sayang".
"Iya kan Nabila sayang" Rony melirik jahil.
"Ngacok... Gak ya" jawab Nabila melirik Rony kesal.
"Lah..kan cewek aku".
"Sejak kapan?? Gak merasa di tembak atau semacamnya ya".
"Loh... Terakhir kan kamu bilang kita mulai dari awal, kamu juga gak tunangan".
"Tapi kakak gak minta aku jadi cewek kakak ya. Bisa jadi kita mulai dari awal jadi temen" Nabila duduk tak memperdulikan Rony yang terlihat bingung. Saat itu Rony terlihat sangat lucu, Nabila menahan tawa melihat wajah Rony yang terlihat seperti anak kecil.
"Nab,,, kamu gak lagi bercanda kan, masak kurang jelas apa yang ku omongin Minggu lalu" Rony duduk mendekati Nabila yang dengan santainya duduk tanpa ekspresi. Nabila terus bersikap cuek, dia menyibukkan diri dengan tumpukan buku yang ada di depannya.
"Nab...." Rony dengan sengaja mencubit lengan Nabila.
"Astagfirullah kak sakit... Tega banget nyubit lengan ku" rengek Nabila.
"Aku serius Nab".
"Ha...ha... Kakak lucu tauk... Pucet banget tuh muka".
"Nab...." Rony melotot menatap Nabila.
"Ha...ha.. maaf..maaf... Itu kakak bawak apa?" Nabila mengalihkan pembicaraan. Nabila beranjak namun tersentak karena tarikan tangan Rony membuatnya jatuh duduk kembali di dekat Rony hingga keduanya duduk berdampingan tanpa jarak.
"Nab, aku serius deh... Aku gak mau kehilangan kamu lagi" ujar Rony menatap Nabila lembut. Jantung Nabila berdegup kencang, dia kualahan mengatur degup jantungnya hingga wajahnya memerah.
"Nab.. jangan diem aja, jawab".
"Mang siapa yang mau ninggalin kakak, gak ada".
"Beneran ya. . Jadi beneran kita mulai dari awal, kita menjalin hubungan lagi atau kalau perlu kita ke Aceh yuk aku mau melamar mu bisa juga langsung nikah gak papa" ucap Rony penuh semangat dan berbinar.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA PERTAMA
General Fiction"Beri sedikit keberanian untuk perlahan terbang bebas tanpa mendengar prasangka yg menghimpit dada. Melangkah tanpa resah mendengar bisik yg memilukan. Dan atau duduk tenang tanpa gundah akan desakan banyak hal" Sepenggal kisah tentang gadis yang hi...