"Beri sedikit keberanian untuk perlahan terbang bebas tanpa mendengar prasangka yg menghimpit dada. Melangkah tanpa resah mendengar bisik yg memilukan. Dan atau duduk tenang tanpa gundah akan desakan banyak hal" Sepenggal kisah tentang gadis yang hi...
Jakarta selalu mempunyai tempat di hati Nabila. Di Jakarta Nabila menemukan seseorang dan di Jakarta juga dia harus merelakan seseorang. Kini setelah sekian lama kembali ke tempat yang penuh kenangan ini membuat hatinya kembali berdesir, setiap tapak tertoreh kenangan disana. Dia kembali ke tempat kos lama setelah menghubungi Ibu Nia sebelumnya. Bu Nia ternyata masih menerima dia dengan tangan terbuka. Dengan penuh semangat Bu Nia menyiapkan tempat lama untuk Nabila yang sengaja dikosongkan selama ini hanya untuk Nabila seorang.
"Assalamualaikum Bu..." sapa Nabila yang melihat Bu Nia sudah duduk di depan kosnya.
"Waalaikumsalam, Masya Allah anak ibu" Bu Nia berlari memeluk Nabila.
"Apa kabar Bu?" tanya Nabila.
"Baik, kamu gimana nak.. kenapa kamu makin kurus. Duh, ibu kangen. . kamu tau tempat ini ibu kosongin dan setiap Minggu ibu tidur sini biar tempat ini tetap terjaga".
"Masya Allah ibu.. makasih ya...".
"Sama-sama, ayok masuk. Kamu sudah makan, ibu sudah siapin makanan buat kamu".
Nabila menggelengkan kepala kembali memeluk Bu Nia. Bu Nia selalu hangat, selayaknya seorang ibu dia selalu memperlakukan Nabila sebagai anak kandungnya sendiri. Nabila telah mengisi kekosongan hati Bu Nia yang rindu akan buah hati dan begitulah Nabila bisa begitu disayangi olehnya.
Sore tiba, Nabila menghubungi Anggis untuk bisa bertemu dengannya. Selama ini mereka hanya bisa berkomunikasi melalui telfon dan tak pernah bisa ketemu karena kesibukan masing-masing.
"Assalamualaikum Gis..".
"Waalaikumsalam... Aku sudah di Jakarta loh..".
"Serius..kapan balik, kenapa gak bilang?".
"Baru nyampek.. aku di kos lama kok. Kesini lah, udah selesai kan coassnya".
"Siap... Tunggu disana ya sayang...".
"Oke".
Anggis begitu semangat menemui Nabila, tiba di kos Anggis berhambur masuk dan langsung memeluk Nabila erat.
"Kangen....".
"Ya Allah Gis... Aku kangen juga. Gimana?" tanya Nabila.