Hari berlalu, libur tiba dan Nabila menepati janji, setelah 2 hari dia sholat hajat untuk meminta petunjuk atas niat untuk menikah, akhirnya dia semakin yakin untuk segera mempercepat hal.itu. Tanpa sepengetahuan Rony, pagi sekali Nabila berangkat ke rumah Rony.
"Assalamualaikum" Nabila mengucap salam di depan rumah yang begitu besar itu setelah memencet bel. Seorang satpam berlari membuka gerbang mempersilahkan Nabila masuk.
"Waalaikumsalam non Nabila. Silahkan masuk" satpam itu dengan sigap mempersilahkan Nabila masuk tanpa perlu memberitahukan orang rumah. Nabila sudah menjadi nyonya di rumah itu sebenarnya, tapi tetap Nabila sadar jika dirinya masih harus bersikap sopan, jadi sudah sewajarnya dia bertamu dengan sopan.
"Ayah dan ibu ada di rumah pak?" tanya Nabila.
"Ada non, den Rony juga ada non".
"Iya udah.. terimakasih ya Pak" ucap Nabila yang langsung masuk ke rumah. Hatinya gugup namun tekatnya untuk meminta izin melakukan pernikahan bulan depan pun sudah mantap.
"Assalamualaikum yah" Nabila masuk menghampiri ayah yang sedang duduk di ruang tamu sendiri.
"Waalaikumsalam Nabila ... Pagi sekali nak? Ada apa ini? Gak ada masalahkan?" tanya Ayah terlihat panik.
"Gak ayah.. Alhamdulillah gak ada apa-apa" Nabila mencium tangan ayah dan menenangkannya.
"Ibu dan kak Rony mana?".
"Ibu mu masih di dapur katanya mau buat makanan kesukaan Rony, kalau Rony, ayah belum lihat dia keluar kamar. Kayaknya habis subuh dia tidur lagi, dan kayaknya juga gak ada kesibukan di kantor hari ini".
"Oh... Ya udah Nabila ke ibu aja dulu ya bentar, bantu ibu masak terus nanti kita sarapan bareng".
"Iya, sana" ucap Ayah mengelus kepala Nabila lembut.
Setelah Nabila menjadi tunangan Rony, ayah dan ibu Rony memperlakukan Nabila seperti putrinya sendiri. Mereka membiarkan Nabila masuk rumah sebebas yang Nabila mau dan membiarkan Nabila melakukan apapun yang dia mau di sana.
"Assalamualaikum Bu, bibi" sapa Nabila.
"Waalaikumsalam... Sayang pagi sekali ada apa?" tanya ibu. Nabila mencium pipi ibu dan tangan nya.
"Pengen sarapan masakan ibu" jawab Nabila manja.
"Pas banget ibu masak banyak" ucap ibu sambil membereskan makanan.
Setelah semua hidangan masak dan tertata rapi, ibu meminta Nabila untuk membangunkan Rony.
"Sayang, kamu panggil Rony buat sarapan bareng" pinta ibu.
"Iya Bu" Nabila mengangguk lalu beranjak dari ruang makan yang sudah rapih dengan hidangan nikmat masakan ibu.
Di depan kamar Rony, Nabila mengetuk pintu perlahan.
"Kak...kakak bangun... Ibu ngajak sarapan" panggil Nabila yang tak ada jawaban apapun. Nabila sedikit membuka pintunya yang ternyata tak terkunci. Dia melangkah masuk dan mendapati Rony masih terpejam. Rony tak bergerak sedikitpun karen tidur dengan nyenyaknya. Nabila mendekat dia membungkuk memandang laki-laki yang begitu dia cintai sedang terlelap. Dengan senyum yang mengembang Nabila menikmati pemandangan indah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA PERTAMA
General Fiction"Beri sedikit keberanian untuk perlahan terbang bebas tanpa mendengar prasangka yg menghimpit dada. Melangkah tanpa resah mendengar bisik yg memilukan. Dan atau duduk tenang tanpa gundah akan desakan banyak hal" Sepenggal kisah tentang gadis yang hi...