Detik, menit, jam, hari, dan bulan pun berlalu begitu cepat. Kesibukan Nabila dan Rony mulai terasa, setelah sumpah dokter Nabila dapatkan sekaligus memperkenalkan kedua keluarga besar Nabila dan Rony sudah mulai membicarakan tentang acara pertunangan mereka.
"Sayang nanti malam aku jemput ya" sebuah pesan mendarat di HP Nabila.
"Mau kemana? Aku tugas siang kak jadi pulangnya Sampek malem sekitar jam 8 nan" jawab Nabila.
"Gak papa aku jemput sekalian" balas Rony.
"Oke kak" jawab Nabila.
Nabila sudah mulai melakukan magang di Internasional Hospital, Arya yang dulu sebagai mentor kini menjadi rekan kerjanya. Nabila begitu menikmati profesinya, Rony pun juga mulai sibuk dengan kantor yang dia pimpin. Ayah Rony sudah memindah tangankan tugas pada Rony yang memang akan menjadi penerus perusahaan besar milik ayahnya. Kesibukan keduanya mulai menyita waktu mereka untuk sekedar bertemu.
Malam tiba, tepat pukul 8 Nabila segera melepas seragam dan turun menemui Rony yang sudah menunggu di tempat parkir.
"Assalamualaikum bapak Rony" sapa Nabila melalui kaca mobil yang sengaja Rony buka.
"Waalaikumsalam dokter Nabila" jawab Rony yang langsung turun membukakan pintu untuk Nabila.
"Lama nunggu ya?".
"Gak kok, gimana sudah bisa berangkat?" tanya Rony. Nabila mengangguk tersenyum.
"Mau kemana kak?" tanya Nabila penasaran.
"Udah ikut aja".
"Hem... Kakak selalu gitu".
Rony hanya menyunggingkan senyum dan terus fokus menyetir, hampir setengah jam Rony menyetir hingga ke duanya sampai di sebuah toko perhiasan yang cukup besar.
"Ngapain kak ke sini?".
"Nab, sebulang lagi kita mau tunangan. Tapi kita belum nyiapin apa-apa loh" seru Rony. Nabila tertegun, dia sadar kesibukannya membuat dia lupa akan hal penting lain yang juga perlu dia urus.
"Maaf ya, aku terlalu sibuk" jawab Nabila
"Gak papa, aku juga" Rony mengelus kepala Nabila lembut lalu turun dari mobil untuk membukakan pintu Nabila.
"Terimakasih kak" ucap Nabila. Mereka berdua beriringan masuk ke toko besar itu. Di dalam mereka disambut hangat oleh pelayan.
"Selamat malam bapak Rony, kami sudah persiapkan beberapa cincin yang bapak minta" ucap salah seorang pelayan dengan anggunnya membuat Nabila takjub. Sebuah tempat memang menggambarkan penghuninya. Toko dengan kilauan logam mulya, berlian, dan semua ini memberikan kesan elegan bahkan untuk pelayannya yang juga dituntut untuk berpenampilan seindah barang yang mereka akan jual.
"Terimakasih" jawab Rony menarik tangan Nabila untuk mengikuti pelayan itu ke salah satu ruangan yang memang sudah dipersiapkan untuk Rony. Sebuah ruangan kecil namun cukup artistik, beberapa hidangan tersedia dan juga sebuah meja yang diatasnya sudah tersusun rapih cincin dan beberapa perhiasan.
"Silahkan bapak, dan ibu dilihat-lihat, beberapa perhiasan ini limited edition, dan juga ada yang keluaran terbaru" Nabila menatap kagum, dia bingung harus berbuat apa, bahkan sampai kemarin dia tak pernah menyangka jika dia akan masuk ke toko perhiasan dengan pelayanan yang begitu menakjubkan.
"Sayang kamu suka yang mana?" tanya Rony. Nabila masih terdiam memperhatikan sekeliling, dia seperti orang bingung yang tak tau harus berbuat apa.
"Nabila" tegur Rony yang melihat Nabila diam dan hanya memegang tangan Rony erat. Nabila terkejut, dia sedikit menarik lengan Rony untuk berbisik.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA PERTAMA
Genel Kurgu"Beri sedikit keberanian untuk perlahan terbang bebas tanpa mendengar prasangka yg menghimpit dada. Melangkah tanpa resah mendengar bisik yg memilukan. Dan atau duduk tenang tanpa gundah akan desakan banyak hal" Sepenggal kisah tentang gadis yang hi...