Seminggu sebelum acara ospek Rony sedang sibuk bersama anggota BEM yang lain untuk mempersiapkan penyambutan mahasiswa baru. Rony yang tak begitu menyukai acara seperti itu membuatnya hanya sekedar mengikuti alur dan mengerjakan yang menjadi tugasnya tanpa memperdulikan apapun.
"Kok diem aja, udah?" tanya Bang Anton ketua PRESMA saat itu.
"Udah bang.... Ini rekap mahasiswa dah dibagi juga per kelompok sma pendampingnya" Rony menyodorkan beberapa berkas.
"Keren... Thank ya Ron, sorry ngerepotin".
"It's oke. Kan tugas ku juga".
"Kamu pegang kelompok apa?" tanya Anton.
"Kelompok 5 deh kayaknya. Banyak banget mahasiswa sekarang ribet ngebaginya".
"Ya kan dari beberapa jurusan Ron, ini baru kampus A doang. Belum kampus B tuh, aku bingung juga ngurusnya".
"Keren Sik Lo Bang... Bisa ngurus kampus segede ini".
"Next kamu ya Ron".
"Wah...gak sih... Makasih, ini aja dah ribet. Aro aja deh, dia lebih ambisi buat kayak ginian".
"Hem.. Aro prospek Sik... Tapi kamu juga loh Ron, yang suka kamu banyak banget belum lagi pengalaman kamu di organisasi juga lumayan waktu SMA, kamu pinter dan...".
"Udah.... Bisa kita lanjut kerja" lanjut Rony memotong omongan Bang Anton dan langsung pergi dari ruangan sekretariat.
"Tuh anak ya. . . " seru Bang Anton yang mengikuti langkah Rony. Mereka adalah senior dan junior, namun keduanya cukup dekat seperti kakak dan adik.
"Anton Ron tunggu" terdengar teriak Doni anggota BEM yang lain.
"Apaan?? teriak-teriak lagi, dah kayak orang manggil maling" lanjut Anton. Rony tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
"Eh.. aku jadi pendamping kelompok mana? Boleh milih gak".
"Ngincer cewek mana lagi Lo?" tanya Anton.
"Yah.. dah ku bagi. Aku gak tau deh... Jangan diubah lagi ribet Kak" seru Rony.
"Yah... Sini aku lihat" Doni merebut berkas yang dipegang Anton.
"Yah ... Gagal dong" seru Doni setelah membaca hasil rekap.
"Gagal apaan?" tanya Anton penasaran.
"Kelompok 5 ini loh.. Anak FK Nabila Taqiyyah... Ini dah jadi perbincangan hangat dikalangan dosen. Anak Beasiswa FK. SMAnya anak akselerasi, gak main-main lulusan terbaik di Aceh, kalau gak salah juga juara satu OSN tahun barusan" Doni begitu semangat menceritakan sosok Nabila Taqiyyah pada Rony dan Anton. Mereka berdua hanya mendengarkan dan mengangguk.
"Wee.. keren dong. Boleh juga ne cewek" seru Anton.
"Hem... Jangan macem-macem. Anak orang tuh" seru Rony melanjutkan langkahnya.
"Lah.. mang kita mu ngapain Ron, kita kan mau jagain gitu loh. Dia pasti disini gak bareng orang tuanya. Aceh jauh bro. Jadi kita perlu jaga, aset negara itu" lanjut Doni.
"Dikira barang, aset...aset.. manusia tuh. Udah lah.. ayo kerja" Rony terus saja lanjut mengerjakan tugasnya, tapi sejak itu nama Nabila Taqiyyah menempel di ingatannya.
Walau tak seaktif anggota yang lain mendampingi mahasiswa baru, Rony tetap hadir mendampingi mereka. Bedanya dia hanya memperhatikan dari jarak jauh, saat harus berinteraksi dengan mahasiswa baru, dia selalu pasrah pada panitia yang lain. Bahkan hingga hari ke dua, Rony hanya berseliweran tanpa menegur atau menyapa juniornya. Sama seperti pagi ini, hari ke 3 ospek kampus. Rony duduk di pojok aula dan mendengarkan musik menggunakan headset nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA PERTAMA
قصص عامة"Beri sedikit keberanian untuk perlahan terbang bebas tanpa mendengar prasangka yg menghimpit dada. Melangkah tanpa resah mendengar bisik yg memilukan. Dan atau duduk tenang tanpa gundah akan desakan banyak hal" Sepenggal kisah tentang gadis yang hi...