LAKI-LAKI CUEK

442 50 0
                                    

Pagi terlihat padat di jakarta, semua orang melakukan aktivitas masing-masing. Nabila pun juga harus berangkat ke kampus hari ke dua ospek. Dia memilih menggunakan ojek untuk berangkat karena kepalanya yang masih terasa sakit. masih dengan perban di keningnya Nabila menemui Anggis yang sudah duduk menunggu Nabila di pintu masuk kampus.

"Nabila, kepala kamu kenapa?" Anggis terlihat khawatir.

"Gak papa kok, cuman luka kecil kemaren kepentok" jawab Nabila.

"Yakin???".

"Yakin Gis, ayo masuk".

Nabila menarik Anggis masuk, mereka berjalan bergandengan masuk, sudah terlihat banyak sekali mahasiswa dan kakak tingkat yang sedang bersiap. Acara ospek tahun ini terlihat berbeda, mahasiswa lebih dibekali oleh beberapa materi kepemimpinan, dan juga pemaparan tentang kampus. Sampai hari ke dua tak terlihat adanya perundungan antara senior ke junior, mereka lebih terlihat mengayomi.

Semua berkumpul di aula, mendengarkan pemaparan sekilas tentang kampus mereka, tak main-main yang menyampaikan langsung adalah rektor kampus. Beliau masuk dengan wibawa yang benar-benar tak dapat diragukan. Langkahnya elegan dan perawakan yang tegas membuatnya terlihat berkarisma.

"Pantes Kak Alya cantik dan cerdas, ayahnya aja MasyaAllah" bisik Anggis pada Nabila.

"Iya ya, MasyaAllah, ibu kak Alya pasti juga cantik" lanjut Nabila.

Acara berjalan lancar, semua mahasiswa baru diizinkan untuk beristirahat. Seperti biasa, selain mengobrol bersama teman-teman, Nabila, Anggis, dan beberapa teman barunya memilih makan di kantin sekolah. Di lorong menuju kantin Rony, laki-laki yang semalam hampir memenuhi isi kepala Nabila itu lewat di depannya. Dia melewati Nabila tanpa ekspresi, mata keduanya bertemu namun tak ada tegur sapa atau senyum mengembang dari Rony. Nabila sempat akan tersenyum, namun mengurungkan niatnya karena Rony benar-benar terlihat tak perduli. Teman-teman Nabila termasuk Anggis terpesona memandang Rony yang berjalan dengan begitu gagahnya di depan mereka.

"Hem...cuek banget perasaan kemaren ketemu?" gumam Nabila sambil menunduk kesal. Anggis tak sengaja mendengar Nabila, dia langsung memandang Nabila tajam.

"Ketemu?? Maksudnya ketemu siapa?" Nabila terdiam dan kaku bingung akan alasan apa yang masuk akal agar Anggis tak menghujani pertanyaan aneh.

"Hem... Gak ketemu siapa-siapa Gis, udah ayok" Nabila menarik tangan Anggis.

"Gak...kamu bohong. Ayo Nabila.. kamu kemaren ketemu kak Rony?" Anggis tantrum dan tak henti memaksa Nabila untuk jujur.

"Ribet ya temen ku yang satu ini. Astaga, iya...iya... Kemaren ku ketemu ma tuh cowok idaman mu".

"Ha...kok bisa... Duh... Cerita dong Bil, kok bisa. Terus kamu ngapain ma dia?" Anggis terus saja merengek penasaran.

"Ya Allah Gis,,,, apa spesialnya coba cuman ketemu ma dia, heboh bener. Aku gak ngapa-ngapain ma dia. Cuman ketemu doang gak lebih. Dia cuman bantuin ngobatin luka ku doang".

Anggis menarik tubuh Nabila dengan mata melotot.
"Ha...dia Sampek ngobatin luka kamu. Kok bisa sih.... Duh... Gimana rasanya diobatin Rony Bil, terus dia megang kepala kamu dong?, mukanya juga pasti deket banget ma muka mu. Ya Allah Nabila..gimana rasanya?".

Nabila merasa Anggis mulai berlebihan, wajahnya seperti anak kecil yang sedang merengek menginginkan sesuatu. Nabila mengangkat tangannya dan menyentuh kening Anggis.

"Kamu sakit Sik Gis" seru Nabila memalingkan wajahnya lalu tak menghiraukan Anggis. Namun Anggis tetap saja menarik tubuh Nabila. Dia terus merengek meminta penjelasan.

"Nabila,,, ayo ceritanya yang jelas dong".

"Astagfirullah Anggis,,, oke..oke.. jadi iya Kak Rony mu itu megang kepala ku, dia gak punya ilmu sihir kan yang bisa nyembuhin luka seseorang tanpa disentuh. Terus iya mukanya kemaren ada di depan muka ku, cuman mana ku perduli Gis.. kepala ku dah berdarah neh liat kan kamu. Mana sempet aku mikirin gimana rasanya Deket mah tuh cowok, yang ada mah rasanya sakit Anggis sayang, sakit banget" jawab Nabila kesal.

CINTA PERTAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang